Masih tentang kisah Aina dan Xyan yang terikat kuat sebuah janji suci
***
FOLLOW SEBELUM MEMBACA♡
Season 2 cerita Gafahrlich, supaya paham ceritanya. bisa baca cerita Gefahrlich dulu ya♡
***
Ini tentang keduanya
dua manusia yang kini telah di persat...
Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya♡
Yang gak suka sama alur cerita saya bisa langsung pergi♡
Kalau ada typo ingetin ya♡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa lo yang jawab? Gue nanya ke Xyan bukan lo," Shelin menatap kesal pada Rico.
"Mulut-mulut punya gue kok," ujar Rico santai.
"Tapi gue nanya ke Xyan bukan sama lo Rico," ujar Shelin terlihat kesal.
"Lo gak liat kalau Xyan lagi sibuk? Gue yang wakilin dia buat jawab lo," balas Rico.
Shelin menatap Xyan yang sibuk menatap ponselnya yang mati, entah apa yang menarik di ponsel Xyan yang mati itu dari pada menjawab pertanyaannya.
"Lo nunggu chat atau telfon dari siapa?" Tanya Shelin penasaran.
"Kepo banget lo," sahut Rico untuk ke sekian kalinya menjawab Shelin.
"Rico lo diem deh, gue nanya Xyan bukan lo," ujar Shelin kesal.
"Udah deh Shelin lo pergi aja dari sini, lo mau ngapain masuk sini, ini bukan kelas lo ataupun tempat caper," ujar Raka melirik sinis.
"Kok lo gitu sih sama gue, kita kan teman. Salah emang kalau gue samperin kalian di sini?" Tanya Shelin.
"Lo bukannya nyamperin kita semua, lo lebih tepatnya mau ketemu Xyan. Tiap kali lo datang, yang lo sapa cuman Xyan doang kan? Gak usah cari banyak alasan deh," ujar Raka memutar bola matanya malas.
"Karena cuman Xyan yang anggap gue ada," jawab Shelin melirik Xyan yang tidak menatapnya sama sekali.
"Makin gila nih cewek," ujar Raka berbahasa Indonesia.
"Lo sewot mulu dari tadi, untung aja dia gak tau lo ngomong apa," ujar Rico berdecak kesal.
Rico memang mengetahui bahasa Indonesia sedikit, ibunya asal negara itu juga. Rico pun pernah tinggal di Indonesia juga selama tiga tahun.
"Lo bisa pergi sekarang," ujar Varez menutup bukunya.
"Nanti sore ada waktu gak? Kita jalan-jalan yuk," ajak Shelin antusias.
"Gak ada waktu," jawab Raka cepat.
"Lo kok gitu banget sih, gue ada salah apa sama lo Raka," ujar Shelin jengah karena Raka sama sekali tidak menyukainya.
"Emang sejak awal," ujar Raka terlampau sangat jujur.
"Lo kan udah janji sama Daddy gue kemarin, kalau lo semua mau jadi teman gue," ujar Shelin memainkan jarinya.
"Udahlah, maafin Raka, Shelin. Lo tau sendiri kan Raka itu gimana, gak usah lo masukin ke dalam hati. Lo keluar aja sekarang, gak lama lagi dosen masuk," ujar Rico lembut pada Shelin.