48

310 5 1
                                    

- Rhey POV -

Hari ini mungkin hari yang tidak dinantikan oleh Rhey, karena tadi tiba-tiba Rhey mendapat telepon dari Aneth yang memintanya untuk bertemu sepulang kerja nanti. Perasaannya kembali gelisah dan campur aduk, seolah-olah dia sudah bisa menebak apa isi pembicaraan mereka nanti. Rhey langsung kehilangan konsentrasinya, pikirannya terpecah.
"Rhey kamu kenapa sih dari tadi Papa perhatiin kamu ga konsen" Papa Rhey menegurnya saat keluar ruang meeting
"Ah...maaf Pa, ga ada apa-apa kok. Nanti selesai jam kantor apa ada agenda lagi?"
"Sepertinya sudah tidak ada Pak, ini meeting terakhir kita hari ini" Jawab sekretarisnya
"Kalo gitu Rhey pamit duluan ya Pa, ada janji ketemu dengan client"
"Okey, kamu nanti ga mampir rumah?"
"Sepertinya nanti Rhey langsung pulang ke rumah Rhey aja Pa. Ok bye Pa"
Rhey segera menuju tempat yang dirinya dan Aneth sepakati untuk bertemu, sebelumnya Aneth memintanya untuk bertemu di kafe miliknya tapi Rhey menolak dan memilih untuk bertemu di restoran sedikit lebih jauh.
Sesampainya di sana, ternyata Aneth sudah tiba lebih dulu dan Rhey segera menghampirinya

"To the point aja, aku masih ada janji dengan orang lain"
"Aku hamil Rhey" jawab Aneth sambil menunjukkan foto USG dan hasil testpack nya pada Rhey

Rhey menatap dua benda tersebut tidak percaya, dan tidak segera memberi jawabannya"Rhey, aku bilang aku hamil""Lalu? Apa urusannya denganku?" Jawab Rhey sinis"Apa maksudmu Rhey, aku hamil Rhey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rhey menatap dua benda tersebut tidak percaya, dan tidak segera memberi jawabannya
"Rhey, aku bilang aku hamil"
"Lalu? Apa urusannya denganku?" Jawab Rhey sinis
"Apa maksudmu Rhey, aku hamil Rhey. Aku mengandung anakmu, anak kita!"
"Pelankan suaramu, aku bisa mendengarnya"
"Apa kamu lupa apa yang sudah kita lakukan malam itu Rhey, mungkin kamu tidak mengingatnya karena kamu sedang mabuk. Tapi tapi...hiksss..." Aneth tidak sanggup meneruskan kata-katanya dan terus menangis
"Ngga Neth, ngga mungkin kamu bisa hamil anakku. Aku yakin itu bukan anakku"
"Kamu kejam Rhey, bagaimana bisa kamu ngomong seperti itu, sedangkan kita sudah pernah melakukannya, dan itu pertama kalinya untukku Rhey"
"Kalau hanya ini saja yang ingin kamu sampaikan, aku permisi dulu" Rhey beranjak dari tempat duduknya dan beralih pergi begitu saja.

"Sial kau Rhey, bagaimana bisa kamu melakukan hal itu dengan wanita lain, aaarrgghh....." Rhey marah terhadap dirinya sendiri
Rhey ingin tidak mempercayainya, tapi Rhey juga tidak bisa menyangkalnya, karena dia memang pernah melakukannya dengan Aneth.
Apa yang harus dia lakukan sekarang, apa dia harus meminta Aneth untuk menggugurkan kandungannya, memberinya sejumlah uang lalu menyuruhnya untuk pergi jauh dari kehidupannya. Tapi Rhey bukan tipe pria kejam seperti itu, namun Rhey juga tidak bisa jika disuruh untuk bertanggung jawab dan meninggalkan istri yang sangat dicintainya.
Sepanjang perjalanan Rhey merasa kalut dan pikirannya buntu, dia terus memikirkan Cherry yang dirindukannya. Pucuk dicinta ulampun tiba, ada panggilan masuk dari Cherry.

"Iya sayang, tumben jam segini telpon? Belum tidur?"
"Kak Rhey lagi dimana?"
"Emm...anu...Kakak masih di jalan, tadi habis ketemu sama client, ini mau pulang"
"Kamu kok belum tidur jam segini? Halo...halo..."
Tidak ada jawaban dari Cherry, lalu Rhey melihat ke layar handphone nya ternyata Cherry merubah panggilannya menjadi video call. Rhey lalu meminggirkan mobilnya untuk melanjutkan panggilan video dari Cherry, yang langsung membuatnya terkejut
"SAYANG KAMU..."
"Kak Rhey lama ih ga pulang pulang"
Rhey mengenali latar belakang keberadaan istrinya saat ini
"Kamu kapan pulangnya, kok ga kasih kabar dulu?"
"Jadi mau marah nih gara-gara aku pulang ga kasih kabar?" Rengek Cherry mendengar Rhey sedikit berteriak
"Bukannya gitu, tapi kan biar aku bisa jemput kamu di bandara"
"Ya udah kalo ga mau aku pulang, aku pulang ke rumah Mimi aja kalo gitu, huh" rajuk Cherry
"Enggak sayang, Kakak ga marah kok. Kalo kamu ke rumah Mimi kan jadi mubadzir itu make up sama dress seksi kamu itu"
"Udah ah, udah ga mood. Terserah Kak Rhey mau pulang apa gak, aku mau tidur aja kalo gitu, huft"
Cherry mengakhiri video callnya dan membuat Rhey segera tancap gas untuk pulang, junior Rhey sudah sesak di bawah sana saat melihat penampilan istri kecilnya yang hanya mengenakan dress transparan yang menampilkan bagian dadanya.
"Damn...memang hanya Cherry yang bisa membuatnya bereaksi, jadi tidak mungkin bayi yang dikandung si jalang Aneth itu anakku"

---------------

- Aneth POV -

"Fan loe temen gue kan?"
"Iya lah emang kenapa?"
"Loe mau kan bantu gue?"
"Bantu apa?"
"Bantu gue malsuin usia kehamilan gue"
"Hah, maksud loe?"
"Please...nanti loe juga tau sendiri, pokoknya buat seolah-olah usia kandungan gue lebih muda 2 bulan okeh"
"Emm...okeh, loe ga mau gue tanya-tanya detail lagi kan?"
"Yes...emang sahabat gue banget loe, ngerti banget mau gue"

Aneth segera pergi menuju restoran tempat dimana dia akan menemui Rhey
"Jauh banget cari tempat janjian aja ampe kesini, tapi ga masalah semua gue lakuin buat bisa dapetin kamu Rhey"
Sesampainya di sana ternyata Rhey belum sampai, Aneth menuju meja dekat jendela yang sekitarnya tidak begitu ramai. Sambil menunggu Rhey, Aneth memesan segelas orange juice. Tidak lama setelah pesanannya datang, Rhey juga datang.

"To the point aja, aku masih ada janji dengan orang lain"
"Aku hamil Rhey" sambil menunjukkan foto USG dan hasil testpacknya pada Rhey.
Melihat Rhey tidak menjawabnya lagi, membuat Aneth mengulang kembali kata-katanya
"Rhey, aku bilang aku hamil"
"Lalu? Apa urusannya denganku?" Jawabnya sinis
"Apa maksudmu Rhey, aku hamil Rhey. Aku mengandung anakmu, anak kita!"
"Pelankan suaramu, aku bisa mendengarnya"
"Apa kamu lupa apa yang sudah kita lakukan malam itu Rhey, mungkin kamu tidak mengingatnya karena kamu sedang mabuk. Tapi tapi...hiksss..." Aneth tidak sanggup meneruskan kata-katanya dan terus menangis
"Ngga Neth, ngga mungkin kamu bisa hamil anakku. Aku yakin itu bukan anakku"
"Kamu kejam Rhey, bagaimana bisa kamu ngomong seperti itu, sedangkan kita sudah pernah melakukannya, dan itu pertama kalinya untukku Rhey"
"Kalau hanya ini saja yang ingin kamu sampaikan, aku permisi dulu" Rhey beranjak dari tempat duduknya dan beralih pergi begitu saja.
Aneth sengaja tidak menghalanginya, dia tau dalam lubuk hatinya terdalam Rhey pasti akan merasa gelisah. Aneth menghapus air mata tipisnya lalu menyeringai sendiri
"Kamu tidak akan pernah bisa menghindar Rhey, lihat saja apa yang akan kulakukan"
Aneth langsung mengambil handphonenya dan menghubungi temannya Jefri
"Beb, loe kirim sekarang deh. Okey thank you beb"
Sebelumnya Aneth sudah meminta Jefri yang mengirimkan foto-fotonya bersama Rhey waktu itu kepada Cherry. Namun Aneth menunggu waktu yang tepat, dan saat inilah waktunya.
"Kamu yang membuatku melakukan ini sayang, maafkan kalau aku harus memilih untuk menghancurkan kebahagiaan kalian"

---------

TBC

My Little Wife (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang