Bertengkar | XLII

178 11 0
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~

.

.

.

"Ternyata benar selama ini ayah Lo pelakunya, Gavin."

"Tega banget Lo sama gue."

"Sejahat itu diri lo ngebiarin gue hidup tanpa ayah bertahun-tahun lamanya?"

"Bahkan Lo nyatain cinta Lo ke gue? Do you even deserve that?"

"Cinta Lo cuman angan semata, Lo cinta gue tanpa mikirin perasaan gue tanpa seorang ayah, Vin!"

"Gue gak peduli lagi, gue benci sama Lo."

"Lupain janji kita waktu kecil dulu."

"Pergi dari hidup gue, dan jangan pernah muncul dihadapan gue lagi."

.
.
.

Sebulir air mata terjatuh dari mata sang Gemini. Ia menggeliat tak nyaman di kasur, sesekali bergumam.

Sebuah usapan hangat terasa di pucuk kepalanya. Dirinya yang menggeliat tadi perlahan merasa nyaman.

"Vin..."

Seseorang memanggil namanya, suara yang familiar di telinga nya.

"Gavin..."

"Gavin bangun ih!! Ngapain nangis, coba??"

Sebuah pukulan mendarat di kepalanya, yang tadinya terasa sebuah usapan hangat. Gavin membuka matanya, mendapati kekasihnya menatap dirinya dengan heran.

"Bangun ya Vin! Aku mau kuliah, pagi ini ada ujian." Fabian bangkit dari duduknya, berjalan ke meja belajar miliknya, mengemas beberapa buku dan memasukkan laptopnya.

Gavin bangkit perlahan, mengucek matanya. Seperti biasa, saat bangun tidur dirinya akan terduduk dahulu, memproses apa yang akan terjadi.

"Aku pergi dulu. Kalo kamu mau makan ke dapur aja, aku udah masak buat kamu. Jangan lupa mandi juga, kamu ada kelas siang ini kan? Mama ku juga bakal pulang nanti siang, jadi kamu berangkat pas mama udah pulang aja biar rumahku ada yang jaga, kamu paham?"

Gavin mengangguk-angguk kecil walaupun matanya tertutup setengah, menjawab bahwa dirinya paham.

Sebelum pergi, Fabian sempat mengecup kening pacar besarnya, lalu melambaikan tangan dan keluar dari kamarnya.

Beberapa detik lamanya, Gavin bisa mendengarkan suara pintu tertutup dan motor yang keluar dari daerah rumah.

Masih terdiam, Gavin mencoba mencerna apa yang terjadi.

Hingga akhirnya dia memutuskan untuk berdiri. Berjalan ke kamar mandi, membasuh mukanya dan menggosok giginya. Selesai, dia berjalan ke dapur dan memakan sarapan yang dibuat Fabian.

Enak rasanya.

Tentu saja, buatan pacarnya. Gavin sombong sedikit.

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang