Lima bulan kemudian. Kali ini Awan akan sibuk menghadiri acara Ulation di negara Teya Keru utara. Sesuai rencana Raja Dendra, Arik akan hadir juga untuk memancing Succubus keluar dari persembunyiannya.
Suhu udara di kota Bayode–ibukota Teya Keru utara, berbeda di negara Braham. Baru saja turun dari pesawat kerajaan. Kulit Awan terasa dicambuk dengan sinar matahari yang begitu menyengat. Di area parkiran pesawat, Raja Werber menyambut gembira kedatangan pemimpin negara Braham, Raja Dendra.
Dari atas tubuh Awan, aku mengamati sang pemimpin negara ini mengenakan pakaian adat khas benua Afrika pada duniaku.
"Kami senang dengan adanya Raja Cahaya bersama kalian," kata Raja Werber membungkuk hormat, sambil berbahasa Braham secara terbata-bata saat melihat Arik berdiri di sebelah Raja Dendra dan Ratu Kyra.
Seorang wanita berpakaian mewah serupa Ratu Ramonda di film Black Panther dalam Marvel Cinematic Universe pada duniaku, mendekati Raja Dendra, Ratu Kyra, dan Arik untuk memasang kalung bunga-bungaan. Dia adalah Ratu Nanika, istri Raja Werber. Tidak hanya mereka yang dipasangkan kalung, Awan dan keempat sahabatnya turut dipasangkan. Kalau Tiara di sini, pasti dia akan suka dengan kalung bunga-bungaan ini. Sayang sekali dia datang menggunakan pesawat lain.
Aku terkikik geli sambil geleng-geleng kepala saat lanjut membaca kalimat di perkamen. Baru saja ditinggal sebentar, Awan sudah rindu pada wajah dan tangan Tiara yang selalu dia genggam. Hidung Awan menghirup aroma bunga-bungaan dari kalung yang melingkari lehernya, sama persis dengan pewangi badan Tiara.
Mereka pun berjalan bersamaan menuju bandara. Raja Dendra bercakap-cakap pada Raja Werber perihal hubungan peserta tiap negara, dan sedikit-sedikit membahas ingin kerjasama dalam bidang ekonomi, teknologi, dan lain-lain yang membuat pertalian kedua negara itu makin erat.
Ratu Kyra yang memakai busana kerajaan yakni skirt suit warna kuning dengan topi berwarna senada, juga ikut mengobrol asyik bersama Ratu Nanika.
Kemudian Awan bertemu pemimpin pasukan militer negara Teya Keru utara. Zandre Barke. Badannya yang tertutupi busana adat tampak begitu besar dan berotot dibandingkan Awan. Laksamana Valent dan Kepala Polisi Haris yang berbadan tinggi dan berotot juga, masih kalah jauh dibandingkan dengan Zandre Barke.
Perkamen memberitahu jika arti Zandre adalah sebutan pemimpin pasukan militer negara Teya Keru utara.
"Terima kasih sudah menerima permintaan kami perihal kerja sama pasukan kita, Jenderal Awan, Marsekal Fayi, Laksamana Valent, dan Kepala Polisi Haris," kata Zandre Barke, memberikan sikap hormat dan berjabat tangan pada mereka satu per satu.
Aku mendengar mereka berunding perihal militer masing-masing negara.
Jadwal mereka berikutnya adalah makan siang bersama dengan seluruh pemimpin dunia di istana.
Mereka diantar ke istana bukan memakai permadani seperti di negara Braham. Melainkan kereta kuda. Awan berkomentar di pikirannya, bila negara ini sangat menjunjung tinggi namanya kebudayaan tradisional.
Awan dan keempat sahabatnya berbarengan dengan Raja Dendra menaiki kereta kuda. Sementara Raja Werber dan Ratu Nanika meminta Arik untuk ikut bersamanya.
Bergerak menuju istana, di sepanjang jalan, orang-orang terus melambai-lambaikan tangan dan berteriak menyambut Raja Dendra dan rombongannya.
"Jadi kapan kamu menikah dengan Tiara?" celetuk Raja Dendra di dalam kereta kuda yang kulihat begitu luas menyamai kamar tidur.
Aku yang melayang di atas mereka, melihat raut muka Awan bagaikan tersedak tulang ikan. Sempat-sempatnya Raja Dendra membahas hal itu di sini. Awan berasa ingin melompat dari kereta kuda ini saja dibandingkan menjawab pertanyaan Raja Dendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Song of Sky and Darkness ( SERI 1 ) REVISI
FantasyArik Arzian, laki-laki berusia 15 tahun yang tidak sengaja terjebak di dunia lain. Dirinya harus mengalahkan para monster raksasa yang menyerang suatu negara untuk dapat pulang ke dunia asalnya. Tiara Serafina, dirinya diusir dari rumah karena menci...