𝟏𝟗.| 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐒𝐮𝐫𝐩𝐫𝐢𝐬𝐞

241 38 8
                                    

sore itu keadaan apartemen si sulung adinata yang biasanya dipenuhi keramaian dan canda tawa seketika senyap. hawa mencekam terasa di seluruh penjuru ruangan. dirga masih mematung, menatap ketiga kakak sulung nya yang kini tengah berdiri di ambang pintu sembari menatap nya tajam.

"jawab pertanyaan gw dir, jadi itu beneran punya lo?" tanya jiandra dengan penuh penekanan.

tubuh dirga bergetar hebat. batin dan kepala nya sedang berperang di dalam tubuh nya. antar memilih untuk terus terang, atau tetap menutupi semua nya dengan kebohongan. tapi mengingat foto yang aksa ambil, semua alibi nya tak akan mampu melawan bukti yang jelas-jelas ada di depan mata.

dirga menelan ludah nya kasar sebelum akhirnya mengeluarkan sebait kalimat yang dapat mengubah segala nya.

"iya..., itu punya gw-"

BUAGHH!!

belum habis kalimat yang pemuda itu ucapkan, sebuah bogeman mentah mengenai tepat di rahang nya, membuat pemuda pratama itu tersungkur ke lantai. semua orang terkejut bukan main akan apa yang barusan terjadi. tapi kali ini pelaku nya bukan jiandra. "bangsat banget lo dir..."

"gw pikir masalah keluarga kita yang sudah cukup ada di buna dan ayah..., tapi lo..., lo tau sendiri kalau rumah kita hampir hancur dir..., dan kita mulai bangun itu pelan-pelan, bareng-bareng...., tapi apa ini?? LO MALAH IKUT NGEHANCURIN RUMAH KITA DIR!!" teriak yudha.

yudha menatap saudara kembar nya nyalang dengan air mata yang sudah mengalir dari pelupuk matanya, bentuk kekecewaan terdalam nya.

"gw pernah bilang kalau gw pengin jadi psikolog kan ke lo? gw pengen nyembuhin trauma nya adek. gw pengen, gak ada lagi hal serupa yang terjadi di antara semua saudara gw. tapi kenapa..., kenapa lo malah nambah daftar orang yang bakal jadi tugas gw di masa depan hah?! KENAPA?!

GW INI KEMBARAN LO! GW INI SAUDARA LO! KLO LO SELAMA INI LO GAK CERITA KE GW, LO ANGGEP GW APA HAH?!"

yudha menarik kerah dirga yang sudah pasrah. yudha melayang kan tinjuan nya berkali-kali kepada sang kembaran yang sama sekali tak melawan. aerin sudah menangis hebat, johan memeluk nya erat seraya berusaha menutupi telinga si gadis agar tak mendengar suara pukulan yudha.

tak ada yang ingin melerai mereka berdua. yudha adalah orang paling sabar setelah haikal, dan kejadian pagi ini terlihat membuat nya kecewa yang teramat dalam pada kembaranya. itu terlihat dengan pukulan yudha yang kian perlahan dan berakhir dengan ia menangis sambil mencengkram kerah kembaran nya.

isakan nya terdengar memilukan. yudha juga sesekali meraung pelan sambil memukul pelan badan dirga yang sudah babak belur.

di tengah isakannya yudha masih terus saja berbicara lirih, "lo bukan kembaran gw..., kembaran gw gak mungkin sebodoh itu...., dia bakal cerita ke gw, dia bakal sambat ke gw, dan lo... lo bukan dirga..., adek gw bukan pemakai... adek gw itu dancer handal.... dia keren... dia suka jailin gw... dan dia juga bukan pemakai..."

dengan segenap tenaga, dirga mengangkat tangannya dan memeluk tubuh saudara kembar nya. wajah nya yang penuh luka dan lebam, tak menghentikan nya untuk mengukir senyuman penuh penyesalan yang tulus dari lubuk hati nya yang terdalam.

"maafin gw ya mbar..., maafin gw...." ucap dirga lirih.

tapi yudha malah menepis tangan nya dan berlari keluar apartemen. meninggalkan para saudara nya, dan dirga.

sungguh, dirga menyesal.

dirga menyesal karena mengikuti nafsu daripada akal sehat nya. ia menyesal karena bertingkah sok kuat untuk menanggung semua nya. dan pagi ini dirga menyadari, bahwa semua nya sudah terlambat.

𝔸𝔻𝕀ℕ𝔸𝕋𝔸'𝕊 ♡ || 𝑻𝑹𝑬𝑨𝑺𝑼𝑹𝑬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang