Tulisan di perkamen menyatakan, bila Arik serasa disengat listrik menyaksikan kedatangan Succubus. Dia membawa Hayvon burung elang beserta pasukan iblis bersayap. Mereka menyerang menyerupai babi liar menghancurkan kebun petani.
Tidak hanya itu, Pak Oza dirasuki asap hitam. Dia menyerang Aland, Takeda, dan juga Hadramiel. Arik berlari cepat mendekatinya. Dia menembakkan laser cahaya pada Pak Oza.
Mata Pak Oza pun memancarkan cahaya merah dan bisa mengeluarkan laser seperti Superman. Kekuatan Arik dan Pak Oza saling bertemu, persis adegan sihir Harry Potter melawan sihir Voldemort di film terakhirnya.
Namun, kali ini laser merah dari mata Pak Oza menang. Arik terjungkal dan mendarat di atas awan layaknya buah jatuh dari dahan pohon. Punggung Arik serasa dilindas mobil. Dia pun berusaha berdiri. Tetapi Pak Oza memukul Arik bagaikan petinju. Dia tidak membiarkan Arik bergerak. Aland dan Takeda mengayunkan tongkat sihir. Lagi dan lagi, Pak Oza menembak laser secara ganas dari mata ke arah mereka berdua hingga terjungkal.
Aku mengamati wajah Arik babak belur dan berdarah-darah. Aku yakin Arik merasa wajahnya seperti tertusuk benda tajam.
"Pak Oza, kumohon sadarlah," lirih Arik lalu muntah darah.
Pak Oza terus meninju Arik seolah dia adalah samsak. Anak itu tidak berdaya oleh kekuatan ganas yang merasuki Pak Oza. Perkamen masih sempatnya membuat kata-kata kalau Arik ingin tertidur, rasanya dia seperti berlari puluhan kilometer tanpa henti. Sebelum pandangannya gelap, Arik dan aku melihat Jenderal Awan terbang menghunuskan pedangnya pada Pak Oza.
Jika Arik pandangannya jadi gelap. Pandanganku berubah jadi putih macam kertas. Usai normal, aku dan Arik berada seperti di ruangan kerajaan yang sudah hancur lebur seumpama terkena gempa.
Kulihat kondisi Arik dalam wujud ini tidak lagi babak belur. Dia juga mampu berdiri seakan menjadi anak kecil yang baru bisa belajar jalan. Di depan kami, Raja Cahaya bertarung sendirian dengan Ratu Bidadari dan para bawahannya. Perutnya dalam keadaan terluka seakan habis ditusuk pisau. Kami mendengar teriakan kencang dari mulut Raja Cahaya.
"Kenapa kau menyegel mereka!"
Gestur wajah Ratu Bidadari seolah ditempel ulat bulu. "Aku ingin kaum iblis itu tidak ada di dunia ini. Mereka selalu membuat kekacauan. Apalagi mereka sudah berani-beraninya berhubungan dengan anakku."
"Tapi mereka tidak bersalah!"
"Bersalah atau tidak bersalah mereka akan tetap membuat dunia kacau. Dunia akan tenang tanpa kehadiran mereka di dunia ini," pungkas Ratu Bidadari ibarat berpidato. "Dan kau, Raja Cahaya. Seharusnya kau tidak ada di sini untuk mendamaikan semua kaum. Tujuanmu itu terlalu kuno."
"Ternyata kau lebih kejam dari iblis-iblis!" Raja Cahaya meringis sakit sembari memegang perutnya.
Ratu Bidadari mengangguk. "Benar, aku memang kejam." Matanya menatap prajurit di samping. "Bunuh dia! Setelah itu kita akan bersembunyi di atas awan dan membangun peradaban lebih maju dari kaum-kaum lain."
Raja Cahaya yang wajahnya terkena noda debu, secara cepat mengangkat perisai ke depan sambil meringis menahan sakit. Muncul cahaya putih yang berputar-putar di depan Raja Cahaya. Dia pun langsung terbang masuk ke sana menyamai melewati pintu tak kasat mata.
Kabur ke mana Raja Cahaya? Pikir Arik yang juga terdengar olehku.
Pemandangan kami berubah menjadi tempat kejadian Arik babak belur oleh Pak Oza. Dia melihat badannya sendiri pingsan di atas awan yang menyerupai kasur empuk. Tak jauh dari badannya, Jenderal Awan bertarung melawan Pak Oza. Si kepala sekolah meloncat-loncat sembari menembak laser dari kedua matanya. Sedangkan Jenderal Awan yang memiliki kekuatan baru, dia terbang menghindar menyamai burung, sambil terus menghunuskan dua pedang di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Song of Sky and Darkness ( SERI 1 ) REVISI
FantasyArik Arzian, laki-laki berusia 15 tahun yang tidak sengaja terjebak di dunia lain. Dirinya harus mengalahkan para monster raksasa yang menyerang suatu negara untuk dapat pulang ke dunia asalnya. Tiara Serafina, dirinya diusir dari rumah karena menci...