13.Peringatan pertama & Kasih sayang

29 8 0
                                    

Haji gays, sebelum kalian baca, jangan lupa follow akun Gadis pecinta hujan by NadiaNadia 00784, dan jangan lupa vote and komen yh selamat membaca 👋



"Terkadang ada banyak hal yang terjadi di luar dugaan kita, diluar kendali kita,bahkan kadang jauh diluar ekspektasi kita. Kita gak di beri kesempatan untuk boleh bilang iya atau enggak. Kita hanya dipaksa untuk menerimanya, baik suka ataupun enggak. Jadi siapin mental untuk hal ² yang gak terduga itu"

••Vania Quenby Arabella••


Bel pulang sekolah SMA LENGKARA JAYA sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Ara sudah pulang sedari tadi dan saat ini dia sedang berada di dalam mobil yang disupiri oleh pak Harto. Hanya ada keheningan diantara mereka, Ara masih memikirkan perkataan pak Roni, apa benar pak Roni itu mafia? Dan kalau benar, kenapa dia menyebutkan bahwa Ara ini adalah umpan nya?
Semua ini masih menjadi teka-teki untuk ara

Tittttt Ckitttt

Jdugg Kepala Ara terbentur kedepan gara gara pak Harto menginjak rem nya secara mendadak
"Awsss Ada apa sih pak?" Tanya Ara sembari memegangi kepalanya

"A-nu non, didepan ada yang melemparkan telur dan menghalangi jalan kita non" ujar pak Harto

"Siapa sih?" Gumam Ara dan langsung turun dari dalam mobil kemudian menghampiri mobil yang sudah menghalangi jalan nya

"WOYY APA-APAAN SIH LO, MAKSUD LO APA LEMPAR TELUR KEKACA MOBIL GUE HAH!! MINGGIR WOY MOBIL GUE MAU LEWAT" pekik Ara sembari menggedor-gedor kaca mobil itu

Tak lama kemudian kaca mobil itu terbuka dan menampilkan 3 pria berpakaian serba hitam sedang menatap kearah dirinya, dan Ara dikejutkan oleh salah satu diantara mereka
"P-pak R-oni?" Ucap Ara

Yh pria itu adalah pak Roni, saat ini pak Roni sedang menatap kearah dirinya dengan senyum devil nya

"Ini baru peringatan pertama, kalau kamu ingin aman jangan pernah sekalipun membuka mulut, dan kalau kamu berani macam-macam, saya bisa saja menghabisi kamu dengan tangan saya sendiri camkan itu!!" Ujar pria bernama pak Roni itu kemudian mobil mereka melesat begitu saja

Ara hanya mematung setelah mendengar penuturan pak Roni, tak berselang lama terdengar suara lakson, kemudian Ara masuk ke dalam mobil yang sudah pak Harto bersihkan

•••

Didalam kamar, Ara tengah termenung memikirkan masalah dalam hidupnya, mengapa dirinya selalu dapat masalah
"Kenapa hidup gue gak pernah selesai dari segala masalah yh?" Ujar Ara

"Baru aja gue mau bahagia, tapi dikejutkan dengan kabar yang pak Roni kasih tau, mafia? Pak Roni mafia? Masa iyah sih, selama ini gue sekolah di SMA LENGKARA JAYA gak pernah tuh denger berita tentang pak Roni mafia" lirih Ara

"Dan kenapa pak Roni ngasih tau gue tentang biodata dia, dan umpan? Maksudnya gue umpan apa anjirr" pekik Ara stres

"arggg Pusing banget gueee!!" Teriak Ara prustasi

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu, dari arah luar kamar tidur Ara, Ara berjalan dan membukakan pintu kamarnya, yang alhasil menampilkan seorang gadis cantik dengan pakaian yang sudah rapih
"Mau apa Lo?" Tanya Ara jutek

"Sewot amat sih Lo" ujar sheila, yh gadis itu adalah Sheila yang sudah rapi dengan pakaian dan make up nya

"Apa?" Ujar Ara jutek

"Temenin gue ke mall yuk" lirih sheila dengan nada melasnya

"Males" ujar Ara kemudian kembali menutup pintunya dengan keras

"Hhh mau main-main sama gue? Oke permainan dimulai" gumam sheila dengan senyuman yang tak dapat diartikan kemudian ia pergi dari kamar Ara menuju ke suatu tempat

Kembali lagi kepada Ara, yang saat ini sedang termenung dipinggir jendela, dia sedang menatap notebook pemberian almarhum ibunya
"Ara kangen mamah, andai aja mamah ada disini pasti mamah bakal bantuin Ara saat ini" lirih nya

"Kenapa semesta jahat yh mah sama Ara, kenapa semesta terlalu cepat ngambil orang baik kayak mamah, dan biarin orang jahat kayak papa hidup" ujar Ara, Saat Ara tengah termenung tiba-tiba...

Brakkk...

Suara pintu ditendang dengan kerasnya oleh tuan Renald yang dibelakang nya diikuti oleh kedua wanita, yakni mama tirinya dan tak lain dan tak bukan adalah sheila/ kakak tirinya

"papah ada apa pah?" Ujar Ara

Plakk...

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Ara, Tamparan yang diberikan oleh tuan Renald, Tamparan yang begitu dahsyat hingga terasa perih yang menjalar

"Kenapa kamu menolak permintaan anak saya, padahal kan anak saya hanya meminta kamu untuk menemaninya pergi ke mall" lirih Tamara dengan wajah memelas nya

"Apa hak anda mengatur saya?. Dan apa tadi? Menuruti perintah Sheila? Heii apa anda tau siapa kalian dirumah ini, dan sheila? Dia hanya anak kemarin sore yang tak harus saya patuhi perintah nya" ujar Ara

Plakk..

Tamparan kedua yang diberikan oleh tuan Renald, saat ini dia sedang dilanda amarah sampai² wajahnya berubah menjadi memerah
"JAGA BICARA KAMU, SHEILA HANYA INGIN KAMU MENEMANINYA, KENAPA KAMU HARUS MEMPERPANJANG MASALAH HAHH!!" Bentak Renald dengan nafas tersengal-sengal

"Pah, kenapa papa bela dia sedangkan disini yang anak papa itu aku, dan kenapa papa maksa aku buat temenin Sheila? Apa dia gak bisa pergi sendiri?" Lirih pelan Ara sembari memegangi pipinya yang terasa panas

"Temani dia dan jangan banyak melawan, Sekali lagi kamu melawan perintah saya, tak segan-segan saya akan menghukum kamu lebih dari hukuman penjara" ucap pedas Renald,l yang kemudian melenggang pergi dan diikuti oleh Tamara

"puas? Udah puas Lo bikin hidup gue menderita? HAHH!!" Ujar Ara dengan air mata yang mulai mengalir

"Emmm sayangnya gue belum puas, yaudah sekarang Lo siap-siap yh, gue tunggu diluar dan jangan sampe Lo telat 1 detik pun, gue kasih Lo Waktu selama 5 menit" ucap sheila dengan senyum puas nya kemudian melenggang pergi ke Arah luar

Luruh air mata Ara menetes kebuku notebook yang ia pegang sedari tadi, perasaan nya campur aduk antara sedih, sakit hati, kesal, dan iri, semua nya bercampur menjadi satu

"ARGGG... KENAPA GUE HARUS DILAHIRKAN KEDUNIA INI? KENAPA GUE GAK MATI AJA DARI DULU" teriak Ara sembari menangis tersedu-sedu

"GUE BUKAN MARAH KARNA PAPA NAMPAR GUE, GUE BUKAN MARAH KARNA PAPA BENTAK GUE, TAPI GUE MARAH KARNA SELAMA INI PAPA GAK PERNAH NGASIH GUE KASIH SAYANG, SEPERTI APA YANG PAPA KASIH KE SHEILA " teriak Ara melampiaskan amarahnya dengan cara memukul mukul buku notebook nya

"Kenapa? Kenapa harus Sheila yang papa sayang, kenapa gue enggak, sheila itu cuma anak tiri papa, tapi kenapa papa lebih sayang sama Sheila?" Lirih Ara pelan

Oke gays segini dulu yah, siapa yang nangis baca chapter ini? Kalau gak nangis hebat sih, aku aja nulis sambil nangis, oke deh sampai jumpa dichapther selanjutnya Babayyy 👋

Gadis Pecinta HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang