Uberuns ▪️ 29

28.9K 2.1K 3.1K
                                    

***

Hallo pembaca ku♡

Semoga kalian selalu bahagia hari ini

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya♡

Yang gak suka sama alur cerita saya bisa langsung pergi♡

Kalau ada typo ingetin ya♡

Sedikit ada 18+ wkwk, dikit aja kok dikitt🤏

"Xyan," Aina menangis sejadi-jadinya dengan perasaan yang begitu lega melihat suaminya berada tepat di hadapannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Xyan," Aina menangis sejadi-jadinya dengan perasaan yang begitu lega melihat suaminya berada tepat di hadapannya saat ini.

Aina berdiri dari duduknya masuk ke dalam pelukan Xyan menumpahkan segala tangisannya dan juga ke khawatirannya sejak tadi. Tidak menyangka bahwa Xyan datang di waktu yang tepat saat Aina tidak tahu lagi harus melakukan apa untuk lari dari Derral.

Xyan ikut membalas pelukan Aina tidak kalah eratnya mengucap syukur dalam hati akhirnya bisa menemukan Aina dengan cepat. Xyan melepaskan pelukannya dan memeriksa keadaan Aina, tidak ada luka apapun kecuali pergelangan tangannya yang memerah akibat tarikan Derral tadi yang memaksanya masuk ke dalam mobil.

"Kamu enggak papa? Ada yang sakit? Ada yang luka? Dia nyakitin kamu dimana aja?" Tanya Xyan menangkup kedua pipi Aina.

Aina menggeleng pelan, Derral memang tidak menyakitinya secara fisik namun menyakitinya secara mental.

"Takut," cicit Aina memegang kedua tangan Xyan yang memegang kedua pipinya.

"Shtt, enggak papa, aku di sini sekarang," ujar Xyan kembali membawa Aina dalam pelukannya.

Tubuh Aina gemetar ketakutan, walau telah berada di dekat Xyan, Aina masih teringat saat dirinya bersama Derral, Aina tidak pernah merasa tenang, Derral mengingatkan Aina pada masa lalu kembali apalagi mengetahui bahwa Derral yang telah membunuh kedua orang tuanya juga Nira.

"Dia jahat, Aina takut Xyan," lirih Aina menangis di dada bidang Xyan.

Xyan mengelus punggung dan juga kepala Aina, Xyan tak hentinya mengucapkan kata-kata penenang untuk Aina. Xyan merasa bahwa trauma Aina kembali lagi, terlebih ketika Aina yang memegang kemejanya dengan erat sama seperti saat Aina yang masih terjebak di lingkaran traumanya.

Bukan hanya Xyan yang merasa tapi Varez Khavi dan Raka juga merasa seperti itu, entah apa yang Derral lakukan hingga membuat trauma Aina kembali.

"Aku di sini sayang, jangan takut lagi, aku ada bersamamu sekarang," ujar Xyan mencium puncak kepala Aina.

“Dia jahat, Aina enggak mau di sini lagi,” Aina semakin mengeratkan pelukannya pada Xyan.

“kita akan pulang segara.” Xyan mengelus lembut punggung Aina agar istrinya tenang.

"Dia jahat Xyan, dia yang membunuh kak Nira," ujar Aina membuat mereka semua terkejut.

Merasa mengira Nira meninggal akibat ulah Ayahnya sendiri, namun Derral pun juga ikut andil dalam pembunuhan Nira, tapi apa yang membuat cowok itu tega membunuh Nira, mengapa Derral tega membunuh kakaknya sendiri, bahkan Derral hampir membunuh Derril adiknya sendiri.

Uberuns || Gefahrlich 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang