17

5.2K 525 12
                                    

.

.

Selamat menikmati.

.

.

Detingan pedang sedang beradu antar kemampuan, Terlihat seorang wanita yang sedang melawan 5 prajurit gadungan di sebuah gang sempit.

Wanita itu terengah-engah, ia sudah mengeluarkan mana dengan sangat banyak, Salahkan saja dengan mananya yang sangat lemah seperti tubuh nya.

"Sial.." umpat wanita itu lalu mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar dengan punggung tangannya.

Ia menggenggam erat pedang batu yang ia gunakan, ia harus bertahan untuk dapat memberikan ibu dan adiknya makan.

Harus.. itu adalah kewajibannya..

Wanita itu bergerak mundur ketika para prajurit mendekatinya, ia dapat melihat seringai dari para prajurit itu.

Ia telah mendengar rumor jika para prajurit kerajaan adalah Prajurit bajingan, Mereka suka memperkosa atau melecehkan anak kecil dan juga para wanita miskin seperti nya bahkan tak segan-segan mengambil paksa uang itu.

"Ini adalah balasanmu karena sudah berani menentang kami" Ucap salah satu prajurit dengan nada meremehkan.

"Cih, Mati saja kau jalang!" Ucap prajurit lainnya lalu menebaskan pedangnya pada wanita itu.

Wanita itu yang melihat tersebut menutup matanya, Tapi bukannya merasakan sakit atau sebuah sayatan tetapi ia mendengar prajurit itu berteriak kesakitan.

"Akkkhh!!"

"Apakah ini adalah kinerja prajurit kerajaan wilayah selatan? Ck, Sungguh menjijikkan."

Wanita itu perlahan mulai membuka matanya dan tatapan nya terkejut ketika ia melihat seorang pemuda yang sedang menjaga nya.

Arnal menatap Para prajurit tersebut dengan jijik apalagi satu prajurit yang sudah ia tebas pakai belati tajam miliknya.

Prajurit lainnya yang melihat tersebut menghilang tekad mereka tetapi ego mereka sudah menguasai mereka sejak awal.

"Seorang anak kecil mending nonton pertarungan orang dewasa saja! Jangan sok pahlawan!" Geram salah satu prajurit

"Anak kecil? Bukankah itu adalah sifat kalian? Sifat kalian bukankah seperti anak kecil yang hanya berani dengan orang yang lebih lemah?" Tanya Arnal dengan seringai nya.

Ia lalu berjalan mundur dan menyenggol Wanita yang sedang linglung, "berbalik" ucap Arnal.

"Ah! ya.." wanita itu membalikkan badannya lalu Arnal memegang punggungnya, Setelah itu terlihat aura mana yang Arnal salurkan kepada Wanita itu.

Setelah beberapa detik Arnal melepaskan tangannya lalu mulai menyerang para prajurit tersebut sedang kan wanita itu yang mulai tersadar, Ia menggenggam erat pedang nya.

Tubuh nya yang tadi sempat melemah dan berat sekarang seakan sangat ringan bagaikan kapas, Wanita itu pun mulai menyerang prajurit itu untuk membantu Arnal.

Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mereka melawan prajurit itu dan saat ini mereka sedang duduk bersebelahan dengan suasana canggung.

...

'sial! Sangat canggung!' Batin Wanita itu.

"Em.. Maaf jika tidak sopan tuan, tapi jika boleh tau.. Nama Tuan siapa?" Tanya wanita itu.

"Namaku, Arnal jika kamu?" Arnal mengulurkan tangan nya

"Berica Atlans, Senang bertemu dengan mu Tuan Arnal" Berica menerima uluran tangan itu lalu mereka berjabat tangan singkat setelah itu melepas kan tangan mereka masing-masing.

"Tidak usah embel-embel tuan, Kita kan rekan" Balas Arnal membuat Berica terdiam.

"Kita bukan rekan!" Tegas Berica sambil menatap tajam Arnal.

"Ya belum.. hah, Yasudah lah aku mau pergi terlebih dahulu, Jaga dirimu baik-baik oh ya- ini ada hadiah sedikit untuk mu, Jangan sungkan aku tidak menerima imbalan." Ucap Arnal santai lalu memberikan sekantong Belanjaan yang di dalam diisi oleh beberapa makanan sekaligus kantong kecil yang berisi uang.

"Sampai jumpa" Arnal dengan sengaja menjatuhkan kertas kecil didalam kantong belanjaan tersebut lalu pergi meninggalkan Berica.

Berica terdiam sambil menatap punggung Arnal, ia yang penasaran akan di dalam kantong itu lalu ia mengambil kantong belanjaan tersebut dan melihat isinya, Terlihat Roti, Sayur-sayuran dll, Tak lupa kantong kecil berwarna coklat yang Berica yakini di dalamnya adalah segepok uang.

Tangan Berica mengambil Kantong coklat itu lalu mulai membuka lilitan nya dan betapa terkejut nya ketika melihat di dalamnya ada banyak koin, Sepertinya lebih dari 20.000.

Mulut Berica terbuka saking kagetnya, ia tidak pernah mendapatkan uang sebanyak ini, paling besar dalam hidupnya hanya 20 koin, tapi apa ini?! Ini sangat banyak!

Tatapannya kosong lalu pandangan nya menangkap secarik kertas yang digulung di dalam kantong belanjaan, dengan cekatan ia mengambil kertas kecil itu lalu mulai membuka kertas itu dengan perlahan.

' Jika kamu berubah pikiran maka temui aku esok di luar wilayah ibu kota di penginapan xxx, oh ya di pinggir roti ada racikan ramuan penyembuh, Aku tau salah satu adikmu lagi terluka maka pakailah itu, kamu terkejut? Haha.. Maka kau harus menemui ku terlebih dahulu, Aku selalu menantiasa menunggu mu, Tenang saja! Dan tetap semangat rekan! -Arnal '

Berica menggenggam erat kertas itu hingga berantakan, sekarang pikiran nya campur aduk, Bagaimana bisa orang itu mengetahui adik nya sedang sakit? Apakah ia harus kembali mempercayai seseorang? Apakah kejadian itu akan kembali seperti masa lalu?

Berica sungguh tidak tau jawabannya. Karena Ia memiliki trauma untuk mempercayai seseorang.. Seorang kakak.. Satu-satunya pahlawan nya.. sekaligus satu-satunya orang yang mengkhianati nya.. dan orang penghancur keluarga nya..

Mengingat kejadian itu membuat Berica memukul aspal berkali-kali hingga membuat tangannya berlumuran darah, sekaligus aspal itu yang sudah hancur.

Setelah kejadian itu Berica bertekad tidak akan pernah mempercayai seseorang bahkan membuat seseorang menjadi rekannya tetapi.. Mengapa dewa memberikan nya pilihan ini kembali?

Berica berhenti meninju aspal lalu ia mengambil kantong belanjaan itu, memasuki kantong berisi uang dan menyimpan kertas kecil itu kedalam sakunya.

Sepertinya ia perlu pulang kerumah terlebih dahulu, ia takut ibu dan adik nya kelaparan.

**

Saat Arnal keluar dari gang kecil tersebut ia dikejutkan oleh sekelompok prajurit yang terlihat lebih berkarisma dari yang tadi.

Arnal menatap mereka dengan bingung,"Maaf.. apa yang terjadi?" Tanya Arnal tak paham.

"Kami diperintahkan oleh pangeran agung untuk menyuruh anda untuk berhadapan dengannya- ukh!" Ucap salah satu prajurit dari belakang Arnal dan karena terkejut dengan Reflek Arnal menonjok wajah prajurit itu, Dan seketika semua prajurit melongo.

"Apa yang baru saja kau lakukan!" Salah satu prajurit berteriak kesal dan hendak menghunus kan pedang nya sebelum ketua nya melarangnya untuk tetap diam.

"Ups.. Maaf aku tadi reflek, Baiklah-Baiklah aku akan ikut kalian, Cukup kalian yang mimpin di depan. Jangan membuat ku Reflek seperti tadi haduh.. tanganku jadi gatel." Drama Arnal, para prajurit menatap nya bingung lalu saling bertatapan setelah itu mereka mengangguk.

Arnal mengikuti para prajurit yang sedang berjalan di depannya, wajah nya terlihat sangat tenang tapi tidak dengan hatinya yang sangat gelisah.

'waduh.. sebaiknya jangan gegabah.' Batin Arnal ketar-ketir.

TBC

Rekomendasi manhwa/manhua bl fantasy dongg semuanya.. hehe.

Cats Sa Psychí - Bl (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang