Instagram: galeri_jii
Wattpad: Saya_Gamon
Tiktok: galeri_Jii3.Ingin Hidup Dalam Bubble
Seorang remaja berambut sebahu merebahkan dirinya di sofa, ia sibuk memainkan ponsel. Tanpa terganggu dengan bau obat-obatan yang begitu menyengat didalam ruangan tersebut.
"Permisi." Bertepatan dengan menolehnya remaja ke sumber suara, seorang dokter beserta suster dengan membawa nampan berisi peralatan dokter masuk keruangan.
Dokter itu mendekat ke brankar Helena, wajahnya sudah kembali berseri tidak pucat seperti kemaren. Rambut wanita itu bergelombang dengan warna kecoklatan.
Dokter tersebut begitu lihai memeriksa Helena. "Gimana ke adaan Mama gue, Dok?" tanya Aza. Kini dia sudah berada disamping Helena.
Dokter itu mengecek kembali rekapan medis Helena. "Keadaannya sudah membaik, Mba Helena sudah bisa pulang hari ini." Dokter menyerahkan rekapan medis pasiennya pada sang asisten, lalu mengecek detak jantung Helena. "Infusnya juga sudah bisa dilepas."
Helena mendongak melihat sisa infusnya, sebentar lagi infus itu habis. "Lepasin aja infusnya Dok," ucap Helena.
Helena merasa jenuh menginap selama dua hari satu malam dirumah sakit, tapi untungnya di saat seperti ini putrinya selalu menemani. Aza rela bolos sekolah demi bisa menjaga Helena.
Dokter mengikuti permintaan Helena, dokter itu melepaskan infus dibantu suster. "Lia, hubungi om Nico. Suruh om Nico jemput kita." Mendengar perintah Helena, Aza langsung mencari kontak ayah tirinya lalu menghubungi pria itu.
Aza sedikit kesal dengan suami mamanya, pasalnya pria itu sama sekali tidak menjenguk Helena. Jangankan menjenguk menanyakan kabar Helena pun tidak pernah.
"Gak di angkat Ma," terang Aza, panggilan terhubung tapi tidak di jawab.
"Mungkin lagi sibuk, kita pulangnya naik taksi aja." Selalu saja begitu, mamanya selalu berfikir positif. Nico selalu mendapatkan pembelaan.
Itu salah satu alasan Nico percaya diri, percaya diri dengan apa yang dia lakukan. Mau baik ataupun salah, karena dimata Helena pria itu selalu benar.
Ide cemerlang muncul. "Bentar, Lia mau coba hubungi papa." Anak itu mengotak atik ponsel, mencari kontak sang papa.
"Jang-" Belum sempat Helena mencegah, Aza sudah terlebih dahulu keluar ruangan.
Helena hanya bisa menghela napas dengan tingkah putrinya. Tidak berselang lama, Aza kembali dengan raut wajah berseri. Sudah bisa ditebak mantan suami Helena bersedia menjemput mereka.
Aza celingak celinguk. "Dokter, susternya mana?"
"Udah keluar, tadi." Dokter dan suster keluar setelah mereka selesai melepaskan infus Helena. Aza mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE (Hiatus)
General Fiction»»--𝑃𝐸𝑅𝐻𝐴𝑇𝐼𝐴𝑁--«« ❝𝐶𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝐽𝑖𝑖, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑘𝑜ℎ, 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡, 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖 𝑘𝑒𝑡...