LEMBAR PENUTUP 🍁

5K 149 25
                                    


SETELAH 3 TAHUN BERIKUTNYA Romeo akhirnya mendapat gelar sebagai dokter Spesialis Penyakit Dalam, anak bungsu Hardianto sekaligus anaknya Ferian itu ditempatkan di salah satu RS Terkemuka di Jakarta.
Dan hari itu laki-laki yang semakin dewasa dengan daya tariknya kian terpancar mendapatkan jadwal praktik jam 9 pagi.

"Hari ini ada pasien khusus ya dok," kata salah satu perawat pendamping yang berdiri berdekatan dengan mahasiswa Koas. Sejenak Romi teringat akan kenangannya beberapa tahun silam ketika dirinya juga menjalani masa Koasnya di RSUD pelosok daerah, sampai ia bertemu kembali dengan Rudi, sosok laki-laki tampan yang memang tak bisa lepas dari bayang kemesraannya. Meskipun selama di sana ia juga harus menjalin hubungan bertiga sekaligus bersama Ardi—yang pada akhirnya Romeo harus merelakan kalau Ardi juga kerap berhubungan intim berdua saja bersama mantan sopir dan bodyguardnya itu.

"Oh, yah..., pasien dari mana Sus?" balas Romeo setelah mengingat kembali kenangan nikmatnya dengan dua laki-laki manly itu. Dan ikut membuka satu-persatu file status pasiennya.

"Pasien baru Dok, dia seorang Tahanan Kepolisian. Dan nanti pasien itu akan ke sini bersama polisi penjaganya."

"Pasien Tahanan? Ke klinik penyakit dalam? Sakit apa napi itu?" gumam Romeo sampai akhirnya setelah sepuluh menitan menunggu, dan agak tercekat usai membaca nama napi tersebut, pintu ruang prakteknya dibukakan sama si mahasiswa koas, dan baik Romeo maupun Pasien barunya itu nyaris saja tak mengenali satu sama lain.

Ricky Raskal?
desah Romeo dalam hatinya dengan bergemuruh tapi tetap mencoba tenang dan seprofesional mungkin.

"Selamat pagi Dok, saya Hardika dari Kepolisian mau mengantar pasien tahanan kami." kata Polisi pendamping bernama Hardika yang cepat saja tatapan matanya saling bertemu dan terkunci pada pandangan Romeo yang begitu menggoda. Sudah lama memang Hardika tak menjumpai sosok laki-laki yang bisa menggetarkan hatinya seperti dokter Romi ini...

"Pagi pak Hardi, terima kasih sudah mengantarkan calon pasien saya." sahut Romeo dengan masih tak percaya pada diri sendiri kenapa ia bisa secepat ini menaruh perasaan lain pada polisi manly dan gagah di depannya ini?

"Baiklah jadi bagaimana keluhannya pak?" tanya Romeo akhirnya ke Ricky Raskal dengan gejolak perasaannya langsung berubah drastis karena ia teringat juga dengan penyelewengan Ferian waktu itu.

"Biar saya yang jelaskan saja Dok." sela Hardika, dengan nama yang terbordir pada seragam polisinya justru DIKA. seakan-akan meminta Romeo untuk memanggilnya sesuai nama pendek itu saja.

"Baiklah pak Dika... silahkan," ucap Romeo dengan tersenyum agak dipaksakan tapi tetap saja Dika juga menyukai senyuman dari laki-laki yang ditebaknya usianya beberapa tahun lebih muda darinya... sampai Dika terpikir, rasanya pas sekali kalau ia bisa lanjut berkenalan serta berhubungan dengan Dokter muda dan berkharisma ini.

"Apa pak? Gejala H*V??"
Romeo langsung tercekat dengan parasnya memucat.

"Seharusnya bisa didatangani oleh dokter RS Polri saja Dok, tapi menurut dokter spesialis penyakit dalam sana persedian obat dari Dinkes sedang menipis, makanya diminta ke RS di sini saja..., dan dokter Cipto sudah mengirimkan pesan surel kepada dokter Romeo."

Romeo buru-buru membuka inbox email yang memang belum sempat dibacanya,

Dear Sejawat,

Pasien Tahanan a/n Ricky Raskal P, usia 34th didiagnosa menderita Tox*plasmosis serebri, mohon bantu ditangani terlebih dulu untuk status H*V nya.

Detik berikutnya setelah Romeo membaca kalimat pesan dari dokter Cipto tubuhnya langsung terhuyung lemas, hingga dengan sigap Hardika membantunya.

"Dokter Romeo baik-baik saja?"

DOUBLE SUITS (21+) OBSESSION (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang