Uberuns ▪️ 18

35.1K 2.3K 1.1K
                                    

****

Hallo pembaca ku♡

Semoga kalian selalu bahagia hari ini

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya♡

Yang gak suka sama alur cerita saya bisa langsung pergi♡

Kalau ada typo ingetin ya♡

Pelan-pelan ya bacanya

Dan sebelum baca aku minta maaf yaa

Okee selamat membacaaaaaa, love youuuuu


Xyan menatap Aina yang duduk di tepi kasur juga menatapnya, Xyan menutup pintu dengan pelan dan sesekali meringis pelan. Berjalan menghampiri Aina yang masih terdiam menatapnya.

"Ayo pulang," ajak Xyan dengan nafasnya yang tak teratur ketika berada tepat di hadapan Aina.

Sudut bibir Xyan penuh dengan darah juga beberapa bagian di wajahnya tampak banyak lebam, sesekali pun Xyan sering meringis kesakitan merasakan sakit di wajahnya. Meski begitu hal itu tak mengurangi senyuman di wajah Xyan menatap istrinya.

"Ayo pulang sayang, aku kangen kamu," ujar Xyan masih duduk di hadapan Aina tak sanggup lagi menopang badannya yang terasa sakit.

Sedangkan Aina masih terdiam tak percaya Xyan berada di hadapannya, ini belum dua belas jam ia berada di Indonesia tapi Xyan telah berhasil menyusulnya datang ke sini.

Bahkan Xyan masih bisa tersenyum walau wajahnya terdapat banyak luka dan Aina yakin bukan hanya wajah melainkan beberapa tempat di badan Xyan pun juga pasti banyak luka.

"Sayang aku udah gak sanggup, kita selesaiin semua ya. Batalin aja ya kemauan kamu itu, aku gak sanggup lagi jauh dari kamu," ujar Xyan mengangkat wajahnya menatap Aina yang kini menatap sendu padanya.

"Kenapa kamu ke sini? Ini gak masuk dalam pembahasan kita kemarin," ujar Xyan berdiri dari duduknya dan mengambil tempat duduk di samping Aina, merebahkan kepalanya di pundak Aina dengan sangat lelah.

Tak lama itu, Xyan mendengar suara isakan tangis Aina di telinganya, Xyan tak melakukan apapun selain memeluk pinggang Aina dan semakin menenggelamkan kepalanya di leher Aina.

"Anak kamu yang mau," ujar Aina dalam pelukan Xyan.

"Sayang, udahin aja ya," ujar Xyan lagi semakin memeluk Aina.

"Xyan."

"Apa sayang? Udah ya, aku gak sanggup Aina. Aku gak mau lagi jauh dari kalian," ujar Xyan beralih mengelus perut Aina.

Tangisan Aina semakin menjadi, membalas pelukan Xyan tak kalah eratnya. Melihat luka di wajah Xyan membuatnya tak bisa lagi menahannya.

"Aku bodoh ya? Maaf sayang," bisik Xyan sedih mendengar Aina menangis.

Uberuns || Gefahrlich 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang