Setelah putusan cerainya telah resmi dikeluarkan pengadilan, Cherry seolah-olah menghilang begitu saja bak ditelan bumi. Bahkan Kakek, Nenek dan Sisca sahabat Cherry enggan memberitahu keberadaan Cherry kepada Rhey.
Rhey sangat kacau, hidupnya hancur berantakan. Perceraian yang diluar kendalinya, bahkan pernikahan yang tidak diinginkannya setelah itu membuatnya semakin menggila."Mi Bi tolong beri tahu Rhey dimana keberadaan Cherry sekarang?"
Setiap hari Rhey selalu memohon agar diberitahu keberadaan Cherry, bahkan beberapa bulan setelah perceraian mereka.
"Sudahlah Nak Rhey, Cherry harus menenangkan diri dan menjalani hidupnya yang sekarang. Dia bahkan harus rela berpisah dengan anaknya sampai dia siap. Kamu cukup beri perhatian saja pada anak perempuanmu ini, juga istri dan calon anakmu" jawab Kakek Cherry
Kakek dan Nenek Cherry juga merasa terpukul akan perpisahan cucu mereka, bahkan Kakek Cherry sempat menolak bertemu dengan Rhey. Karena mereka melihat Lily yang juga membutuhkan sosok seorang ayah, akhirnya mereka berusaha untuk sedikit melunak.
"Saya berani bersumpah Bi, anak yang dikandung Aneth bukan anak Rhey. Rhey menikahi dia karena paksaan, nanti pasti akan Rhey buktikan kebenarannya. Jadi Rhey mohon, percaya sama Rhey"----------
Aneth yang merasa menang karena berhasil menikahi Rhey, nyatanya tidak bisa membuatnya meluluhkan Rhey, bahkan untuk memuaskan nafsunya yang meningkat semenjak hamil.
Rhey memilih apartemen sebagai rumah tinggal mereka, karena rumah yang ditempatinya bersama Cherry adalah rumah yang khusus dibangunnya untuk Cherry. Tidak ada yang boleh 'menempatinya' selain dirinya dan Cherry.
Walaupun mereka tinggal satu atap, Rhey juga memilih untuk tidur terpisah kamar. Dia tidak sudi tidur satu ranjang dengan wanita lain, walaupun pada kenyataannya, sebelumnya dia pernah tidur dengan Aneth, tapi berbeda dengan kali ini.
Rhey sengaja selalu pulang malam saat hari kerja, dan menyibukkan diri kalau sedang libur. Dia berusaha sebisa mungkin agar tidak terlalu sering bertatap muka dengan Aneth di rumah.
Aneth yang sejak hamil, dia memutuskan untuk tidak mengajar lagi dan bekerja membantu usaha milik keluarganya. Aneth yang tahu Rhey selalu menghindarinya lama-lama merasa marah, sampai pada akhirnya mereka bertengkar
"Rhey, maksud kamu apa memperlakukanku seperti ini? Kita sudah 3 bulan menikah tapi sepertinya hanya aku yang merasa seperti itu" Aneth berbicara pada Rhey saat berada di meja makan, dia terpaksa harus sedikit teriak karena lagi-lagi Rhey berusaha untuk menghindarinya
"Dengar Neth, aku nikahin kamu bukan karena kemauanku. Aku nikahin kamu karena keterpaksaan atas kesalahanmu sendiri, dan sebaiknya kau terima itu karena yang kamu inginkan hanyalah menikah denganku"
"Tega sekali kamu bilang seperti itu Rhey, aku sedang hamil anak kamu Rhey. Bagaimana bisa kamu memperlakukanku seperti ini"
"Hah...bisa-bisanya anak yang tidak berdosa kamu jadikan alasan untuk memenuhi ambisimu Neth. Bahkan kamu tidak layak menjadi seorang ibu"
Rhey pun pergi dari apartemen dengan membanting pintu keras dan meninggalkan Aneth yang menangis sendirian.
"Tega sekali kamu Rhey, bahkan setelah kita menikahpun belum pernah sekalipun kamu menyentuhku"
Aneth yang merasa marah karena tidak dianggap, dia keluar untuk mencari hiburan. Dia pergi ke klub tempat biasanya dia nongkrong bersama teman-temannya, dan benar saja disana sudah ada Jefri bersama pacarnya Sindy, dan yang tidak disangkanya Bryan juga berada disana.
Bryan yang melihat kedatangan Aneth merasa tidak menyangka, ditambah lagi melihat kondisi Aneth yang berbadan dua. Bryan mendengar kabar tentang pernikahannya dengan Rhey, tapi dia tidak menyangka kalau Aneth juga sudah hamil.
"Hai beib, ada apa ini, kenapa bumil bisa datang ke tempat seperti ini?"
"Diem loe! Gue mau minum-minum ngilangin sumpek"
"Wo wo wo wo...sabar beib, santai santai, inget loe lagi hamil"
"Gue tau gue lagi hamil, tapi gue juga lagi sumpek. By the way hai Bryan, sudah lama loe di sini?"
"Hai Neth, lama ga ketemu. Ga nyangka loe tambah seksi kalau lagi hamil"
"Percuma gue seksi begini, disentuh aja ga pernah"
"Sayang banget, loe sih ga mau sama gue. Kalau loe nikah sama gue, gue pastiin ga pernah gue anggurin"
"Thanks beb gue apresiasi tawaran loe"
Aneth benar-benar diluar kendali, bahkan temannya tidak bisa mencegahnya untuk tidak minum. Dia sudah menggila, bahkan dia berani mencium Bryan terlebih dulu dan berlanjut entah kemana.
Jefri dan Sindy yang juga sudah mabuk hanya bisa melihat mereka berdua pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife (Slow Update)
RomanceMaaf kalo di tiap partnya ada adegan 21+ nya, yang ga suka minggir aja dulu. Semua cerita hanya fiktif dan pure karangan author, apabila ada kesamaan karakter ataupun cerita mohon dimaafkan, kemungkinan author mendapat inspirasi dari itu. Cerita men...