11.Siapa Sebenarnya Dia?

28 8 0
                                    

Haii gays sebelum kalian baca, jangan lupa vote and komen yh, Oke deh selamat membaca 👋


Seorang pria dengan pakaian serba hitam nya sedang berjongkok sembari menangis. Yang kini pria itu pun mendongkak dan menatap nisan yang bertuliskan Ileana Akleema Safira binti Gilang Orlando, ia mengusap nisan itu sambil berderai air mata

"Dunia jahat mah, dunia ini gak adil" ucap pria itu

"Andai mamah masih ada, Vano pasti gak sehancur ini" ucapnya, yh pria itu adalah Vano, Alexander Kavindra Gelvano

"Vano rasanya mau mati aja mah, vano mau nemenin mamah di alam sana,vano kangen mama" lirih pria yang bernama vano itu

"Papa jahat mah, dia lebih mentingin keluarga barunya dibanding vano, tapi vano bersyukur karena masih dikasih sehat sama Allah" ujar vano

"Vano pulang dulu yh mah, nanti kapan-kapan Vano datang kesini lagi, Assalamualaikum" ucapnya sembari melenggang pergi. Vano memang serapuh itu, dia bersikap seperti itu hanya didepan mamah nya saja, tidak dengan papanya atau pun orang lain

Saat sudah beberapa langkah melenggang pergi dari TPU teratai indah, dari kejauhan ia melihat seorang wanita yang tengah tertidur di salah satu gubuk tua, niat hati akan pergi vano urungkan, dia penasaran dengan wanita itu, pasalnya jaket yang dipakai wanita itu, sama persis dengan jaket yang pernah vano berikan pada seseorang

Vano berjalan dan mendekati wanita yang tengah tertidur itu, saat sudah beberapa langkah lagi tiba-tiba Degg..

Hati vano terkikis melihat wanita itu yang ternyata Ara lah yang sedang berbaring lemah di gubuk tua itu, sambil sesekali ia bergumam sakit, dan ia mulai mengalir kan air matanya. Vano melihat banyak sekali luka yang ada di tubuh gadis itu
"Ra" lirihnya

Ia mengusap puncak kepala Ara, dan mulai mengalir kan kembali air matanya
"Raa Lo kenapa?" Lirih kembali Vano

"Ra" Panggil kembali Vano

Saat vano kembali mengusap kepala Ara, vano tak sengaja Memegang dahi Ara dan betapa terkejutnya Vano, ketika suhu tubuh Ara panas tinggi. Tanpa aba-aba Vano langsung membopong tubuh Ara dengan gaya ala brid style nya, kearah mobil yang ia parkir kan disekitar gubuk tua itu

°°°

Sesampainya dirumah Ara, tepatnya dirumah keluarga Renald, Vano tanpa permisi langsung saja menyelonong masuk ke dalam, saat Vano hendak masuk pak Harto sempat menahannya, tapi saat pak Harto melihat Ara barulah pak Harto mengizinkan Vano masuk ke dalam

Vano menggebrak pintu utama, dan menampilkan 3 orang disana terkaget, Renald langsung bangkit dari duduknya kemudian berjalan kearah Vano

"Siapa kamu?" Tanya Renald, memang Renald tidak mengetahui tentang teman² Ara, dan sudah 3 tahun Ara sekolah di SMA LENGKARA JAYA, Ara tak pernah sekalipun membawa teman-temannya ke rumahnya, jadi wajar saja jika Renald tidak mengenali Vano

Vano tidak mendengarkan perkataan tuan Renald, dia seperti orang tuli saat itu juga, Vano terus saja berjalan kearah kamar Ara, saat hendak menaiki tangga, tiba-tiba suara tuan Renald menggelegar diseluruh ruangan
"APAKAH PANTAS ORANG ASING MEMASUKI RUMAH ORANG LAIN TANPA PERMISI SAMA SEKALI?" Sentak tuan Renald, yang menggelegar kan seisi ruangan

Vano terkekeh "Dan apa pantas seorang ayah, rela membiarkan putri kandungnya sendiri pingsan dan tergeletak di gubuk tua seorang diri?" Ujar Vano dengan nada sedikit meninggi

Hening. Tidak ada yang berbicara sama sekali
"Diam? Berarti benar kan ucapan saya? Anda tidak tau Malu Sama sekali, membiarkan putri anda sendiri tersiksa diluar sana, sedangkan anda? Anda bersenang senang dengan keluarga baru anda" ujar Vano sembari melenggang pergi

"Kurang ajar" ucap Renald, yang sepertinya akan menaiki tangga tapi ada tangan yang mencekal nya

"Pah Ngapain sih ngurusin si Ara, mending kita happy happy aja, gak ada gunanya juga kan?" Ujar sheila

Renald menghembuskan nafasnya berat, kemudian menggangguk kan kepalanya dan mulai bergabung kembali dengan istri dan anak barunya itu, sembari bercerita tentang masa lalu mereka. (Memang bejat mereka 😒)

Didalam kamar Ara, Vano dengan cepat mengompres Kepala Ara dan memanggil bibi, untuk mengganti pakaian Ara
"Ra gue pulang dulu yah, Lo disini sama bibi aja" ujar vano

"Hufff Gue pulang yh Ra, Bi tolong jagain Ara yh saya pulang dulu" ucap vano sembari mencium punggung tangan Ara

"Ia den bibi jagain kok, Aden tenang aja yh" ucap bi asih dan segera diangguki oleh vano

°°°

Keesokan harinya Ara terbangun dari tidurnya, sebenarnya Ara sudah sadar dari pingsannya 5 jam lalu, saat ini ia sedang menatap payung yang semalam diberikan oleh laki-laki asing yang menemuinya itu

"Kenapa cowok itu ngasih gue payung yh?" Tanyanya kepada dirinya sendiri. Ara sudah mendingan dari sakitnya, Karna berkat Vano yang mengompresnya, dan juga berkat bi asih yang semalaman merawat dan mengobati luka yang diberikan tuan Renald Kepada Ara, dan sebenarnya Ara ini bukan tipe orang yang lemah akan penyakit, dia itu strong

"Kenapa cowok itu gak nganterin gue pulang aja" ujar Ara

"Dan kenapa cowok itu selalu nundukin pandangannya?" Tanya Ara heran

"Argggg kenapa gue jadi mikirin cowok itu sih, padahal kan jelas jelas vano yang udah bawa dan nganterin gue ke rumah, bukan cowok asing itu" ujar Ara dengan bibir sedikit dimanyunkan

Saat Ara memukul mukul payung itu Karna kesal, tiba-tiba ada secarik kertas yang jatuh dari dalam payung tersebut. Ara mengambil dan membacanya

_Kamu gak harus Sempurna Dimata semua orang, cukup jadi versi terbaik dari dirimu sendiri_

_Ingat kamu harus tumbuh: menjadi indah, menjadi dirimu sendiri, menjadi kuat dan tidak mudah patah_

_Semangat tidak ada hidup tanpa masalah dan tidak ada perjuangan tanpa rasa lelah_

_Azam Nathan Al-zaidan_

Air mata Ara terjun begitu saja, ia merasa sangat terharu membaca surat tersebut. Ia meremas kertas tersebut sembari menangis terharu sampai air matanya menetes ke kertas tersebut dan dengan cepat Ara mengusap air matanya agar tidak meneteskan air mata kembali
"Baru kali ini ada yang nyemangatin gue" lirih nya pelan

"Apa ini sengaja? Atau cuma iseng doang?" Tanya nya kepada dirinya sendiri

"Tapi gue gak peduli, karena saat gue baca surat ini hati gue jadi lebih tenang, perasaan gue juga jadi lebih baik, orang itu udah jadi penyelamat gue, gue harus temuin orang itu untuk ngucapin terima kasih" ujar nya kembali bersemangat

Tak lama Ara pun membuka handphone nya, dan menekan apk Instagram nya lalu mencari nama seseorang, tak berselang lama muka Ara pun berubah menjadi sendu
"Azam Nathan Alzaidan? Kok gak pernah posting foto yh, soalnya waktu dia nolongin gue, gue gak ngeliat mukanya Karna dia selalu nundukin pandangannya" pekik nya

"Argggg pokonya gue harus temuin Lo, pria misterius" ujar nya sembari mengulum senyum manis nya


Oke gays segini dulu aja yh, maaf jarang update soalnya lagi minim ide, oke deh sebelum lanjut jangan lupa vote and komen yh, Babayyy 👋

Gadis Pecinta HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang