#12 - Katakan Jika Benar

46 10 1
                                    

"Apakah kamu pernah memikirkannya ?, tentang bagaimana selayaknya 'kita' ?. Aku rasa hal itu tidak pernah terlintas dipikiranmu. Lalu, bagaimana dengan apa yang baru saja ku lihat saat itu ? Kurasa ia lah seseorang yang kau maksud".

• • •

"Aku pun tak mengerti, raga ini bergerak sendiri sesuai keinginannya. Aku hanya terkejut, bingung, lalu hanyut dalam pertanyaan. Memangnya sejak kapan raga ini menyimpan ? Jika memang ada ... aku tak akan berpaling, tapi ... ini sangat nyata aku rasakan sendiri".

• • •

"Jangan usik hubungan mereka !".
Tegas Ghaisya kepada Ferzie, ia kembali mengulang teguran tersebut.

"Oke, aku berhenti sampai disini ...."

"Lupain yang udah-udah, aku pergi dulu ...."

"Sebentar,-"
Ferzie menangkap lengan Ghaisya halus untuk menahan pergi.

Ghaisya melihat tenang lengan miliknya dikepal oleh Ferzie, tanpa melontarkan pertanyaan Ghaisya menanyakan 'kenapa' dengan mimik wajahnya.

"Kalau butuh teman cerita jangan sungkan datang ke aku, ya ?,"
Ucap Ferzie pelan dengan tangannya yang masih mengepal lengan Ghaisya.

"Thank you, zie ... aku susul teman-teman ya ...."

Ferzie mengangguk, perlahan ia lepas kepalan lengan Ghaisya dan melangkah mundur. Ferzie tersenyum lega karena mendapati respon baik dari Ghaisya.

• • •

Suasana kelas Maphine sunyi, hanya terdengar suara gesekan pulpen yang bergerak diatas kertas. Ia terhenti menulis lalu termenung seakan terkena hipnotis.

Meja milik Maphine dan Nayya bersebalahan di belakang barisan kedua, mereka diminta untuk merangkum oleh guru sejarah yang terkenal galak kepada murid.

Nayya menyadari Maphine terdiam diantara teman-temannya yang sedang sibuk menulis, ia merobek secarik kertas lalu meremuknya hingga berbentuk bola dan melemparkannya ke arah Maphine.

"Aduh !!," Keluh Maphine dan tersadar dari hanyutan pikirannya.

"6 menit lagi bell, udah selesai emang ?," Tanya Nayya berbisik kepada Maphine.

"Hah, seriusan kamu ? Aduh belum selesai ...."

"Cepet !! Kamu mah ... jangan aneh-aneh sama guru kiler."

Maphine menyadarkan dirinya yang sempat hanyut dalam pikiran lalu mulai melanjutkan tulisan rangkumannya dengan terburu-buru.

• • •

"Aman tadi ?," Tanya Nayya sembari berjalan beriringan bersama Maphine menuju gerbang sekolah.

"Untung banget kamu tegur aku, kalau gak bisa kebablasan ...." Syukur Maphine seraya menggandeng tangan Nayya.

tiba-tiba saja langkah mereka terhalang oleh kaki yang singgah tepat didepan mereka. Zakiel menghampiri Maphine dan Nayya lalu mengajak Maphine untuk pulang bersama.

"Yaudah, duluan ya bye ...." Tanpa basa basi Nayya lebih dulu menyudahi percakapan lalu pamit.

Maphine tertawa melihat tingkah laku temannya si Nayya.

Poetry In The Lens | ft. Sunghoon & WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang