45

375 2 1
                                    

Rhey jalan terhuyung, kepalanya terasa pusing dan tubuhnya terasa berat. Sepertinya dia tidak bisa pulang menyetir sendiri, dan kalaupun dia pulang dengan kondisi seperti ini orang rumah akan berpikiran macam-macam.
Saat dia akan terjatuh karena tidak bisa lagi memapah tubuhnya, tiba-tiba ada seseorang yang membantu menopang tubuhnya.
"Pak Rhey kenapa, sepertinya Pak Rhey sudah mabuk?"
"Ah....Bu Aneth, maaf. Saya tidak minum alkohol sama sekali, jadi mana mungkin saya mabuk"
"Tapi wajah Pak Rhey merah sekali dan keringatnya banyak sekali"
"Tidak tau tiba-tiba kepala saya pusing sekali, badan saya juga panas"
"Lebih baik Pak Rhey jangan pulang, bisa berbahaya kalau Pak Rhey menyetir dalam kondisi seperti ini"
"Hah....saya..." dan Rhey pun tidak sadarkan diri.

-------

Keesokkan paginya Rhey terbangun dengan kondisi kepala masih terasa pusing
"Ouugghh...dimana gua, kenapa gua bisa disini" gerutu Rhey pada dirinya sendiri
Saat dia hendak bangun dari posisi tidurnya, seketika kesadarannya datang ketika dia melihat ada seorang wanita tidur disampingnya dan sepertinya dalam kondisi telanjang.
Rhey pun memeriksa tubuhnya sendiri dibalik selimut, dan alangkah terkejutnya kalau diapun juga dalam kondisi telanjang
"Tidak, apa-apaan ini? Apa yang udah gua lakuin, nggak ini gak mungkin, gak mungkin gua udah lakuin ini sama wanita lain"
Saat Rhey berkecamuk dengan pikirannya, wanita disampingnya menggeliat dan menghadap kearahnya. Terlihat wajah wanita disampingnya dan semakin membuat Rhey terkejut tidak karuan
"Bu Aneth" ucap Rhey sambil membelalakkan matanya
Aneth pun terbangun dan ikut terkejut
"Aaaahhh........" teriak Aneth
"Tunggu tunggu, apa yang sebenarnya terjadi? Saya tidak melakukan apa-apa kan?"
Sambil menangis Aneth menjawab Rhey
"Bagaimana tidak terjadi apa-apa Pak Rhey, lihatlah sendiri kondisi kita berdua sekarang, hiks hiks..."
"Tapi...Tapi...saya aaarrggh..."
Rhey mengenakan kembali pakaiannya, dan saat akan meninggalkan Aneth, Rhey memberikan kesepakatan.
"Saya akan memeriksa rekaman CCTV hotel dulu, dan tolong jangan lakukan hal bodoh. Kalaupun terjadi apa-apa jangan gegabah, hubungi saya dulu dan tolong sekali jangan sampai istri saya mengetahui hal ini"
Aneth hanya bisa tertunduk sambil menangis sesenggukan saat Rhey meninggalkan Aneth di kamar hotel sendirian.
Rhey meminta tolong untuk memeriksa rekaman CCTV di tempat dan waktu kejadian, namun hasilnya nihil, pas sekali saat itu CCTV nya sedang diperbaiki
"Sial..." Rhey mengumpat kesal, dia pulang kerumahnya sendiri dalam kondisi kacau, dia bingung dengan apa yang sudah dia lakukan tapi dia tidak bisa mengingatnya sama sekali, dia juga merasa bersalah karena sudah mengkhianati Cherry istrinya.
Saat suasana hatinya kacau, ada panggilan masuk dari Cherry
"Hallo sayang" sapa Cherry ceria dari telepon, namun Rhey yang masih mengingat kejadian tadi pagi, semakin merasa bersalah ketika mendengar suara istrinya tersebut
"Halo...Kak Rhey? Sayang? Papah?" Panggil Cherry berulang karena Rhey tak kunjung menyahutinya
"Ah...iya Sayang maaf, aku baru bangun tidur. Semalam aku pulang larut banget"
"Owalah kirain kenapa, seru banget ya acaranya semalem?"
"Ya gitulah, maklum udah lama ga ketemu temen-temen SMA" Rhey terpaksa berbohong
"Sayang hari ini tungguin aku ya, aku mau kesana. Sebentar lagi aku mau siap-siap"
"Kok mendadak banget? Kak Rhey ga ada kerjaan?"
"Bisa aku wakilkan ke Yola nanti. Aku udah kangen sama kamu, kasian si joni ga pernah dibelai"
"Ish...dasar mesum"
"Sekalian mau nerusin program bikin adek buat Lily"
"Okey, aku tunggu Sayangku. Aku mau mandi, luluran, cukuran, terus beli lingerie buat persiapan nanti malam ya, hihihi..."
"Heemmm...kamu jangan godain dunk, belum apa-apa si joni udah berdiri aja nih"
"Eeuumm...enak banget kayaknya kalo si joni aku emutin ya Kak"
"Aahh...sayang, udah ah...aku ga mau main solo. Awas kamu ya nanti, ya udah aku mau mandi terus ke bandara"
"Oke Sayang, see you, muuuaacchh..."
"Muach"
Rhey segera memesan tiket pesawat dan untunglah ada penerbangan awal, lalu dia segera mandi dan berangkat untuk menemui istrinya.

------------

- Aneth POV -

Aneth membuntuti Rhey keluar hall tempat reuni berlangsung. Tampak Rhey berjalan terhuyung dan saat hendak terjatuh, Aneth segera menopangnya
"Pak Rhey kenapa, sepertinya Pak Rhey sudah mabuk?"
"Ah....Bu Aneth, maaf. Saya tidak minum alkohol sama sekali, jadi mana mungkin saya mabuk"
"Tapi wajah Pak Rhey merah sekali dan keringatnya banyak sekali"
"Tidak tau tiba-tiba kepala saya pusing sekali, badan saya juga panas"
"Lebih baik Pak Rhey jangan pulang, bisa berbahaya kalau Pak Rhey menyetir dalam kondisi seperti ini"
"Hah....saya..."
Saat Rhey mulai tidak sadarkan diri, Aneth pun mulai melaksanakan rencana busuknya yang dibantu oleh Jefri
"CCTV?" Tanya Aneth
"Aman"
Jefri menggotong tubuh Rhey di punggungnya, diikuti oleh Aneth dibelakangnya. Mereka menuju kamar hotel di lantai 3 yang sudah mereka siapkan sebelumnya.
Jefri membaringkan Rhey di ranjang, dan bersiap pergi
"Loe masukin berapa banyak tadi diminumannya, kok ampe teler gini dia"
"Gua masukin aja satu wadah tadi"
"Gila aja loe, pantesan langsung pingsan dia. Kalo gini mana bisa gua berhubungan sama dia"
"Loe kasih minum susu aja dikit, buat ngilangin efek obatnya. Tapi jangan banyak-banyak entar sadar dia"
"Ya udah sana-sana loe"
Aneth melihat isi lemari es yang ada di dalam kamar, ternyata Jefri sudah menyiapkan semua yang sudah dia butuhkan.
Belum sempat Aneth memberikan susu pada Rhey, Rhey menggeliat dan menggeram
"Aaaggghhh...."
Aneth menghampirinya
"Ada apa Rhey, kenapa, kamu butuh bantuan?"
Aneth berbisik ke telinga Rhey, sepertinya efek obatnya mulai dirasakan Rhey.
Rhey mulai membuka satu persatu pakaian yang dikenakannya, sampai hanya tersisa boxernya saja.
"Tubuhmu begitu seksi Rhey, kenapa harus dia, anak ingusan itu yang harus jadi istri kamu Rhey" geram Aneth membayangkan tubuh seksi Rhey disentuh oleh Cherry
Melihat Rhey yang sudah bertelanjang dada, menampakkan dada bidang berototnya, membuat Aneth tergoda.
Aneth mendekatkan dirinya dan memberanikan dirinya untuk menyentuh bagian tubuh Rhey yang tidak tertutup kain itu.
Ditelusurinya dada bidang itu dengan telunjuk lentiknya, diusap putingnya menggoda
"Aaahhh....." lenguh Rhey saat Aneth bermain-main dengan putingnya
"Ternyata kamu suka diginikan hah, baiklah kalau begitu aku akan memulainya sekarang"
Aneth mulai menjilati puting Rhey, sambil tangannya terus menjelajah tubuh bagian atas lalu turun kebawah, sampai dia merasakan ada yang menonjol dan keras dibalik boxer yang masih dikenakan Rhey.
Aneth memijat dan meremas sesuatu yang keras tadi
"Aahhh....yeeahh..." Rhey yang merasakan juniornya diremas semakin menjadi-jadi, masih tanpa sadar dia bangkit dari posisi tidurnya lalu meraih wajah Aneth lalu mulai mencium bibirnya
"Eeeuuummm......"
Aneth yang dengan senang hati mulai mengikuti permainan Rhey, sambil terus meremas junior Rhey dari balik boxer.
Ciuman mereka berubah menjadi lumatan panas, Rhey mulai melepaskan pakaian yang dikenakan Aneth dengan kasar, bahkan sedikit merobeknya
"Eeuumm....aaahhh....kamu nakal ya..." bisik Rhey
"Ternyata kamu liar juga aahh...." Aneth mendesah saat Rhey meremas payudaranya.
"Aaagghh..." Aneth sedikit terkejut saat Rhey memposisikan tubuhnya untuk berbaring do ranjang, dengan cepat dia mulai mengulum payudara Aneth dan meremas payudara yang lainnya
"Eeeuummm.....aaaahhh.....Rhey..."
Rhey terus menjamahi tubuh Aneth, sampai pada bagian intimnya
"Aaahhhh....Rhey eeeuumm....masuhh...masukin ajah.....eeuummm...aku sudah tidak tahaann...."
Rhey membuka boxernya yang langsung menampakkan juniornya yang sudah tegak sempurna
"Hah hah...besar dan panjang sekali milikmu hah..."
"Kamu kan sudah tau itu sayang, kenapa kamu jadi kaget dengan ukurannya"
Ternyata kesadaran Rhey belum kembali, dia hanya bereaksi karena bergairah. Sepertinya Rhey melihat Aneth sebagai Cherry, namun Aneth tidak ambil pusing selama dia bisa merasakan kegagahan Rhey.
Rhey memposisikan tubuhnya di atas Aneth, menggoda bagian intimnya dan dengan sekali hentakan dia masukkan juniornya yang besar dan panjang itu ke dalam lubang milik Aneth
"Aaaggghhh...eeuugghh...luar biasa, tidak kuduga ini benar-benar penuh di dalamku Aaahhh...."
Aneth melingkarkan kakinya pada paha Rhey, mengunci posisi mereka saat ini.
Mereka sama-sama berdiam untuk menikmatinya sejenak sampai akhirnya Aneth memulainya.
Aneth mulai menggoyangkan pinggulnya
"Ah ah ah...benar-benar penuh eeuummm..."
Pusing dikepala Rhey mulai menyerangnya lagi saat Aneth memggoyangkan pinggulnya
"Aaarrgghh...sssttt..."
"Kenapa, kepalamu masih sakit? Kalau begitu biar aku saja yang melakukannya, kamu nernaring saja dan nikmati"
Aneth melepaskan kunciannya dan membiarkan Rhey berbaring. Sebelum dia memulainya lagi, dia mengulum juniornya Rhey
"Aaahhhh.....eeuumm...."
Sebentar saja mulut Aneth merasa pegal karena ukurannya yang besar dan panjang, akhirnya Aneth duduk di atas tubuh Rhey, dilumatnya bibir Rhey.
Sambil bertumpu pada tangannya, diarahkannya junior Rhey agar masuk kembali ke lubangnya, karena tadi sudah sempat masuk jadi kali ini mudah untuk memasukkannya lagi
"Aaaahhhhhh........"
Aneth langsung menggoyangkan pinggulnya maju mundur, naik turun, dan memutar
"A a a a a a a a a a...." desahnya patah-patah menikmati setiap desakan di dalamnya
"Cherry sayang, kenapa payudaramu sedikit berubah, ah ah ah ah" kicau Rhey menikmati goyangan Aneth sambil meremas payudara yang bergoyang menggantung dihadapannya
"Ah ah kenapaahh eum dengan payudaraku eeuumm...sedikit eum...lagi akuh mauu ahhh..."
Aneth mendapatkan pelepasan pertamanya yang membuatnya lemas dan mendaratkan tubuhnya di atas tubuh Rhey
"Hah hah hah.....bahkan kamu belum juga keluar, kamu benar-benar perkasa Rhey"
Rhey yang merasa belum mendapatkan pelepasannya mulai menggerakkan pinggulnya
"Sayang aku belum keluar euhh euhh...Cherr aku cinta kamu ah ah ah..."
Aneth yang mendengar itu lalu memposisikan wajahnya di hadapan wajah Rhey
"Kumohon sekali saja sebut namaku Rhey, bahkan disaat seperti ini pun yang kau ingat hanya nama Cherry"
Rhey yang mendengar perkataan itu merasa sedikit terganggu, dan menghentikan gerakannya
"Apa yang kamu bicarakan? Kamu istriku Cherry kan?"
"Tolong Rhey sebut namaku, Aneth"
Rhey mencoba memfokuskan penglihatannya, saat dia sedikit mulai fokus, dia berusaha melepaskan dirinya dari Aneth, namun karena kondisinya yang masih lemas akibat efek obat dia tidak bisa.
"Tidak, kita harus menyelesaikan ini"
Rhey yang sudah tidak bergairah menurunkan Aneth dari atas tubuhnya dengan paksa
"Maaf Bu Aneth, saya kira Anda istri saya. Sepertinya saya memang mabuk"
"Rhey please...ini kesempatanku untuk memilikimu, kumohon"
Rhey yang masih belum mampu berdiri, memilih untuk menyelimuti seluruh tubuhnya dan bersiap untuk istirahat saja.
"Tolong Bu Aneth, silahkan Anda keluar dari kamar ini. Saya tidak bisa meneruskan ini semua, karena saya sudah punya istri"
Aneth yang tidak digubris merasa kesal, namun dia juga merasa sedikit lega karena rencana nya berhasil.
Dia berdiri dan berjalan ke arah meja televisi yang ada di deoan ranjang, dikeluarkannya kamera kecil dari balik tempat tissue. Dilihatnya ulang hasil rekamannya tadi, dan dia merasa puas dengan itu
"Lihatlah nanti Rhey, ini akan kujadikan senjataku untuk bisa memilikimu. Sayang akhirnya Mama bisa carikan Papa buat kamu" Aneth berbicara sendiri sambil mengelus perutnya yang masih rata dimana ada janin di dalamnya.

--------

- TBC -

My Little Wife (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang