20.Perubahan sikap

33 9 0
                                    

Haii gays apa kabar? Semoga baik baik aja yah ☺️

Absen dulu gak nih?

Ouh yh kalian baca ini sambil ngapain? Komen dibawah yh

( Bila ada kata² kasar mohon untuk dicermati dengan baik🙏)



Sesampainya didepan pintu kamar yang ditempati oleh Ara, Vano terdiam sejenak melihat kaki Ara yang saat ini tengah dijahit oleh sang perawat yg di bayar nya untuk menjaga Ara.

"Ra" lirih Vano memanggil yang didalam

Ara melihat ke arah pintu dan menemukan pria dengan seragam sekolah lengkap sedang berdiri dan sepertinya sedikit melamun

"Hmm?" Lirih Ara sembari mengangkat alisnya seolah menanyakan ada apa

"Ra Lo gak papa?" Ujar Vano khawatir hingga tergesa-gesa menghampiri Ara yang sudah selesai dijahit

Ara mengernyitkan dahinya dan menggeleng "gue gak papa kok, emang gue kenapa?" Ucap Ara

Vano menggeleng "tadi suster telepon gue, katanya kaki Lo luka? Bener?" Ujar Vano

Ara menggangguk dan sedikit terkekeh "tapi gue udah gak papa kok, ouh Iyah kok jam segini Lo udah pulang sekolah sih, ada apa? Apa ada rapat guru yah?" Tanya Ara bertele-tele

Vano menggeleng "gak kok, gue belum pulang sekolah" ucap vano

Ara tercengang "belum pulang sekolah? Lo bolos Van?" Pekik Ara

Vano menggangguk "habisnya gue khawatir sama Lo Ra, gue takut Lo kenapa napa lagi" ujar Vano memelas

"Van gue gak papa, tadi kaki gue kena pecahan kaca dikit tapi sekarang kan udah di jahit sama suster nya" jelas Ara

"Emang kenapa bisa kayak gini sih? Kemana aja suster yang harusnya jagain Lo? Sampe Lo luka kayak gini" pekik vano kesal, pasalnya dia sudah membayar mahal para perawat itu, tapi ini bukan tentang uang melainkan tentang tanggung jawab

"Udah Van, ini bukan salah susternya kok, emang gue aja yang ceroboh, gue mau ambil minum tadi tapi malah gue jatohin gelas nya. Pas gue mau ambil dan pungutin kaca nya tiba-tiba kaki gue kena serpihan kaca, udah gitu aja Van" Jelas Ara penjang lebar. Dia belum bisa jujur untuk saat ini Karna dia masih ingin mengetahui siapa peneror dibalik ini semua?

"Kenapa malah mau dipungutin? Kan ada ob Ra, panggil aja Pake tombol darurat" ujar Vano khawatir

"Gue gak kepikiran hehe" kekeh Ara dengan tampang tak berdosanya

Vano menggeleng kan kepalanya "Lo udah makan Ra?" Tanya vano

Ara menggeleng "belom" ujar ara polos

"Kenapa belum? Makan yah? Mau gue suapin? Hmm?" Ujar Vano bertele-tele

"Gak van, gue belum laper" ucap ara dengan nada lemas nya

"Belum laper gimana, Lo dari pagi belum makan loh Ra, nanti kalau Lo tambah sakit gimana? Emang mau?" Tanya Vano lembut sembari sedikit mengelus puncak kepala Ara

Ara menggeleng "ini aja udah sakit, apalagi di tambah lagi" lirih Ara lemas

"Makanya makan dulu yah, gue suapin dan gak ada penolakan" tegas vano

kemudian dia keluar tapi masih sempat berpamitan dengan Ara, dia berencana akan membelikan bubur didepan sana, Karna dia tahu bahwa Ara tidak pernah suka sekali kepada yang namanya bubur rumah sakit.

Gadis Pecinta HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang