Disuatu pagi yang tenang, Lily dan si kembar seperti biasanya 'diculik' oleh Oma nya. Sedangkan Abi dan Mimi harus pulang ke rumah mereka sendiri karena ada acara yang harus dihadiri. Rhey mengambil cuti karena harus siap siaga menemani Cherry yang sudah mendekati hari lahiran, Cherry yang sudah mulai kewalahan karena perutnya dan membuatnya begah.
"Kak sepertinya kita harus ke rumah sakit sekarang deh"
"Kenapa Sayang? Sudah mulai konsisten ya kontraksinya?"
"Belum terlalu sering sih"
"Baiklah, kalau kamu maunya begitu. Aku masukkan barang-barang yang harus dibawa ke mobil dulu ya"
Rhey mengusung tas keperluan lahiran ke mobil lalu membantu Cherry berjalan menuju mobil. Cherry mulai mengalami kontraksi palsu sejak beberapa hari ini, dan semalam kontraksinya jadi semakin sering walaupun tidak berdekatan. Sesampainya di rumah sakit Cherry langsung menempati kamar dan dokter segera memeriksanya.
"Masih bukaan satu, dibuat gerak dan atur nafas saja kalau terasa kontraksi lagi"
"Baik dok"
Setelah melakukan pemeriksaan dokter pamit. Rhey mengabari orang tua mereka dan mengatakan tidak perlu pulang, dan lanjutkan saja liburannya dulu.
"Mama ngga perlu khawatir, Rhey udah ambil cuti dari kemarin dan nyerahin semua urusan kantor ke sekretaris. Lanjutin aja liburannya, kasian anak-anak kalau tiba-tiba harus pulang"
"Iya iya Mah, nanti kalau udah lahir aku video call. Heemm, bye"
"Ssshh..." Cherry meringis kesakitan saat dia mengalami kontraksi lagi
Rhey mendekatinya dan mengelus perutnya, ada pergerakan saat Rhey mengelus perut Cherry
"Sayang jangan susah-susah ya lahirnya, kasihan Mama kamu kesakitan"
"Jangan bilang gitu Papa, nanti adek ngambek lho"
"Iya maaf maaf, ngga Sayang"
"Sshh...Kak Rhey sakit" Cherry mengigit bibir bawahnya sambil meringis menahan sakit
"Aku harus ngapain Sayang, apa yang bisa aku lakuin biar sakitnya hilang" Rhey merasa bersalah melihat istrinya kesakitan dan mulai sedikit panik.
Cherry memiringkan tubuhnya, digenggamnya tangan Rhey dan diremasnya kencang untuk memberinya kekuatan. Setelah kontraksinya mereda Cherry melonggarkan remasannya.
"Sakit ya tangan Kakak?"
"Engga Sayang, ngga apa-apa"
"Kak Rhey nangis?"
Cherry melihat mata Rhey basah
"Aku ngga tahu harus ngelakuin apa Sayang, kamu kesakitan gini. Setelah lahiran si kembar waktu itu, aku jadi sedikit trauma lihat kamu kesakitan gini"
"Kak Rhey, yang lalu biar berlalu. Toh si kembar sekarang udah besar dan sehat. Aku juga sekarang sakit karena mau melahirkan anak kita. Ini sakitnya, sakit nikmat melahirkan"
"Tapi Sayang, aku ngga bisa lakuin apa-apa buat kamu"
"Kak Rhey udah support aku, itu sudah lebih dari cukup. Ssshh....sepertinya kontraksinya sudah mulai intens, sshh..."
Cherry kembali meremas tangan Rhey, dan memintanya untuk mengelus pinggangnya
"Kak"
"Iya Sayang"
"Mau cium" sambil kesakitan Cherry meminta Rhey menciumnya
Rhey segera mencium bibir Cherry lembut,
"Eeuumm..." Cherry meringis dalam ciumannya
Rhey hendak melepaskan ciumannya, namun Cherry menahannya dan lanjut melumat bibir Rhey.
Semakin intens kontraksi yang dialami Cherry, maka semakin intens pula Cherry melumat bibir Rhey. Rhey yang tak tahu harus bagaimana, mengikuti saja kemauan istrinya.
Cherry melepaskan ciumannya saat dia merasa benar-benar tidak kuat menahan sakitnya
"Ssshhh...Kak kayaknya sudah mau keluar ini si adek, sakit banget"
"Oke sebentar aku panggil dokternya"
Tak lama dokterpun datang, dan Cherry segera dipindahkan ke ruang bersalin.
Tak berselang lama, anak mereka pun lahir dengan sehat. Anak ke empat mereka berjenis kelamin perempuan, dan di beri nama Rosè.- TBC -
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife (Slow Update)
RomanceMaaf kalo di tiap partnya ada adegan 21+ nya, yang ga suka minggir aja dulu. Semua cerita hanya fiktif dan pure karangan author, apabila ada kesamaan karakter ataupun cerita mohon dimaafkan, kemungkinan author mendapat inspirasi dari itu. Cerita men...