𝟐𝟎.| 𝐁𝐨𝐥𝐨𝐬

250 41 3
                                    

kepala aerin begitu berisik sejak kemarin. ia bahkan tak bisa hanya untuk memejam kan matanya untuk tidur semalam. setelah dirga di ringkus polisi, keadaan mereka tak lagi baik-baik saja. ia masih ingat bagaimana kakaknya jiandra, berdebat hebat dengan para polisi untuk tidak membawa dirga, tapi semua itu sia-sia. 

ganja seberat 1 kilogram itu membuat dirga bukan hanya dianggap sebagai pemakai, tapi juga sebagai pengedar.

kini dirga terjerat dalam Pasal 115 ayat (1) dengan hukuman penjara 4 sampai 12 tahun, dan Pasal 115 ayat (2) dengan hukuman penjara 1 sampai 4 tahun. tapi dengan ditemukannya ganja yang lebih dari 1 kilogram itu membuat dirga harus terancam di hukum mati. ia masih ingat bagaimana dirga bersikeras mengatakan kepada polisi jika barang itu bukan milik nya. 

yoga pun sempat ikut ditahan sementara karena sidik jari nya yang tertinggal di sana waktu ia membuka bungkusan ganja itu, tapi kini ia telah dibebaskan. yudha pun terkejut begitu melihat dirga di seret polisi saat ia kembali. 

pemuda itu pingsan saat mengetahui saat diberitahu bahwa para kakak nya menemukan 1 kilogram ganja di tas kembarannya. pemuda itu juga terus saja meracau memanggil nama dirga dalam tidur nya. 

rumah yang biasanya selalu hangat kini jadi begitu dingin. tak ada yang membuka suara setelah kejadian itu. tak ada lagi senyuman yang menghiasi pagi mereka, dan tak ada lagi candaan yang mengawali hari mereka ketika mereka duduk sarapan bersama. 

haris dan joshua belum kembali sejak semalam. ia mengkhawatir kan kedua kakak nya itu. apakah mereka sudah makan? apakah mereka baik-baik saja? dimana mereka sekarang? apakah mereka tau akan apa yang terjadi semalam?. 

sungguh, ini semua terlalu berat. apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. kenapa semesta begitu jahat. apakah ini adalah hukuman karena sudah membesarkan anak haram seperti nya? apakah ia adalah penyebab dari semua kemalangan ini? karena dia adalah seorang anak haram?

jika begitu, bukankah ia lebih baik lenyap saja dari dunia ini?

lamunan aerin terpecah ketika sebuah batu mendarat tepat mengenai lengan nya. tak jauh dari tempat nya berdiri, ada segerombolan siswa yang menatap nya remeh sembari memegang batu di tangan mereka. 

"masih berani dia nongol di sini? secara kan kakak nya pemakai, gak ikut nge-ganja juga lu?" pekik salah sorang siswa sambil tertawa meremehkan. 

"sekolah kita gak pantes buat pemakai kek lo! balik sana! mencemari nama sekolah tau gak!"

"gw denger dari tetangga gw dia sekarang tinggal di apartemen bareng abang-abang nya..."

"bareng? sama 12 orang?! gilak maruk juga tu anak"

"huh, habis digilir abang nya tuh makanya jalannya pelan-pelan"

"Lont* murahan!"

gadis itu mengangkat tangannya ke depan wajah guna menghalau bebatuan yang di lemparkan kearahnya. siswa-siswi yang lewat pun mengerumuni nya hanya untuk melontarkan caci makian mereka kepadanya. aerin jatuh terduduk begitu seseorang menendang kaki nya. lemparan bebatuan itu masih belum berhenti, malah semakin banyak. 

air mata nya luruh. ia terisak dan merintih memohon kepada mereka untuk berhenti tapi tidak terdengar oleh mereka saking keras nya cacian mereka. ia mencoba untuk berteriak tapi tetap saja, para bedebah itu masih terus melontarkan kata-kata kotor itu padanya. 

sampai seperti sebuah deja vu.

seseorang memeluk tubuh nya, merengkuh ya erat, dan membisikkan kata-kata yang sama persis di malam itu. "gak apa-apa, semua nya bakal baik-baik aja..., ada abang disini..."

gadis itu mengangkat wajah nya. yang pertama kali ia lihat adalah wajah kakak nya, haris. pemuda itu menjadikan tubuh nya tameng bagi sang adik untuk menghalau bebatuan yang para bajingan itu lemparkan. sesekali haris meringis saat bebatuan itu mengenai punggungnya.

𝔸𝔻𝕀ℕ𝔸𝕋𝔸'𝕊 ♡ || 𝑻𝑹𝑬𝑨𝑺𝑼𝑹𝑬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang