Keputusan Penting

1K 116 9
                                    

Kegelapan masih membasuh kamar Nunew. Riak-riak sinar matahari sedikit demi sedikit memasuki celah-celah jendela. Sang empu kamar hanya menatap kosong ke arah langit-langit tanpa memejamkan mata. Dia sudah berusaha tidur sejak semalam, tapi lagi-lagi otaknya berisi gambaran wajah Zee yang tampak merana dia tinggalkan kemarin. Seandainya yang keluar dari mulut Zee hanya pembicaraan orang normal, dia tidak akan ikut gundah gulana seperti sekarang. Akibat perbuatan Zee kemarin, hidupnya yang tenang-tenang saja menjadi jungkir balik. Dia tidak bisa bekerja, tidak bisa tidur, tidak bisa melakukan apa-apa.

Ketika suara penggorengan terbentur dengan alas kompor di lantai bawah, barulah dia memaksa dirinya bangun. Nunew sepertinya tidak mempunyai kekuatan untuk membawa dirinya ke kamar mandi. Jadi dia hanya membawa tubuh tak bertenaganya ke arah dapur.

Di sana, ibunya sedang melakukan sesuatu di atas kompor, sedangkan ayahnya sibuk memberi makan kucingnya, July. Saat mendengar kedatangannya, July hanya menatap dengan mata tak peduli dan kembali pada sarapannya sendiri. Sedangkan kedua orang tuanya hanya melirik sebentar, lalu kembali pada kegiatan masing-masing.

Tanpa mengeluarkan suara, Nunew menuangkan air ke gelas, lalu menenggaknya dalam sekali teguk tanpa menyisakan setetespun.

"Apa malammu mengerikan?" kata ibunya setelah melihat anak bungsunya murung dan wajahnya tampak mengenaskan akibat kurang tidur. Ibunya meletakkan sepiring makanan di depan Nunew dan membantu menuangkan air ke dalam gelas Nunew yang sudah kosong.

"Ma... Pa... " ucap Nunew membuat ayah dan ibunya memusatkan perhatian pada Nunew seraya duduk di hadapan anaknya itu. "Aku ingin memberitahu sesuatu," mulainya.

"Teruskan," kata ayahnya, merasa anaknya akan memberitahukan hal penting pada mereka.

"Bagaimana rasanya didatangi Sang Dewi dalam mimpi?" tanya Nunew.

"Apa Sang Dewi sudah mendatangimu? Nama belahan jiwamu sudah diberitahu? Apa kau mengenal orangnya?" sambar ibunya tanpa aling-aling. Maklum saja, setiap ada pembahasan soal belahan jiwa, para ibu-ibu sangat senang sekali mendengarnya.

"Ma..." ayahnya menghentikan cerososan ibunya, "Tidak ada yang spesial, Nak. Sang Dewi hanya memberitahu Pa nama Ma-mu dan menyuruh mengklaimnya sebelum ulang tahunnya yang ke-21," jelas ayahnya.

"Bagaimana kalau Pa melewatkan klaim Ma saat itu?"

"Tidak akan ada kau di dunia ini," kata ayahnya berusaha melucu, tapi karena sang anak masih dalam mode serius, dia melanjutkan, "Pokoknya kalau kau menolak belahan jiwamu, sengaja atau tidak, kau akan menjadi lajang seumur hidup."

Nunew tertegun. Dia sudah mempelajari soal belahan jiwa di dunianya sejak masuk sekolah dasar, tapi karena dia tidak tahu kapan mendapatkan belahan jiwanya, dia mengenyampingkan pelajaran itu. Sekarang, keputusan memang berada di tangannya, tapi dia juga harus mendengar pendapat orang tuanya soal ini. Apalagi untuk kasus yang satu ini, kasus yang sangat berbeda dengan orang kebanyakan.

"Aku, aku tidak didatangi Sang Dewi Ma, Pa. Tapi kemarin aku didatangi seseorang yang mengaku telah didatangi Sang Dewi dan menyebutku belahan jiwanya," cerita Nunew.

"Tidak mungkin," kata ibunya, "Sang Dewi hanya datang pada pihak laki-laki. Pihak perempuan hanya tinggal menunggu belahan jiwanya datang mencari."

"Dia bukan perempuan, Ma, Pa, melainkan laki-laki," dekut Nunew lirih seraya menghela napas tanpa menatap kedua orang tuanya.

Sekarang orang tuanya benar-benar memfokuskan diri pada anaknya. Yang awalnya sang ayah masih bisa sambil menyuap makanan ke mulutnya, sekarang dia benar-benar berhenti. Nunew memang terlihat berbeda pagi ini setelah dilihat-lihat dengan jelas. Walaupun kadang terlihat pendiem, tapi saat bersama kedua orang tuanya dia selalu tampak berseri-seri. Wajahnya jarang kusut dan tidak pernah memiliki lingkaran pada matanya. Anak ini tipe yang bisa tidur di mana saja, jadi bisa dibilang dia jarang sekali kurang tidur. Sekarang melihat dia seperti tidak tidur sama sekali, orang tuanya sedikit khawatir. Tapi kalau mendengar ungkapan Nunew, pantas saja kalau dia tidak bisa tidur.

Your FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang