Part 15

20 1 0
                                    

"Jinhyuk."

"Iya... Pak."

"Kamu adalah orang terdekat Wooseok, di dalam pekerjaan atau pun di luar pekerjaan."

Jinhyuk mengangguk. "Betul, Pak."

"Kali ini saya mau ngomong sama kamu sebagai teman anak saya, bukan sebagai partner kerjanya."

Jinhyuk mengangguk lagi. "Baik, siap Pak."

"Kamu... kenal sama istrinya Wooseok kan?"

Jinhyuk menelan ludahnya. "Jelas kenal Pak. Gak mungkin saya gak kenal."

"Sebelum menikah sama Wooseok, kamu kenal sama dia?"

Jelas ini adalah pertanyaan yang membuat Jinhyuk agak bingung. "Sekilas... sekali. Saya jadi kenal benerannya ya setelah mereka nikah."

"Wooseok ketemu dimana sama dia?"

Mampus bisa-bisanya gue harus berhadapan dengan situasi kayak gini lagi. Setelah kemaren diintrogasi sama Tari, sekarang malah sama mertuanya. Resign aja gue kali ya habis ini. Tapi kalau gue resign, anak gue makan apa?

"Kalau kenal dimana, saya gak tahu detailnya. Mungkin Wooseok ikut blind date gitu atau gimana-"

"Kamu yang ngurusin pernikahan mereka?"

Jinhyuk mengangguk. "Iya Pak. Soalnya Wooseok mau buru-buru nikah waktu itu. Katanya dia ditanyain mulu sama Papa nya," Jinhyuk tertawa kaku di akhir. Dari ujung matanya sih Jinhyuk bisa lihat kalau Papa nya Wooseok tersenyum.

"Kamu juga gak tahu pekerjaan Tari itu apa?"

"Saya gak pernah nanya kebetulan. Kayaknya... gak kerja? Maksud saya Wooseok gak izinin dia kerja. Disuruh di rumah aja gitu," sumpah padahal ruangan ini dingin banget karena AC nya kenceng bukan main tapi bisa-bisanya Jinhyuk merasa gerah.

Papa Wooseok mengangguk-angguk. "Kalau yang tentang Sakura bilang tadi, kamu tahu?"

"Yang mana Pak?" Jinhyuk rada kaget.

"Yang katanya Wooseok ngobrol sama orang dari bagian kebersihan."

"Ah... itu, mungkin Wooseok lagi nanya sesuatu sama orang itu? Mungkin ada barangnya yang ketinggalan di ruang meeting?"

Papa Wooseok agak tersenyum disini. Senyum ala bapak-bapak gitu. "Sebenarnya, saya juga melihat itu, melihat Wooseok ngobrol itu. Walaupun gak bisa mendengar isi obrolannya tapi saya yakin banget kalau Wooseok gak ngomongin tentang barang yang ketinggalan di ruangan meeting. Ekspresi Wooseok nunjukin itu semua."

Kim Wooseok, Kim Wooseok. Lo yang berulah, kenapa gue yang diwawancara ya?

"Saya melihat itu semua, bahkan sampai kamu datang nyamperin Wooseok, saya juga lihat."

Berarti dari pagi donk bapaknya Wooseok ada di kantor? Kacau banget anjir.

"Oke," kata Papa Wooseok kemudian, karena Jinhyuk gak kunjung menjawab. Ya mau menjawab apa coba? Jujur Jinhyuk gak mau bohong.

"Besok saya mau berkunjung ke bagian kebersihan."

Sumpah Jinhyuk kaget. Semoga ekspresi kagetnya gak kentara banget. "Ke... kenapa, Pak?"

"Ya... gak ada alasan khusus sih sebenarnya. Tapi setelah melihat Wooseok ngobrol dengan staff kebersihan itu, saya jadi pengen aja gitu menyapa bagian kebersihan."

Menyapa siapa Pak boss? Menyapa menantu anda kah?

"Tapi kalau kamu mau menyampaikan sesuatu tentang rencana saya besok ke atasan bagian kebersihan, silahkan. Jangan sampai mereka menganggap saya melakukan sidak. Nanti mereka mikir yang macam-macam pula. Padahal kan saya mau menyapa aja sebentar. Siapa tahu atasannya mau nyiapin anak buahnya sebelum ketemu sama saya," Papa Wooseok mengakhiri kalimatnya dengan tawa ala bapak-bapak.

LET ME INTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang