Saat Nunew terbangun, Zee masih bertelanjang dada dengan laptop di paha. Zee belum menyadari Nunew sudah terbangun. Jadi dalam diam, Nunew menatap belahan jiwanya yang entah mulai kapan begitu penting untuknya. Dia tidak bisa membayangkan kehilangan Zee di kehidupannya saat ini. Apalagi setelah tahu Zee adalah penyelamat hidupnya. Mungkin kalau Zee benar-benar menghilang dari dunia ini, Nunew juga lebih suka sendiri tanpa siapapun lagi di sisinya.
"Ter..." panggil Nunew.
Zee menunduk dan menemukan mata Nunew tampak berkaca-kaca menatapnya. "Ada apa?" Zee meletakkan laptopnya di nakas dan menarik Nunew kepangkuannya. "Mimpi buruk?" Dibelainya belakang kepala Nunew untuk menenangkannya.
Nunew menggeleng di cekungan leher Zee. "Sang Dewi mendatangi mimpiku."
Ah, sekarang Zee mengerti maksud Sang Dewi tentang bulan purnama berikutnya. Ternyata yang dimaksud mendatangi mimpi Nunew.
"Apa yang dikatakan Sang Dewi sampai membuatmu sedih?"
Nunew sambil terbata-bata dan menahan tangis menceritakan semuanya pada Zee. Dimulai dari kebenaran tentang kematiannya, sampai cara menghilangkan aroma dari dirinya.
"Jadi, apa kita akan menikah?" Zee mencoba bercanda agar kata-kata kematian yang keluar dari Nunew juga menghilang dari otaknya. Bayangan tanpa Nunew di dunia ini sudah membuat dadanya sakit.
Nunew mendongak, "Apa Phi ingin kita menikah?"
"Aku tidak akan memaksamu menikah. Sudah kubilang berapa kali padamu. Ada kau di sisiku sudah cukup. Tidak punya anak juga tidak apa-apa. Bahagiamu adalah bahagiaku, senyummu adalah senyumku. Tak peduli status kita menikah atau tidak. Yang penting kau tahan dengan keposesifanku."
Nunew bisa merasakan bayangan Sang Dewi sedang mencibir ke arahnya, "Apa kubilang."
"Ayo kita menikah!" ajak Nunew, beranjak dan melingkarkan kakinya ke sekeliliing tubuh Zee.
"Kau yakin?" Zee meletakkan kedua tangannya di pipi Nunew.
"Ehm." Nunew mengalungkan tangannya ke leher Zee. Hidungnya ditempelkan ke hidung Zee sambil memejam, mencoba merasakan penolakan dari dalam tubuhnya. Namun, semuanya tampak sempurna, senyaman itu dirinya bersama Zee.
-
Mengatakan pada orang tua mereka tentang rencana pernikahan tidak terlalu susah. Orang tua Nunew setuju-setuju saja, walaupun ayahnya sempat mau menolak, tapi ibunya dengan cepat mengiyakan. Sedangkan ibu Zee, tak ada penolakan apapun. Masalahnya sekarang, dia harus pergi menemui pamannya. Pamannya memang tidak terlalu penting dalam hidupnya, tapi karena dia masih keluarganya, dengan berat hati dia harus pergi ke rumah pamannya bersama Nunew hari ini.
Sesampainya di rumah pamannya, asisten rumah tangga dengan rambut dicepol ke atas membukakan pintu. Sebelumnya Zee memang sudah menghubungi pamannya akan kedatangannya. Jadi saat Zee maupun Nunew menginjakkan kaki di ruang tamu, di sana sudah di sambut Paman, Bibi dan sepupunya. Saat dirinya dan Nunew dipersilakan duduk, hawa di ruang tamu berubah sedingin kutub. Kalau bukan karena alasan kesopanan, Zee mungkin tidak akan pernah menginjak rumah ini.
"Jadi, apa benar kau akan menikahi belahan jiwamu?" tanpa babibu pamannya langsung memulai perbincangan.
"Ya. Kalau tidak ada halangan, bulan ini kami akan menikah," sahut Zee dengan mimik wajah terkesan santai, padahal jantungnya sudah tidak tahan menginginkan konfrontasi dari pihak pamannya agar dia bisa menyalurkan emosinya yang ditahan-tahan sejak dulu.
"Bagus, bagus. Lalu kenapa kau tidak membawa belahan jiwamu ke sini?"
Zee dan Nunew bertatapan beberapa detik, lalu kembali pada pamannya. "Dia belahan jiwaku," kata Zee memperkenalkan Nunew sambil menggenggam tangannya. Dua kali menghubungi pamannya, Zee memang tidak mengatakan belahan jiwa yang dimaksud adalah laki-laki. Bukannya mau merahasiakan hal itu, tapi setiap berbicara dengan pamannya, Zee terlalu muak untuk berbicara lebih banyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Future
Fiksi Umum"Sebelum purnama bulan ini, segera temukan pemuda bernama "Nunew Chawarin" kalau kau ingin hidupmu tidak berhenti di angka 30. Dia akan menjadi obatmu sekaligus masa depanmu," ucap seorang perempuan berwajah datar dari dalam mimpi Zee Pruk. Gara-gar...