15 🍁 Nikmat Yang Lalu

4.6K 149 29
                                    

🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞

Ruangan dokter Ibra-dokter spesialis Andrologi terasa begitu dingin. Hardianto dan Sita sampai saling meremasi tangan mereka. Sekaligus menanti hasil pemeriksaan kesuburan ; yang dilakukannya karena sudah sekian tahun Sita tak kunjung memiliki anak kembali. Apalagi hampir setiap hari Ferianto putra sulung mereka selalu merengek minta dibuatkan adik lagi karena pengen seperti teman-teman sekolahnya yang pada punya adik ataupun seorang kakak.

"Begini pak Hardi dan bu Sita, setelah saya lihat dari hasil pemeriksaan yang sudah keluar, untuk kondisi kesuburan bapak dan Ibu memang tidak ada masalah yang berarti, tetapi untuk pak Hardi setelah sesi tanya jawab tadi, saya melihatnya pak Hardi seperti banyak disibukkan dengan urusan pekerjaan. Jadi kondisi psikologis seperti itu bisa mempengaruhi kualitas sperma untuk bisa membuahi..., jadi saya sarankan jika bapak dan Ibu mau mengikuti program kehamilan lagi, ada baiknya pak Hardi mengambil cuti terlebih dulu dari Kantor." jelas dokter Ibra, Sp.And dengan panjang kali lebar, hingga pasangan suami istri yang baru memiliki satu anak laki-laki itu jadi saling pandang sejenak, sebelum akhirnya mereka undur diri dari ruangan dokter Andrologi itu.

"Tapi rasanya gak cuma aku saja yang selalu sibuk di kantor, kau sendiri hampir tiap dua minggu sekali pasti pergi ke luar kota juga kan?!" bantah Hardi ketika mereka sudah di depan rumah sakit. Dan Sita tak berkomentar banyak. Karena percuma juga berdebat dengan suaminya!
Dan sekarang yang paling penting bagaimana caranya supaya bisa dapat anak lagi dengan cara yang lebih mudah!?

"Yasudah, aku langsung balik ke kantor dulu Mah, kamu sama pak Iman ya..." ucap Hardianto dengan lanjut naik taksi buat kembali ke Kantornya, supaya Sita bisa sama sopir pribadi mereka.
Sita mengangguk pelan, dan segera mengontak pak Iman yang berbadan atletis itu buat menjemputnya di lobby Rumah Sakit.

"Langsung pulang ke rumah kan bu Sita?" tanya pak Iman ketika sudah di perjalanan dan merasa canggung karena tak biasanya istri majikannya ini mau duduk di sebelahnya.

"Apa pak Iman mau kalo diminta menyetubuhiku?" tanya Sita tiba-tiba sambil mengusapi paha Sopirnya. Dan cepat saja membuat pak Iman menjadi terkejut, tapi ngaceng juga batang kontolnya mendengar permintaan dari perempuan kencang dan bohay di sebelahnya itu.

"Err..., maksud ibu, saya main sama bu Sita gitu? Err, gimana ya bu..., udah lama juga sih saya gak dapet jatah dari ibunya Rudi..."

"Ya seperti itu pak, aku pengen punya anak lagi, dan menurut dokter tadi suamiku lagi gak bisa buat membuahi..., pak Iman pasti mau kan membantuku?" lanjut Sita dengan nada bicara yang makin menggetarkan hati pak Iman hingga makin ngaceng keras juga batang kejantanannya.

"Hmm..., gimana ya bu, kalau buat itu saya gak berani...! Tapi kalo maen lewat jalur belakang saya gaspol nih bu, udah lama juga saya pengen nyobain maen an*l!" cetus pak Iman membuat Sita jadi mendesah kecewa. Tapi sudah terlanjur memintanya, akhirnya Sita mau juga bersenggama dengan sopirnya itu walaupun lewat jalur belakang—yang rasanya boleh juga buat dicobanya..., apalagi selama ini Hardi selalu menggaulinya dengan gaya bercinta yang itu-itu saja. Tanpa adanya variasi, seperti tak berminat juga dia dengan istrinya itu...! Sampai Sita pernah terfikir jangan-jangan Hardianto ini menikahinya cuma sebagai status saja? Karena aslinya dia penyuka sesama pria?

DOUBLE SUITS (21+) OBSESSION (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang