**
Doktor berlari dengan tergesa-gesa, membawa segumpal kain putih yang penuh dengan darah segar. Beberapa perawat yang membantu juga tak kalah paniknya, melihat suara nafas dokter yang terengah-engah karena kekhawatiran yang memuncak. Berkali-kali si Dokter bergumam menyemangati tubuh alex yang terbujur di depannya, dengan darah yang keluar di kepalanya.
"Bertahanlah, kau pasti bisa" gumamnya dengan menatap dalam pada tubuh pemuda itu,
Sementara beberapa pengawal masih dengan sigapnya yang dingin dan datar, berdiri di antara pintu masuk. Mereka memperhatikan dengan seksama bagaimana dokter dan para perawat bekerja. Seakan mata mereka akan menerkam, jika ada pergerakan yang mencurigakan.
Tak berapa lama, Arsen turun dari kantor ayahnya dan berjalan mendekati para pengawalnya yang bersiap di pintu masuk kamar.
Arsen bertanya dengan suara dingin, "Dia selamat?"
Dua pengawal itu mengangguk dengan setengah ragu, melihat reaksi yang tak meyakinkan dari dua pengawalnya, Arsen masuk ke dalam kamar tempat alex tengah diobati. Ia berjalan dengan santainya dan berdiri di sampin ranjang tempat tidur, ia menyenderkan tubuhnya di tembok dengan tatapan tajam dan dingin. Dokter tak menghiraukan kehadiran Arsen, dan masih sibuk memasangkan berbagai selang untuk membantu hidup alex. Arsen hanya menunggu, memperhatikan, tanpa menimbulkan suara sama sekali. Namun karena dia diam, aura yang dikeluarkannya mencekik orang-orang di dalam kamar itu.
"Kami berhasil menyelamatkannya.." ungkap dokter sembari memberi ruang untuk Arsen mendekati tubuh alex,
Alex hanya menyilangkan tangannya sembari berjalan pelan menuju ranjang. Tangannya menelisik setiap sudut tubuh yang terkulai lemas itu, lalu mengalikan pandangannya kea rah dokter.
"Apa kau yakin, aku tak ingin kejadian terakhir kali terulang kembali" tegasnya,
"Saya yakin, dia hanya perlu bed rest selama beberapa hari.. setidaknya seminggu.. "
"terlalu lama, 4 hari lagi, dia akan kubawa ke rumahku.. pastikan dia sudah kuat" kata arsen dengan dingin,
"baik, saya usahakan"
Setelah perbincangan kaku itu, Arsen langsung beranjak pergi. Dokter itu hanya dapat menghela nafas lega, saat pintu kamar itu tertutup dan menghilangkan sosok dingin itu. salah satu perawat itu mendekati dokter dan membantunya menenangkan diri.
"Aku berharap, pemuda ini berumur panjang, agar hidup kita juga aman" ucapnya dengan lemah,
Kenangannya kembali pada kejadian yang terjadi setahun lalu, yang membuatnya akhirnya bekerja menjadi dokter di keluarga ini.
**
Setelah dua hari, akhirnya alex sadar. Ia merasakan pusing yang teramat sangat, dan tubuhnya terasa lemah. Ia menoleh ke sekelilingnya, dan mendapati kalau dia tertidur tidak di kamarnya. Tiba-tiba, perawat datang dengan membawa obat.
"Anda sudah sadar!"teriak senang perawat,
Dengan cepat perawat itu berlari memanggil dokter, dan menyeretnya untuk memeriksa kondisi Alex. Dokter dengan rambut keriting setengah beruban itu berdiri dengan tatapan nanar, seakan terharu. Ia segera memeriksa keadaan Alex, dan beberapa kali berterima kasih pada alex.
"terima kasih, anda sadar di waktu yang tepat"
"dimana aku?" Tanya alex dengan lemah,
"anda ada di kediaman keluarga besar Silverlake" jawabnya dengan senang,
"Silverlake? Hah..?" alex bertanya-tanya,
"Ah, anda pasti belum kenal, tuan Arsen yang membawa anda kesini" jawab cepat si dokter,
KAMU SEDANG MEMBACA
You are my doll || GeminiFourth ||
FanfictionBagaimana jika seorang pecandu judi bertemu dengan seorang pewaris yang sadis, putra konglomerat dan mafia terkenal? Alex, pemuda berumur 20 tahun . Lahir di keluarga yang kaya membuatnya salah pergaulan dan menjadi seorang penjudi ulung. sayangnya...