~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~
.
.
.
.
.
_____
Fabian sedang berjalan di lorong Kampus dengan kesal. Dia lagi kesal sama Gavin, seharian ini dia masih belum ketemu sama Gavin. Namun pikirannya langsung menghilang ketika melihat Gavin baru keluar dari kelasnya. Dia sedikit senang, tapi dia harus membuat wajah kesalnya agar Gavin tau kalo sekarang Fabian sedang kesal.
Gavin sekarang sedang berjalan kearahnya, fokus dengan Handphone dan Headphone yang dipakainya. Tunggu, apa? Headphone? Tumben Gavin make² Headphone gituan.
Gavin berjalan lurus kedepan, tetap fokus dengan Handphone nya. Fabian juga menatap lurus kedepan. Jujur saja dia ingin Gavin menyadari bahwa dia melewati Fabian hari ini. Namun nyatanya? Gavin hanya berjalan melewati Fabian tanpa interaksi sedikitpun! Ada apa ini?! Fabian membalikkan tubuhnya, menatap Gavin tidak percaya bahwa dirinya baru saja dicuekin. Bahkan didepan matanya sendiri!!! Oke! Kesabaran Fabian udah habis!
"GAVIN!!" Para mahasiswa yang sedang lewat menoleh serentak ke arah Fabian. Begitu juga Gavin, walaupun memakai Headphone, dia masih bisa mendengar suara Fabian. Gavin membuka Headphone nya.
"Ian? Kenapa teriak-teriak?" Fabian memutar bola matanya malas. Dia berjalan ke Gavin dan menarik tangannya.
"Wait! Fabian! Lu mau bawa gua kemana?" Fabian hanya diam, menarik Gavin dengan cepat menuju kamar mandi terdekat. Dibukanya pintu kamar mandi tersebut, dan dibantingnya sedikit keras tubuh Gavin di dinding kamar mandi.
"Jawab pertanyaan gue. Kenapa akhir² ini Lo cuekin gue?" Tanya Fabian, suara nya terdengar mengancam.
"Ha? Cuekin Lo? Kapan gue cuekin Lu?" Gavin mengerutkan kening nya bingung.
"Tck, ga usah pura-pura ga tau Vin! Gua tau Lo ngerti apa yang gue maksud!"
Gavin terdiam, jujur saja dia tidak mengerti maksud dari Fabian sekarang.
"Ian... Mending Lo masuk kelas sekarang. Kelas Lo udh mau mulai kan?" Apa maksud Gavin? Dia lebih mementingkan itu sekarang? Fabian berdecik kesal. Dia menarik dagu Gavin dan mendekatkan wajahnya.
"Lo ngehindarin pertanyaan gua?" Fabian menunjuk wajah Gavin dengan emosi.
"Gak Ian...gue cuma gak mau Lo terlambat masuk kelas."
"Gavin please! Just answer the freaking question!"
"Oke-oke. Maybe Lo berfikir kalo gue cuekin Lo. Tapi Lo salah paham Ian. Gua bener² lagi banyak urusan. Ada kerja kelompok dari kelasnya pak Dunk yang harus diselesaikan besok juga." Jelas Gavin dan itu membuat pundak Fabian yang tadinya tegang terlihat lebih santai, namun tetap saja pria kecil itu mengancam.
"Trus kenapa lu keluar dari gedung anak seni kemarin?". Tanya Fabian lagi, tidak emosi seperti tadi.
"Oh...waktu itu gua ada urusan sama anak seni. Urusan biasa aja kok." Jawab Gavin dengan jujur.
"Oh...pasti si Samy kan?" Fabian menduga jelas, dia tau pasti siapa yang Gavin temui.
"Eum...iya sih, emngnya kenapa sih Ian? Lo marah gitu gua ada kerja kelompok bareng dia?" Kini giliran Gavin yang bertanya.
"Gua gak marah! Gua cuman gak suka Lo cuekin gua karna dia!" Fabian menyilangkan lengannya.
"Lo cemburu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU
Teen Fiction"Mau sebesar apapun benci Lo sama gue. Gue gak bakal nyerah buat nepatin janji gue ke Lo". -Gavin "Terserah Lo, gue gak peduli" -Fabian Cerita tentang Gavin dan Fabian yang memiliki janji bersama yang harus mereka tepati satu sama lain. Namun, karna...