Karya | XXXIV

315 14 1
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~

.

Fabian berjalan di lorong kampus nya. Sebentar lagi kelasnya akan dimulai, namun dia masih berjalan secepat mungkin menuju kelasnya.

Dia sudah bulak balik menelpon Ferdi yg tak mengangkat telponnya, membuat Fabian semakin khawatir.

Sebenarnya dia sangat malas menghadiri kelasnya hari ini. Kepalanya yg masih pusing akibat efek alkohol semalam membuat tubuhnya sangat malas untuk bergerak.

Awalnya dia ingin menitipkan absen kepada Ferdi, namun tak mendapat jawaban telponnya membuat Fabian dengan terpaksa terburu-buru berangkat ke kelasnya.

Sampai di depan kelas, Fabian mendobrak pintu nya, mengalihkan seluruh perhatian penjuru kelas.

Fabian melirik sekitar, untunglah dosen yg mengajar belum datang. Dengan perasaan lega dia berjalan ke tempat duduknya.

"Berkeringat bener lu, belum mandi yak?" Ucap Ferdi saat melihat wajah Fabian yg penuh dengan keringat.

Baru mendudukkan bokongnya, Fabian dengan cepat memukul belakang kepala Ferdi.

"Anjing! Paan sih babi! Gak ada angin gak ada hujan Tiba-tiba ngincer kepala gue!" Ferdi pantas untuk kesal. Tiba-tiba saja anak satu ini memukul kepalanya, mana pukulannya kiat, apa gak peyang Nih kepala?

"Lu kemana aja? Gue telponin dari tadi kagak ngangkat!" Marah Fabian.

Ferdi mengerutkan alisnya, berfikir sebentar. Maklum anaknya lemot sedikit.

Tak lama dia berfikir, barulah dia menyadari maksud Fabian.

"Ohh.... Ituuu hp gue ketinggalan, hehe..." Ferdi baru sadar, memasang senyum tak bersalah nya.

Fabian hanya melirik Ferdi sebentar dengan rasa kesalnya. Ayolah, kekhawatirannya kepada Ferdi sangat besar, walaupun sahabatnya ini sering membuatnya emosi.

Fabian mendengus kesal. Dia pun mengeluarkan laptop dari dalam tas nya.

Melihat hal itu, Ferdi juga ingin mengeluarkan buku catatannya, namun tak sengaja melirik sesuatu di leher Fabian.

"Paan tuh merah-merah?" -Batin Ferdi

Ferdi bulak balik melihat Fabian, lalu bekas kemerahan di lehernya.

Dengan rasa penasaran yg sudah memuncak, Ferdi tanpa aba-aba menekan bekas kemerahan tersebut.

"Akh! Anjir! Sakit goblok!" Fabian dengan cepat menepis tangan Ferdi yg menekan lehernya.

Aneh, biasanya jika leher seseorang ditekan atau disentuh, maka dia akan merasa geli. Ini kenapa Fabian malah kesakitan?

"Napa sih?"

"Leher lu, merah-merah cuy. Digigit nyamuk? Yg gigit nyamuk Alaska atau apaan? Merah bener tuh bekas." Ferdi ber-positif thinking dulu.

Mendengar ucapan Ferdi membuat Fabian mengerutkan keningnya. Dia segera mengambil hp nya dan membuka kamera.

Alangkah terkejutnya dia mendapati lehernya yg terdapat bekas kemerahan yg banyak, tersebar dimana-mana.

Bahkan bekas tersebut menjalar sampai pundaknya.

Hoi! Ada apa ini? Kenapa lehernya bisa merah-merah seperti ini?? Tak mungkin banyak nyamuk di apartemen Gavin, kan?

Wait... Gavin?

Jika diingat-ingat lagi, dia teringat kejadian semalam bersama Gavin.

...

Flashback

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang