28. Keistimewaan Bulan Dzulhijjah

74 13 0
                                    

Rayyan dan Mala sedang berada di salah satu tempat peternakan, mereka sedang melihat-lihat hewan-hewan kurban, seperti kambing, domba dan sapi. Iya, tujuan mereka kemari yaitu untuk membeli hewan yang akan dijadikan sebagai hewan kurban tahun ini.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). [QS. Al-Kautsar ayat 2].

Pada ayat ke-2 dalam surah Al-Kautsar, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW agar mengerjakan shalat dengan niat karena Allah. Begitu juga berkurban dengan menyembelih hewan sebagai ibadah dan sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Dari tafsiran tersebut dapat disimpulkan, bahwa setiap umat muslim harus mendirikan shalat dan melaksanakan kurban. Karena keduanya merupakan cara bentuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

"Sapi yang paling gemuk di sini yang mana ya, Pak Dendi?" tanya Mala pada pemilik hewan ternak.

"Tunggu sebentar."

Mala dan Rayyan dengan sabar menunggu Dendi yang sedang masuk ke dalam kandang sapi. Dendi bersama beberapa orang terlihat mengeluarkan seekor sapi berbadan gemuk dari dalam kandang. Mala sangat terpakau melihat sapi tersebut.

"Ini Cocoa nih, sapi berbulu halus berwarna coklat tua yang beratnya mencapai 1343.5 kg," ucap pemilik sapi.

Mala dan Rayyan speechless. Kemudian, wanita berhijab hitam itu berjalan mendekati Cocoa dan mengusap lembut dahi sapi jumbo tersebut.

"Wah, saya respect sama Mbak. Padahal Cocoa ini sapi yang galak, tapi dia nggak ngamuk dielus-elus sama Mbak Mala," ucap Dendi. "Selama ini saya perlu membayar orang untuk membersihkan dan mengganti tali si Cocoa. Orang tersebut bisa dibayar Rp 1-2 juta."

Sekali lagi, Mala speechless.

"Cocoa, Cocoa, Cocoa, mau kurban bareng aku yah? Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammad wa 'ala ali sayyidina muhammad, kama shallaita 'ala sayyidina ibrahima wa 'ala ali sayyidina ibrahim wa barik 'ala sayyidina muhammad wa 'ala ali sayyidina muhammad, kama barakta 'ala sayyidina ibrahima wa 'ala ali sayyidina ibrahim fil 'alamina innaka hamidum majid." Mala bersholawat dengan tangan yang terus mengelus dahi sapi jumbo tersebut dan matanya berhadapan langsung dengan mata Cocoa.

Rayyan tersenyum simpul melihat istrinya yang sedang mengajak bicara dan mengelus Cocoa serta membacakan sholawat. "Harga Cocoa berapa, Pak?"

"Jadi terus terang, Mas, harganya di atas Rp 200 juta, Mas," jawab Dendi.

"Saya ambil Cocoa."

Ya, Rayyan memilih sapi berbulu halus berwarna coklat tua yang beratnya mencapai 1343.5 kg untuk dijadikan hewan kurban tahun ini karena Mala terlihat begitu senang bertemu dengan Cocoa.

♥ ♥ ♥

Tok! Tok! Tok!

Mala yang semula sedang menonton televisi dengan ditemani camilan ringan, kini memakai hijab instant lalu berjalan menuju pintu utama, ia membuka pintu tersebut yang ternyata ada seorang gadis yang tengah berdiri di depan pintu dengan senyum yang merekah di wajahnya.

Dia Nora.

Baik Mala ataupun Nora sama-sama mengernyit bingung karena sebelumnya mereka belum pernah bertemu. Namun meski begitu mereka tetap tersenyum ramah.

"Ehm, Rayyannya ada?" Nora memulai obrolon lebih dulu.

"Mas Rayyannya lagi ke pesantren," jawab Mala. "Mbaknya siapa? Dan ada keperluan apa mencari Mas Rayyan?"

Basmalah || Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang