10. ∞ Matahari Terbit ∞

2K 164 1
                                    

Tepat sekali Cio sedang berada di parkiran. Tanpa pamit pria itu segera mengeluarkan kendaraan nya dan meninggalkan teman-temannya disana.

Dari jauh Cio melihat seorang gadis yang berdiri di tepi jalan, dia adalah Shena. Shena memang meminta tolong pada Cio untuk menjemput nya. Shena sedang pulang dari rumah Adele, tadinya dia ingin menginap namun ada pertengkaran kecil di antara mereka yang membuat Shena memutuskan untuk pulang. Namun hari sudah semakin larut, kuota gadis itu juga sudah habis. Dia tidak bisa memesan taksi online, dan satu-satunya ide yang melintas di otak nya adalah menelepon Cio. Dan seperti dugaan, dengan cepat pria itu menghampiri Shena.

"Lo darimana? Ini udah malam, kalau ada orang jahat gimana." Cio kini sudah berdiri di samping Shena dan meminta gadis itu untuk naik ke atas motor nya.

"Dari rumah Adele. Gue ada masalah sama dia." Shena menerima helem dari Cio dan segera naik.

Di perjalanan keheningan mulai menguasai perjalanan mereka. Tiba-tiba Shena melingkar kan tangan nya di perut Cio, membuat pria itu sedikit tidak nyaman. Shena juga menyenderkan kepala nya pada punggung Cio.

"Gue rindu banget sama Lo."

Cio berusaha melepaskan pelukan Shena. "Pegang sewajarnya aja, Shen. Gue gak nyaman."

Shena mengangguk dan memilih untuk memegang jaket Cio. Setelah dua puluh menit di perjalanan akhirnya Cio dan Shena sudah sampai di rumah gadis itu.

"Makasih yah, maaf kalau gue merepotkan Lo malam-malam." Shena menyerahkan helem nya kepada Cio, Cio mengangguk dan menerima helem itu. Pria itu ingin segera pergi namun Shena menahan tangan Cio.

"Gue mau ngomong sesuatu yang sangat penting, bisa matiin motor Lo bentar."

Cio menarik nafas dalam-dalam dan membuang nya kasar, seperti yang Cio sebutkan tempo hari. Dia selalu sensitif jika berada di dekat Shena, pria itu membuka helem dan mematikan motornya. Kini posisi nya berhadapan langsung dengan Shena.

"Gue mau jujur soal biaya rumah sakit, gue gak mengeluarkan sepeser pun biaya saat Lo masuk rumah sakit. Tapi, semua itu dibayar Om Bambang. Dia minta gue buat bohong, dan bilang kalau Lo tahu yang membayar semua biaya rumah sakit adalah Om Bambang Lo pasti marah besar. Karena Lo pernah bilang kalau Lo nggak pernah mau menerima uang dia, tapi hari itu Om Bambang bilang kalau Lo udah jauh berubah, bahkan Lo gak pernah balikin setiap uang yang dia kirim bahkan Lo juga udah manggil dia dengan sebutan Papa dan manggil Tante Lita dengan sebutan Mama. Jadi, hari ini gue berpikir. Gak ada salah nya kalau gue jujur."

Cio tersenyum sinis, begitu sombong nya Shena saat dia di rumah sakit. Bahkan perkataan Shena hari itu membulatkan tekad Cio untuk segera mengembalikan uang gadis itu. Tapi, ternyata itu adalah sebuah kebohongan.

"Terus mana uang gue?"

"Hah?" Shena gelagapan ketika Cio tiba-tiba bertanya soal uang yang tempo hari diberikan Cio kepadanya.

"Kalau yang bayar biaya rumah sakit adalah bokap gue, itu artinya Lo nggak ngeluarin uang kan saat gue masuk rumah sakit. Jadi sekarang gue minta Lo balikin uang yang kemarin gue kasih."

Shena di buat syok dengan perkataan Cio. Kenapa pria ini tiba-tiba begitu perhitungan. "Hmm ... Kasih gue waktu yah. Soalnya uang Lo, gue pake buat servis mobil."

Lagi-lagi Cio tersenyum sinis. Apa yang terjadi dengan Cio yang asli, kenapa dia mencintai gadis seperti Shena yang menurut nya tidak memiliki sisi spesial selain wajah cantik nya. "Ambil aja, anggap aja itu sebagai rasa terimakasih gue untuk semua yang pernah Lo kasih buat gue. Supaya gak ada rasa hutang budi di kemudian hari, gue pulang."

Cio memakai helem, menghidupkan motor dan segera meninggalkan komplek perumahan Shena.

Sesampainya Cio di kos, matanya menyipit tat kala melihat dua gadis yang duduk di depan pintu kamar kos  nya. Kedua gadis itu tampak bersandar dan sesekali menguap. Cio geleng-geleng kepala dan tersenyum kecil, kedua manusia itu seperti gembel disana.

CLARITY [TRANSMIGRASI BOY] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang