Ortu Gavin | XXXV

258 14 0
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~


...

15:25

Fabian baru saja selesai dengan kelasnya. Kini dia berjalan menuju parkiran dengan Ferdi disampingnya.

"Fer," sahut Fabian

"Hmm?" Ferdi menoleh ke Fabian

"Lo gak di apa-apain sama Matteo kemarin kan?"

PFRUUHHTT!

"SAT!!"

Fabian kaget bukan main saat Ferdi tiba-tiba menyembur wajahnya dengan soda yg diminumnya.

"Napa sih Cok! Gue nanya doang sampe basah muka gue!" Omel Fabian menyeka wajahnya.

Ferdi juga menyeka mulutnya, melihat ke arah lain. "Gak ada tuh."

Fabian melirik Ferdi. Temannya ini mencurigakan, padahal Fabian bertanya Karna takut dia diapa-apain sama Matteo.

Yah, walaupun tadi Ferdi dan Matteo biasa-biasa aja waktu di kantin, kenapa Fabian nanya kayak gini Ferdi keliatan kaget gitu?

Hmm... Mencurigakan.

Fabian menunjuk Ferdi sambil memberikan tatapan tajamnya. Yg ditunjuk hanya melirik sebentar, lalu melihat ke arah lain.

"Lo. Beneran gak di anu-in sama Matteo kan? Kalo ada bilang ke gue Fer! Biar gue jitak kepala nya!"

Ferdi menggeleng. "Kagak ada kucruk! Gak percaya bener dah!"

"Trus kenapa Lo keliatan mencurigakan gitu! Jangan boong lu ya! Dosa tanggung sendiri!" Sangkal Fabian.

"Beneran Fabian Narfansyah anaknya Tante Putri!" Ferdi menghela nafasnya lelah.

Fabian memberikan tatapan tajam sebentar, lalu kembali fokus ke depannya.

Hingga akhirnya mereka berdua sampai di parkiran, Ferdi pamit pulang Karna dia membawa motor sendiri, sementara Fabian seperti biasa akan dijemput Gavin.

Fabian berjalan sebentar di depan gerbang sekolah, menunggu sang pujaan hati.

Tak lama ia menunggu, akhirnya mobil Gavin datang. Segara Fabian masuk ke dalamnya.

"Gimana kelasnya? Lancar?" Tanya Gavin.

Fabian balas dengan anggukan, menaruh tas nya ke kursi belakang. Namun baru saja ia berbalik, dia sudah di hadapi dengan sebuah salep yg disodorkan oleh Gavin.

Fabian mengangkat alisnya sebelah.

"Buat leher kamu." Ujar Gavin.

Fabian tersipu tipis. Dia mengambil salep tersebut dan menaruhnya di kantong celana.

Setelahnya, Gavin pun menancapkan gas mobilnya. Sesekali melirik wajah Fabian yg dapat terlihat rona merah di telinganya.

Menggemaskan

...

Sampai dirumahnya Fabian, gavin memarkirkan mobilnya sebentar. Fabian mengecup pipi Gavin sebagai terima kasih, lalu menarik kenop pintu mobil. Baru saja Fabian ingin keluar, namun atensinya beralih ke salah satu mobil didepannya.

Hmm familiar.

Terserahlah, mungkin tetangganya beli mobil baru.

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang