Taruhan

1.1K 97 10
                                    

Saat terbangun dengan wajah menelungkup, Nunew tak menahan makiannya ketika dirasa tubuhnya seperti dilindas truk. Kalau bukan karena kandung kemihnya yang minta dikeluarkan, dia tidak akan pernah bangun dari tempat tidur. 

Nunew mengerang rendah saat berusaha menurunkan kakinya. "Zee sialan!" gerutunya mencoba membalik badan. 

"Baru sekali saja kau sudah memaki-makiku." Suara Zee datang dari belakang Nunew. Tanpa meminta persetujuan Nunew, dia menarik selimut lalu menggendong tubuh telanjang Nunew ke kamar mandi.

Dengan pipi semerah delima, Nunew berusaha menutupi bagian tubuhnya dengan tangan. "Phi bilang hanya sekali? Setelah dua kali saja aku sudah mau pingsan, dan kau melakukannya empat kali. Empat kali! Coba bayangkan!" gerutu Nunew sambil mengibaskan tangan lupa dengan tubuh telanjangnya.

"Siapa yang memancingku lebih dulu?" tukas Zee menurunkan Nunew dengan hati-hati. Kaki  Nunew gemetar hebat, dia tak kuasa berdiri menahan sakit tubuhnya dan juga bagian belakangnya. "Tunggu sebentar, aku akan menyiapkan air hangat untukmu."

Selagi Zee menyiapkan kebutuhannya, Nunew sembari terseok-seok mengosongkan kandung kemihnya. Saat Zee kembali, dia lagi-lagi digendong ala bridal dan diletakkan dalam bathtup berisi air panas.

"Tidak terlalu panas?" Nunew menggeleng. "Perlu bantuanku?"

Nunew menggeleng keras. "Dekatkan saja semua peralatan mandinya."

"Baiklah. Kalau sudah selesai panggil aku."

Zee membiarkan pintu kamar mandi terbuka agar Nunew tidak perlu menggunakan tenaja untuk memanggilnya. Selagi menunggu Nunew selesai mandi, dia turun untuk menyiapkan makanan Nunew. 

Nunew berusaha menahan sakit dan tidak ingin memberitahu Zee soal itu. Mengangkat tubuhnya selama 3 detik saja membuatnya kembali menceburkan diri. Dia tetap keras kepala mencoba keluar dari bathtup tanpa bantuan Zee. Setelah percobaan ketiga tak membuahkan hasil, dia tak sengaja menyenggol peralatan mandi.

Suara gebrakannya pasti sampai ke telinga Zee. Secepat kilat Zee datang dan dengan sabar mengembalikan peralatan mandi ke tempat seharusnya. Tanpa berkata-kata, Zee membantu memapah Nunew turun dari bathtup. Jubah mandi yang sudah disiapkan Zee disampirkan ke tubuh Nunew tanpa perlawanan.

"Membungkuk!" perintah Zee.

"Tidak."

Zee mengetuk dahi Nunew. "Jangan berpikir macam-macam. Aku tidak akan melakukannya sekarang. Tolong membungkuk, aku hanya ingin mengobatimu."

Nunew berpegangan pada pinggiran wastafel dan membungkuk seperti suruhan Zee.

Kalau tidak sedang kesakitan, mungkin aku benar-benar akan melakukannya sekarang, pikir Zee keji. Apalagi saat dia menyingkap jubah mandi Nunew, pantatnya yang mulus dan molek seolah-olah sedang berbicara padanya untuk segera digarap. Untung kewarasannya menang. Dengan cepat dia mengolesi salep pada bulatan milik Nunew untuk mengurangi sakit dan pembengkakannya. Setelah selesai, dia menurunkan jubah mandi Nunew dan membantu menegakkan tubuhnya. 

"Kau... jauh-jauh dariku selama seminggu!" tukas Nunew sambil membiarkan Zee mengeringkan rambutnya. 

"Kau tidak akan tahan dengan itu," sahut Zee sambil mengembalikan salep ke dalam kotak obat.

"Mau taruhan?"

"Baik."

"Kalau Phi kalah, Phi dilarang melakukannya padaku sampai aku memutuskan boleh."

"Oke. Kalau kau kalah, kau harus melayaniku selama 3 hari penuh."

"Tidak mungkin!" seru Nunew. Otaknya langsung mengingat kembali kejadian semalam. Belahan jiwanya itu bukan termasuk orang yang gampang puas. Walaupun Nunew sudah datang berkali-kali, tapi Nunew tetap digempur habis-habisan sampai yang tersisa darinya hanya sedikit napasnya.

Your FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang