🍁Series MXM baru yang menceritakan lika-liku dunia Kantor, Keluarga-dengan tema romansa manXman.
_____________________________________
Homophobic gak usah baca
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🔞
Dua hari berikutnya bu Sita istrinya Hardianto pulang dari Makasar bersama Ibnu bodyguardnya. Sebenarnya Sita masih pengen bermalam dua hari lagi di hotel sana karena merasa puas Bisnisnya lancar, dan paling penting Ia ditemani sama Ibnu, supir sekaligus bodyguardnya yang masih muda, manly, energik, dan mau memuaskannya sampai berkali-kali klimaks selama di kamar hotel.
Tapi Sita harus kembali ke Jakarta karena Hardi suaminya juga sedang disibukkan sama pekerjaannya yang lagi maju pesat. Selain itu Sita juga tak mau suaminya curiga kenapa dirinya begitu betah di Luar Kota.
Sudah lama memang Hardianto mencium aroma perselingkuhan istrinya dengan pria lain. Meskipun belum sampai tau kalau ternyata Ibnu lah 'teman pria' nya itu.
Dan kalaupun Hardi sampai mengetahuinya Ia juga tak bisa berbuat banyak.... karena dirinya pun kerap menjalin hubungan dengan 'pria' lain di luar sana. Dan tentu saja bersama Irsyad dan juga Rudi—bodyguard sekaligus supirnya sendiri.
"Rudi, hari ini kamu temenin Romi saja ya, biar aku sama Ibnu..." kata Hardi pagi itu sebelum berangkat ke Kantor.
"Lho memang ada apa Mas? Bukannya Ibnu masih capek juga pulang dari Makasar nemenin bu Sita?"
"Ah gak apa-apa, aku liat Romi mulai bisa akrab denganmu, sekalian biar ngilangin kangennya dia sama Feri..." Ibnu yang ada di dekat mereka tersenyum sabar. Lelaki muda itu memang pandai menyembunyikan sesuatu.
"Tenang saja Mas Rudi, aku siap menggantikanmu hari ini, kamu sama Mas Romi saja... kulihat dia lagi butuh teman juga kan setelah bang Feri pindah rumah sama istrinya?"
"Ya... tapi..."
"Emang lo gak mau nemenin gua Rud?" cetus Romeo yang tau-tau sudah di belakang ketiga pria bugar itu.
"Mas Romi.... Maaf, bukan begitu!"
"Udahlah, gua juga bisa jalan sendiri..." Romeo hendak memesan mobil online sebelum Hardianto merebut ponselnya.
"Papa belikan kamu HP ini bukan untuk jadi anak pembangkang ya Romi!" ujar Hardianto ketus. Sampai untuk pertama kalinya Romeo, Rudi, dan juga Ibnu jadi tercekat sekaligus tak menyangka pria yang biasa begitu dekat dengan anak bungsunya bisa tak sesabar itu.
Romeo mengkerut dengan memerah parasnya, sampai akhirnya tangan kekar Rudi meraih bahunya dan mengajaknya masuk ke dalam mobil sembari pamit ke Hardi untuk mengantar Romeo ke sekolah. Sementara itu Ibnu untuk pertama kalinya pula mengusapi bahu Hardi dan mengantarnya buat masuk ke mobil yang satunya.
