BAGIAN LIMA BELAS
"Sat, gimana ada kabar dari adek lo? udah malem gini dia belum balik, mau jadi apa coba itu cewe!" Geram Bintang yang sedari tadi sudah menahan emosi.
"Dia pasti balik tenang aja, Tang. Lagipula dia engga akan berani juga ngelakuin hal senekat itu." Ujar Satria tenang.
Sedangkan sedari tadi El merasa khawatir bukan main, karena adik kesayangannya tak kunjung pulang. Dan bisa-bisanya Satria tidak mengkhawatirkan Viona, adik perempuannya.
Disisi lain, di kediaman Aksel..
"Vi, udah malem ayok gue anter balik ya. Nanti gue yang bakal ngomong ke cowo lo sama kakak-kakak lo." Bujuk Aksel dengan lembut.
"Gue takut sel, ntar lo juga udah pasti kena." Lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Udah ayok gausah mikirin gue, yang terpenting sekarang itu elo Vi." Ujar Aksel sembari mengulurkan tangannya untuk mengajak Viona pulang.
Akhirnya Viona mengiyakan ajakan Aksel, ia berjalan menggandeng tangan Aksel mengikutinya masuk ke dalam mobil.
Sesampainya di rumah Viona, ketiga lelaki yang sedari sedang menunggu kepulangannya pun bergegas menghampiri suara mobil yang terparkir di depan rumahnya.
"Bagus ya jam segini baru pulang, dianter cowo lain. Mau jadi apa lo?!!" Hardik Bintang dengan emosi yang meluap-luap.
"Santai bang, gausah pake emosi gitu. Dia cewe jangan kasar dong." Ujar Aksel dengan nada yang sedikit meninggi.
"Siapa lo? Gausah ikut campur, dia cewe gue!" Teriaknya tak mau kalah.
El yang melihat keributan berusaha untuk melerai keduanya, terutama Bintang yang sudah emosional sekali. Sedangkan Satria acuh tak acuh melihatnya, karena ia merasa sudah tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Disisi lain, Bintang memang salah karena sudah bersikap seperti itu tetapi, Viona juga salah karena diposisi sedang ada masalah malah kelayapan dan pulang malam-malam bersama cowo lain.
"Udah Tang, tahan jangan emosi terus. Dan lo mending balik, thanks udah nganterin ade gue balik." Ujar El sembari membawa Bintang masuk ke dalam rumah, disusul oleh Satria dan Viona.
Aksel pun pergi meninggalkan kediaman Viona dengan rasa khawatir, karena ia takut Viona kenapa-kenapa. Ia pun melaju dengan mobilnya pergi menuju kediaman Fahri untuk menenangkan diri sembari bercerita soal masalah Viona.
"Mau jadi pelacur lo pulang malem begini dianter cowo lain? lo belum jawab omongan gue barusan!" Bentak Bintang pada Viona.
Viona yang sudah muak mendengar kalimat-kalimat yang di lontarkan oleh Bintang membalasnya dengan penuh emosi. "Iya gue pelacur, puas lo?! Benci gue sama lo, cowo macam apa lo berani semena-mena sama gue. Siapa elo? Ngatur-ngatur hidup gue. Bajingan!" Teriaknya.
Viona berlalu meninggalkan Bintang menuju ke kamar dan mengunci pintu kamarnya.
"Tang, please jangan kasar sama Viona. Gue kakaknya engga pernah ngomong kayak gitu ke dia, lo juga Sat. Jadi orang paling tua bukannya menengahi malah diem. Kecewa gue sama lo." Ujar El sembari berlalu ke kamar Viona.
"Sorry Tang, gue juga bingung. Lo berdua sama-sama salah, gue engga tahu mesti gimana. Tenangin aja diri lo dulu. Habis itu lo baru temuin Viona lagi, selesain dengan kepala dingin."
"Iya Sat, gue juga nyesel udah se-emosi itu sama Viona. Gue kelepasan, gue engga terima juga liat dia pulang-pulang sama cowo lain." Ujar Bintang dengan penuh penyesalan.
Tak lama kemudian Bintang mendapatkan telepon dari seseorang, ia pergi menjauhi Satria untuk mengangkat telepon tersebut.
"Ribut lagi sama Viona? Why?" Ujar seorang wanita disebrang telepon.
"Iya, gue kelepasan. Gue juga liat dia tadi dianter pulang sama cowo, apa engga emosi gue?"
"Iya sih gue ngerti pasti lo cemburu kan ditambah lo lagi ada masalah juga. Kesini aja kalo lo butuh temen cerita, gue siap ngedengerin dan ngepuk-puk elo."
"Thanks yaa, gue kesana sekarang."
Kayaknya ini cerita diupdate dua tahun sekali deh😅 maafkan mimin yang sibuk sampe lupa punya cerita hehehe. Makasih yang udah baca, maaf kalo gaje.
Next?

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kau Dan Dia
RomanceKadang kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Rindu, awalnya aku rindu dirimu yang telah lama pergi dari hidupku. Tapi,ternyata seiring berjalannya waktu aku merasa sudah cukup dengan semua ini. Kau tak perlu kembali,karna aku suda...