Instagram: galeri_jii
Wattpad: Saya_Gamon
Tiktok: galeri_Jii11.Kesehatan Mental
"FUCK!" Darah segar bercucuran dari tangan seorang gadis, silet ditangan kanannya terlepas.
Sakit? Tentu, tapi hanya ini yang bisa gadis itu perbuat disaat emosinya tidak stabil. Psikis anak berusia enam belas tahun itu terganggu, akibat perlakuan Nico.
Dia bukan manusia! Setan, binatang bahkan iblis. Semua itu mampu disematkan pada Nico, pria bejat yang telah melakukan pelecehan terhadap anak tirinya secara berulang-ulang.
Di mana hati pria itu? Apa dia tidak memikirkan bagaimana kesehatan mental anak tirinya, ah sudahlah Nico tidak memiliki hati nurani. Memicu masalah tanpa memikirkan resiko kedepannya.
"Ma, Pa... Maaf, Lia udah gak suci," cicitnya dengan lirih, tidak ada sahutan.
Tembok kamar itu hanya bisa melihat dan menemani kesedihan Aza, tanpa bisa berinteraksi langsung. Akan tetapi, berkat tembok kokoh itu ia mampu berlindung menyembunyikan penderitaannya.
Kamar menjadi saksi betapa menderitanya gadis itu, rambut acak-acakan, kaos dipenuhi dengan keringat serta tetesan darah.
Gue kotor, gue menjijikan. Beberapa kata tersebut terus saja berputar dikepala, Aza mengaggap dirinya kotor.
Tadi sore, ia memang sudah tenang berkat Azhar. Akan tetapi saat malam tiba, pikirannya kembali berkecamuk, kesana kemari mencari ketenangan yang belum bisa dirasakan.
Aza mengambil kembali silet yang sempat terjatuh, mengukir dengan lihai tangan kiri. Menahan rasa sakit akibat benda tajam mengenai permukaan kulit, semakin ia melukis tangannya semakin banyak pula darah segar bercucuran.
Ingin rasanya ia menghilangkan nyawa, hanya saja Aza memikirkan nasib kedua orang tuanya, Helena dan Alif. Bagaiman nanti mereka jika Aza lenyap dari muka bumi, tentu mereka akan sedih.
Entah bagaimana jadinya jika Alif mengetahui putri semata wayangnya dilecehkan, mungkin pria itu akan membunuh Nico saat itu juga.
Se-brengsek apapun Alif di masa lalu, ia tetaplah seorang ayah. Bahkan bertanggung jawab serta menyayangi Aza, gagal membina rumah tangga tapi Alif membuktikan dia berhasil menjadi ayah untuk putrinya.
"Non?" Aza tercengang kala melihat mbok Asih masuk kamarnya tanpa mengetok.
Asih adalah asisten rumah tangga dirumah Alif, jauh sebelum Alif bercerai dengan Helena. Bahkan mbok Asih tahu sejarah terbentuknya malaikat kecil yang kini diberi nama Kanza.
Asih mengetok pintu berulang-ulang, hanya saja pemilik kamar tidak membukakan pintu. Alhasil beliau masuk dengan sendiri, kebetulan saat itu pintu kamar tidak dikunci. Bukannya tak sopan, ia hanya ingin memastikan anak majikannya tak kenapa-napa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE (Hiatus)
General Fiction»»--𝑃𝐸𝑅𝐻𝐴𝑇𝐼𝐴𝑁--«« ❝𝐶𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝐽𝑖𝑖, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑘𝑜ℎ, 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡, 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖 𝑘𝑒𝑡...