Uberuns ▪️10

47K 2.9K 1.6K
                                    

***

Hallo pembaca ku♡

Semoga kalian selalu bahagia hari ini

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya♡

Yang gak suka sama alur cerita saya bisa langsung pergi♡

Kalau ada typo ingetin ya♡

Xyan menjabat tangan kolega bisnis Papanya setelah mereka membicarakan kerja sama mereka yang akan berlangsung selama tiga tahun ke depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xyan menjabat tangan kolega bisnis Papanya setelah mereka membicarakan kerja sama mereka yang akan berlangsung selama tiga tahun ke depannya.

"Papa datang mau jengukin aku atau mau ngasih kerjaan," ujar Xyan lelah. Pagi-pagi dirinya harus berangkat ke kantor bersama Rangga.

"Kamu harus banyak kerja untuk memberi makan istri dan anak kamu kelak," ujar Rangga menatap anaknya yang cukup lelah hari ini.

"Xyan punya tabungan Pah, cukup untuk seumur hidup tanpa Xyan kerja," ucap Xyan memejamkan matanya.

"Papa yakin ngidam Aina tidak akan sembarangan. Karena kamu sangat merepotkan saat di dalam kandungan," ujar Rangga membuat Xyan membuka matanya.

"Xyan ngerepotin?" Tanya Xyan penasaran.

"Sangat," jawab Rangga sambil memeriksa beberapa berkas.

"Mama bilang gak," bantah Xyan.

"Karena bukan Mama kamu yang rasain, Mama kamu cuman ngidam, dan Papa yang harus turutin semuanya. Termasuk Papa harus nungguin buah Durian jatuh dari pohonnya tengah malam," ucap Rangga menandatangani kertas di hadapannya.

"Kenapa Papa gak nolak?"

"Karena Mama kamu nangis kalau Papa gak lakuin," jawab Rangga.

Xyan tampak berpikir sebentar, ternyata ngidam perempuan hamil tidaklah main-main. Mungkinkah anaknya juga akan menginginkan hal-hal aneh seperti yang Papanya lakukan dulu.

"Tuan, berkas yang anda minta," ucap Nino menyerahkan sebuah berkas.

Rangga menerimanya, memeriksa berkas tersebut dengan teliti lalu menyerahkan berkas itu pada Xyan untuk di tanda tangani.

"Bagaimana dengan masalah kamu dengan Shelin?" Tanya Rangga mengambil kembali berkas yang telah Xyan tanda tangani.

"Entah," jawab Xyan menaikkan kedua bahunya.

"Selesaikan secepatnya, Papa lihat Aina sangat tidak menyukai Shelin, terlebih anak kalian," ujar Rangga di angguki oleh Xyan.

"Ayo," ajak Rangga.

Keduanya berjalan keluar dari resto kembali ke kantor untuk mengurus beberapa berkas lagi sebelum mereka kembali ke rumah.

"Tuan."

Xyan berdehem pelan saat Nino mendekat ke arahnya dengan perasaan yang tak nyaman.

"Ada apa?" Tanya Rangga.

Uberuns || Gefahrlich 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang