1.Kemarahan

87 13 0
                                    

Sebelum kalian baca, jangan lupa vote and komen sebanyak banyak nya yapss... Oke deh selamat membaca👋👋



(Bila ada kata² kasar mohon untuk dicermati dengan baik 🙏)

"Non.. Non Ara, bangun non" teriak wanita paruh baya, sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar gadis yang sedang tertidur di dalamnya.

Hening. Tidak ada sahutan sama sekali didalam kamar itu.

"Non, non Ara bangun non" Teriak kembali wanita itu.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok gadis cantik dengan rambut panjang yang tergerai lurus sepunggung.

"Iya Bi, Ara udah bangun kok" ucap gadis itu

"Oalah, udah bangun toh, ya sudah kalau gitu non turun ke bawah sarapan, terus berangkat sekolah deh biar gak telat" ucap wanita itu.

"Siapp, laksanakan" sembari tangan nya di letakkan di atas alis membentuk tanda hormat.

"Ya sudah, bibi tinggal ke bawah yah" ucap nya, dan langsung diberi anggukan oleh Ara.

Yapss... Namanya Ara, nama lengkapnya Vania Quenby Arabella Biasa dipanggil ara, umurnya sekitar 18 tahun,dia kelas XII,di SMA lengkara jaya, gadis cantik bernama ara itu, kini tengah turun untuk menyantap sarapan paginya.

°°°

"Pagi Bi" sapa ara kepada asisten rumah tangga nya itu.

"Pagi juga non ara" ucap Bi Asih. Bi Asih ini sudah bekerja cukup lama di rumah keluarga Renald. Dan Araa sudah menganggap Bi asih seperti ibu nya sendiri

"Masak apa nih Bi?" Tanya Ara

"Ouh.. ini? Bibi lagi masak tumis kangkung, ayam pedas manis, sama sayur lodeh." Jawab Bi asih

Dan ara hanya ber- oh ria saja
"Ya sudah, non ara duduk saja di meja makan, bibi mau siapin sarapan nya dulu" tutur Bi asih, dan langsung diberi anggukan oleh sang majikan.

Saat Ara hendak duduk, tiba² terdengar suara bentakan yang begitu keras, sampai menggelegar seisi ruangan.

"DARI MANA SAJA KAMU SEMALAM" bentak pria yang baru saja datang dari arah tangga

Ara pun menunduk sambil sesekali tangannya ikut bergetar.
"A-ara, Ara semalam, habis ngerjain tugas kelompok pah" jawab ara yg sejak tadi ketakutan

Renald juniarsyah, pria yang berumur sekitar 38 tahun, pria tampan dan begitu gagah nya, yang membuat wanita mana pun akan terpesona melihatnya. Bagaimana tidak? Kulit putih bersih, mempunyai tubuh badan tinggi serta otot-otot yang begitu sempurna. Renald juniarsyah adalah pengusaha yang sukses yang memiliki beberapa cabang.

"ALASAN !!!"

Plakk

Pria itu menampar pipi kanan ara, sehingga kepala gadis itu menoleh ke samping.

"SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG, JANGAN KELUYURAN, DIAM DIRUMAH, BELAJAR, BILA PERLU KAMU BANTUIN BI ASIH MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH" bentak Renald dengan amarah yang sudah menggebu- gebu

Kepala yang tadinya menunduk kini mendongkak, dan mempertemukan manik mata antara ayah dan anak.

"Bukannya itu pekerjaan Bi asih, kenapa harus ara yang kerjain?"

"APA GUNANYA PAPA MEMBAYAR PEMBANTU, KALAU PEKERJAAN RUMAH SAJA ARA YANG KERJAIN HAHHH!!!" sentak ara

"JAGA UCAPAN KAMU" bentak Renald, yang kemudian dia menarik kerah baju ara, Lalu membenturkan kepala gadis itu kesudut meja. Tidak hanya sekali, namun beberapa kali. Hingga kepala ara mengeluarkan cairan kental berwarna merah dan bau anyir menyeruak di sekitar ruangan.

Bi asih yang melihat kejadian itu pun hanya bisa diam dan menangis. Mau menghentikan pun dia tidak bisa, karna dia sadar bahwa dia disini hanya seorang asisten rumah tangga.

"A-ampuunnn pah" gumam ara, sembari terus memegangi kepalanya yang terus bercucuran darah

"ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG, SAYA SUDAH MENYEKOLAHKAN KAMU DISEKOLAH YANG MAHAL!!! TAPI CARA BICARA KAMU SEPERTI ANAK YANG TIDAK DISEKOLAH KAN" tekan Renald

Ara berdiri lalu tersenyum dan sedikit terkekeh mendengar penuturan sang ayah.
"Sekolah tidak mengajarkan cara berbicara, tapi orang tua lah yang harus mendidik cara berbicara anaknya"

" TAPI APAKAH ANDA PERNAH MENGAJARKAN SAYA UNTUK BERBICARA SOPAN" ujar nya

Hening. Tidak ada yang mengeluarkan suara, kecuali suara dentingan Jarum jam yang sejak tadi terus berbunyi.
"Diem kan, berarti bener kan ucapan ara? Semenjak mama meninggal papa gak pernah ngelirik ara sedikit pun, papa suruh Ara berbicara sopan, tapi papa sendiri gak pernah ngomong baik-baik sama ara." Ucap ara mengeluarkan seluruh isi hatinya

"PAPA LEBIH MENTINGIN PEKERJAAN PAPA, DARI PADA MENTINGIN ANAK SENDIRI." Bentak ara

"Bermain-main lah denganku dan akan ku ukir sesuatu ditubuh mu agar tampak lebih indah" bisik Renald dengan amarah yang sudah tak tertahan kan lagi. Ia pun mengambil vas bunga yang ada di meja kecil, Lalu melemparkan vas bunga itu dikepala ara.

Prangg

Mendengar suara benda jatuh, Bi asih pun langsung melihat keruangan tengah, dan benar saja disana sudah ada ara yang tergeletak di lantai dengan darah yang terus mengalir.
"Urus anak ini" ucap renald kepada Bi asih

Bi asih pun mengangguk meng- iyakan ucapan tuan nya itu, Bi asih langsung menghamburkan pelukan kepada ara yang tak sadar kan diri

"No-nn.. Maafkan bi asih non, maaf karna bibi gak bisa nolongin non ara disaat non ara disiksa oleh tuan"

" sekarang bibi harus apa non?? Bibi bingung" pecah tangis bi asih

Akhirnya Bi asih memutuskan untuk menghubungi teman-teman ara. Dan tertera di sana ada nama Alleta zeffana kirania, lalu biasih menghubungi nomer itu dan langsung membawa ara kerumah sakit.

 Dan tertera di sana ada nama Alleta zeffana kirania, lalu biasih menghubungi nomer itu dan langsung membawa ara kerumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visual
-vania Quenby Arabella-

Oke gays tenang², ini baru awal kok jadi emang rada gak nyambung, tapi maklumi aja lah yah namanya juga pemula,ouh iya kalau ada typo tandain aja yah, jangan lupa pencet bintang nya yah.. oke deh segini dulu yah.. Babay👋👋

Gadis Pecinta HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang