26.Menyucikan Diri

26 1 0
                                    

Hai gays seperti biasa aku menyapa kalian, apa kabar gays? Semoga baik baik aja yah ☺

Untuk part ini, aku gak munculin tokoh ara ataupun keluarganya karna dipart ini khusus untuk keluarga azam saja

Happy Reading gays


لا تر درا عين عينا إذ احب قلب قلبا
-Sepasang mata tidak akan melihat kekurangan, jika sebuah hati sudah menetap dengan cinta-

Azm Nthn Alzdan••


"Shalawatullahi tubarikuhu, Shalawatullahi
tubarikuhu....." Seru seluruh santri maupun ustadz dan ustadzah yang ada di sana

"Mala'adunya bil Anwari"

"Alhijrotu rihlatu hadina, hamalal islamaalana Diina, Alhijrotu rihlatu hadina hamalal islamaa lana Dina"

"Fasamullahi 'alaal Haadii walkaunu yuroddidu aaminaa" lanjut mereka dengan suara lantang nya tapi dibarengi dengan tangisan yang tertahan di dalam hati mereka

"Alhamdulillahirobil'alamin, semoga kita selalu diberkahi oleh ridhonya Allah SWT, saya ustadz Fadhil Abimana rahagi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua santri, ustadz dan ustadzah yang ada disini terlebih kepada kiyai Aslam dan nyai Riska"

"Malam ini saya menutup acara ini dengan lontaran yang mungkin sedikit mengejutkan bagi santri yang masih belum tahu, malam ini saya akan memberi tahukan kepada kalian bahwasanya saat ini juga tepatnya selepas acara ini selesai saya sudah tidak ada lagi berada disini"

Hampir semua santriwan maupun santriwati terkejut mendengar nya, mereka membelalakkan matanya terkejut mendengar apa yang baru saja ustadz Fadhil katakan, Memang mereka disatukan dilapangan pesantren tapi dengan pembatasan antara laki laki dan perempuan

ustadz Fadhil dikenal dengan ustadz yang ramah dan baik hati oleh semua santri, memang semua ustadz pun baik, tapi Dimata mereka salah satu ustadz terbaik adalah ustadz Fadhil Abimana rahagi

"Saya keluar dari sini bukan tanpa alasan, memang saya keluar dari pesantren ini sebab satu alasan, Karna saya akan menikah dengan salah satu perempuan yang in syaa Allah akan saya bimbing sampai ke depannya, tadinya saya akan merencanakan pernikahan saya dipesantren ini saja, namun ada satu konflik yang menyebabkan saya harus keluar dari pesantren ini"

"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada santri² maupun ustadz dan ustadzah, dan terlebih lagi kepada kiyai Aslam dan nyai Riska, saya benar benar mendapatkan banyak ilmu dipesantren ini, terimakasih semuanya, in syaa Allah nanti setelah saya menikah, saya akan rajin untuk menemui kalian disini dan membawa istri saya kelak" jelas ustadz Fadhil panjang lebar menjelaskan secara rinci mengapa dia keluar dari pesantren

Tak berselang lama ada satu santriwati yang mengangkat tangannya menandakan ingin bertanya sesuatu, ustadz Fadhil melihat dengan kepala sedikit menunduk

"Yah, ada yang ingin ditanyakan?" Ujar ustadz Fadhil kepada santriwati yang mengangkat tangan nya itu

Santriwati itu mengangguk "siapa perempuan yang akan ustadz nikahin itu? Apa kami semua mengenalnya?" Ucap lantang santri itu dengan suara yang sedikit keras agar terdengar kedepan sana

Gadis Pecinta HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang