"Jadi, siapa di antara kalian yang sakit?" tanya si Dokter tampan melihat Nunew dan Zee bergantian.
"Dia," tunjuk Zee pada Nunew.
"Tapi kami berdua butuh diperiksa juga," jawab Nunew menunjuk mereka berdua seraya merengut.
"Baiklah. Yang sakit dulu." Si Dokter mempersilakan Nunew berbaring di ranjang pasien.
Saat Nunew terlentang, dia berkata malu-malu, "Tapi sakitku di bagian belakang, Dok."
Akhirnya si Dokter paham tentang status keduanya dan menyuruh Nunew menelungkup dan membuka celananya.
Awalnya Nunew malu membukanya, tapi setelah mendapat anggukan dari Zee, akhirnya dia berani. Setelah Nunew menurunkan celananya sampai ke paha, Zee bukannya ikut memandang Nunew dia malah membuang muka tak tahan melihat Nunew ditelanjangi orang lain. Kalau di depannya bukan dokter, dia tidak mungkin sudi membiarkan orang lain melihat tubuh belahan jiwanya. Apalagi bagian tubuh yang sangat pribadi itu.
Melihat tanda berinisial "ZN" di pinggang Nunew, si Dokter mengangkat alis. Sebelum mereka masuk ke ruangannya, dia sudah melihat berkas Zee dan Nunew. Jadi dia tahu tanda itu memiliki inisial nama mereka. Jenis tanda itu memang banyak dimiliki manusia di bumi, tapi tidak yang sesama jenis. Pikirannya menolak itu. Tidak mungkin dua orang ini belahan jiwa, katanya dalam hati. Dilihat dari jenis kelaminnya, pasti tidak mungkin. Selama dirinya menjadi dokter, dia belum pernah mendapat kasus seperti ini. Pasangan sesama jenis yang sering datang kepadanya tidak satupun memiliki tanda seperti milik Nunew. Karena penasaran, dia bertanya pada Nunew, "Kau menatonya sendiri?"
"Menato apa?" kata Nunew bingung, dia lupa bahwa tanda belahan jiwanya berada di pinggang.
Zee yang mendengar obrolan itu langsung menyeletuk, "Ya, kita menatonya. Aku juga memilikinya." Zee mengedip memberi kode pada Nunew untuk tutup mulut. Zee tahu seorang dokter punya kode etik tentang tidak menyebarkan hal pribadi pasiennya. Tapi untuk sekarang dia tidak bisa mempercayai siapapun.
"Kalian belum mendapat belahan jiwa, ya?" kata Si Dokter semakin tertarik dengan pasangan itu.
"Belum," sahut Zee cepat sebelum Nunew ikut menjawab.
"Baguslah. Kukira kalian sedang berselingkuh dengan belahan jiwa orang lain," canda si Dokter berniat mencairkan suasana panas dalam ruangan.
"Maaf, kami tidak sehina itu," tukas Zee dingin, membuat si Dokter kembali memeriksa keadaan Nunew. Tubuh Zee hampir mengeluarkan api gara-gara pertanyaan si Dokter yang kelewat batas.
"Baru pertama kali?" tanya si Dokter pada Nunew sambil menyinari bagian belakangnya.
"Pertama kali buat kita berdua." Lagi-lagi Zee tidak membiarkan Nunew menjawab.
Si Dokter hanya mengangguk-angguk dan menyuruh Nunew kembali mengancingkan celananya.
"Apa Anda juga punya keluhan sakit?" tanya si Dokter pada Zee setelah Nunew bergabung dengan Zee.
"Tidak. Saya hanya mau melakukan tes kesehatan. Dia juga."
Si Dokter mengarahkan mereka pada sang perawat untuk melakukan tes kesehatan secara keseluruhan. Namun sebelum itu, si Dokter tak lupa memberikan petuah-petuah tentang melakukan se* sesama jenis yang sehat, seperti: apa saja yang tidak boleh dilakukan saat melakukannya, berapa sering boleh melakukannya, dan jangan lupa memberi perhatian lebih pada pasangan yang di bawah. Hal-hal yang sudah Zee hafal luar dalam sebelum melakukannya dengan Nunew.
Sebelum mereka keluar dari ruang dokter mengikuti perawat, si Dokter berkata, "Tunggu dia sembuh, Anda boleh melakukannya setelah itu."
"Aku akan melakukannya kapan saja, terserah aku," gerutu Zee di belakang perawat yang jalannya seperti sedang dikejar anjing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Future
General Fiction"Sebelum purnama bulan ini, segera temukan pemuda bernama "Nunew Chawarin" kalau kau ingin hidupmu tidak berhenti di angka 30. Dia akan menjadi obatmu sekaligus masa depanmu," ucap seorang perempuan berwajah datar dari dalam mimpi Zee Pruk. Gara-gar...