Suatu Hari di tahun 2014
"Rai, sekarang jam berapa?" Gadis bertanya sambil menunjuk pergelangan tangannya pada Raina.
"Jam ... sebelas lebih, Dis." Ujar Raina sambil memperhatikan jam tangan kecilnya. Gadis mengangguk pelan, merencakan hal-hal yang akan dilakukannya sepulang sekolah nanti.
Tuk!
Gadis menoleh dan mendapati Putra sedang mengambil pesawat kertas yang berada di sebelah kakinya. "Dipanggil tuh harusnya dijawab, Gadis." Gerutu Putra sukses menggelitik perut juga membuat Gadis tersenyum geli.
"Maaf, tadi aku lagi ngobrol sama Raina." Jawab Gadis seadanya. "Kenapa?"
"Nanti kamu ke kantor dulu kan? Kita bareng yuk pulangnya!" Putra mengajaknya dengan semangat, masih dengan pesawat kertas di genggaman tangannya. Terbesit ide Gadis untuk menjahili Putra yang menunggu jawaban darinya.
"Nggak, ah! Aku mau pulang sendiri hari ini." Senyum tengil Gadis terbit begitu melihat tatapan Putra yang menjadi lesu seketika.
"Ayolah, bareng sama aku pulangnya, Gadis." Putra membujuk Gadis dengan wajah memelas. "Enggak, Putra. Aku mau tetep sendiri." Gadis tetap melanjutkan aksinya sambil tersenyum.
"Plis plis plis, Bareng ya, Dis?" Suara permohonan Putra terdengar oleh seisi kelas. Putra pun menjadi pusat perhatian, semua teman kelasnya tersenyum dan mulai menggodanya bersamaan.
"Cie cie.."
"Ekhem, Putra!"
"Cie, Putra.."
Putra meremas pesawatnya kemudian melemparnya ke sembarang arah dengan wajah yang berubah merah padam.
"DIAM!! KALIAN SEMUA NYEBELIN!!"
Putra berjalan cepat menuju mejanya sembari mengusap air matanya yang mulai menetes. Sementara itu, Gadis memperhatikan Putra dengan senyuman yang tertahan sedari tadi, entah mengapa hati gadis kecil ini terasa berbunga-bunga melihat kejadian itu. Walaupun begitu, Gadis sedikit menyesal membuat Putra menjadi pusat perhatian seperti itu. Gadis pun menghampiri meja Putra.
"Iya, Put. Kita bareng kok pulangnya, aku cuma bercanda tadi." Gadis sedikit membungkuk untuk mendekati telinga Putra.
💌💌
"Temenin aku taruh tas dulu ya, Dis. Di ruangan Papa aku." Gadis mengangguk singkat kepada Putra. Mereka berjalan melalui tangga dan lorong yang cukup pendek kemudian sampailah di ruangan Papanya Putra. Setelah itu, Putra ikut mengantar Gadis ke ruangan Mamanya untuk menyimpan tas milik Gadis sembari ijin untuk bermain bersamanya.
Kedua anak SD itu berjalan mengitari lingkungan kantor sembari bercerita tentang hal-hal menyenangkan. Sesekali mencabut buah ataupun tanaman liar yang berada di area taman. Hingga tak terasa sudah menjelang sore. Gadis dihampiri oleh mobil Mamanya saat sedang duduk di kursi taman bersama putra, mengajaknya untuk pulang. Entah ide dari mana, Gadis memutuskan untuk memberi salah satu gelangnya kepada Putra sebelum berpamitan padanya. Putra terlihat sedikit bingung namun tetap menerima gelang tersebut dari Gadis.
Setelah kepulangan Gadis, Putra memakai gelangnya dan tersenyum dengan senang. Sementara itu, Gadis terus tersenyum dan merasa bahwa hari itu adalah hari yang paling menyenangkan dan tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
...
Hi hi hii!! 🦋
Ini cerita kedua aku setelah lupa alur di works sebelah huhu :')
Setelah 3 tahun hiatus writing aku tbtb kepikiran sama plot cerita ini dan tadaa lahirlah "Belongs"
Aku kepikiran juga buat bikin playlistnya di spotify dan udah jadi sih tapi mau dirapihin lagi sebelum dibagi sama kalian heheheh
Let me know in the comment reaksi kalian di setiap paragraf, aku suka respon positif atau saran sarannya untuk mendukung cerita ini selama bahasanya baik untuk dibaca :D
Vote kalian akan sangat sangat pentiingg supaya readers yang lain bisa ikut mengenal kisahnya Gadis 🦋
I hope you guys like it, and Enjoy the plot! 🦋
![](https://img.wattpad.com/cover/349804296-288-k11769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Belongs.
Genç KurguSalah. Satu kata yang memenuhi benaknya begitu merasakan jantungnya berdetak semakin cepat. Pertanyaan demi pertanyaan muncul seketika begitu tatapan Gadis dan Putra bertemu di lorong perpustakaan. Ragu. Sebuah rasa yang muncul dalam hatinya. Gadis...