"Satu minggu."
Wooseok mengangkat kepalanya perlahan, menatap Ayahnya. "Apanya yang satu minggu?"
"Satu minggu lagi Papa akan dinas keliling Eropa dan itu bisa menghabiskan waktu satu bulan. Jadi kamu punya waktu satu minggu."
"Ya maksud aku tuh aku harus apa dalam satu minggu ini? Kan yang berangkat Papa? Kenapa kayaknya aku yang harus siap-siap? Kan aku gak ikut?"
"Mana itu Mbak Bunga?"
Wooseok makin pusing. "Mbak Bunga siapa pula?"
Jinhyuk maju satu langkah mendekati Wooseok dan berbisik pelan padanya. "Sakura."
"Oh, Sakura?" tanya Wooseok dengan suara agak besar. "Ngapain Papa nanyain Sakura?"
"Sakura pacar kamu kan?"
"Kenapa emangnya?" Wooseok bahkan gak jawab pertanyaan Ayahnya.
"Ya temuin sama Papa sini. Kenalin sama Papa. Kalo cocok langsung nikah."
"Nikah..." Wooseok menghela nafas. "Kenapa tiba-tiba jadi bahas pernikahan?"
"Ya soalnya Papa mau ke Eropa. Kalo di tengah jalan Papa kenapa-napa gimana coba? Gak bisa lihat kamu nikah gimana coba?"
"Ih, nethink banget. Belum juga berangkat, udah kemana-mana aja pikirannya."
"Atau udah putus dari Sakura?"
"Enak aja. Siapa bilang."
"Kalo belum putus ayo besok malam makan malam."
"Sakura lagi pulang kampung, ke Jepang."
Jinhyuk kaget, terus agak mikir gitu. Wooseok bilang Sakura hilang, ya gak literally hilang diculik gitu, tapi tiba-tiba lost contact sama Wooseok. Lah kenapa ini dia bilang Sakura pulang ke Jepang?
"Pulang ke Jepang apa kabur ke Jepang?"
Mantap banget bapaknya si Wooseok memang. Jinhyuk yakin ini bapak-bapak pasti bisa baca pikiran.
"Oke satu-satu," kata Wooseok akhirnya. "Emangnya kenapa, kenapa tiba-tiba bahas pernikahan? Kan Papa mau gawe keliling Eropa? Ya urusin aja itu dulu."
"Soalnya Papa gak tenang ninggalin kamu sendirian disini."
"Gak sendirian padahal, kan ada Jinhyuk nih," kata Wooseok sambil nabok pelan pundak Jinhyuk. "Jinhyuk bisa bantu aku tentang apapun, dimanapun, dan kapanpun. Jadi Jinhyuk udah cukup."
Ayahnya Wooseok menatap anaknya dan Jinhyuk bergantian. "Kamu masih suka perempuan kan?"
Wooseok melongo, gak habis pikir. "Ya jelas lah. Astaga. Maksudnya 'Jinhyuk udah cukup' tuh ya kalau misalnya konteksnya cuma bantuin pekerjaan dan segala rupanya, ya ada Jinhyuk. Ngapain harus melibatkan orang lain? 'Sendirian' disini maksudnya apa?"
"Kamu tau kan apa motto hidup Papa?"
"Emang Papa punya motto hidup?"
"Kim Wooseok!"
Jinhyuk ketawa beneran.
"Ya apa? Apa motto hidup Papa? Aku gak tahu."
Lalu tiba-tiba Papa-nya Wooseok berubah jadi agak serius. "Ada wanita hebat di balik pria yang sukses."
Wooseok agak nerawang gitu. Kayak yang baru pertama kali banget denger kata-kata itu, padahal mah udah sering. Tapi tetap ada sesuatu yang mengganjal setiap kali dia mendengar kalimat itu. Kayak yang, dia gak sepenuhnya bisa menerima dan setuju sama pernyataan itu. Karena nyatanya, dia bisa-bisa aja sukses kayak gini tanpa ada wanita yang terlibat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME IN
Fanfiction[‼️] Membaca = memberi vote. Terima kasih 😊 Cast - Batari (aka Tari) - Kim Wooseok - Lee Jinhyuk - Miyawaki Sakura - Citra (Tari's best friend) - Tari's Dad - Wooseok's Dad Another classic story about a contract marriage and then turning into a rea...