𝐁𝐚𝐛 𝟑𝟑 - 𝐀𝐦𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚

428 37 2
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

Porsche menatap Masimo yang masih berbaring di ranjang, dan ia belum juga siuman. Sudah 1 Minggu semenjak kepulangan Kinn ke Amerika, entah mengapa hari-hari Porsche menjadi begitu hampa, di tambah Masimo belum sadarkan diri. Ia tidak menyesal karena membuat Masimo seperti sekarang ini, hanya saja.. ia ingin sekali memberi peringatan lagi kepada Masimo, agar dia tidak berani menyentuh miliknya lagi, bahkan sampai bertindak jauh seperti saat itu.

Ia tidak akan segan-segan untuk membunuh Masimo saat itu juga, meski Masimo adalah adik kandungnya. Jika semua hal yang menyangkut Kinn berani di campuri oleh Masimo, maka Porsche tidak akan pernah segan untuk merenggut nyawa Masimo seperti apa yang sudah ia lakukan kepada musuh-musuhnya yang lain. Porsche menatap tajam Masimo, dan ia melihat ada pergerakan di tangan Masimo. Porsche lalu meminta Arm untuk memanggil Dokter segera, dan tak lama Dokter pun datang.

Masimo akhirnya sadar, dan kondisinya jauh lebih baik dalam sekejap. Setelah selesai memeriksa Masimo sang Dokter langsung pamit undur diri, dan yang lainnya pun ikut keluar dari ruangan tersebut sehingga meninggalkan Porsche dan Masimo berdua saja. Aura mencekam Porsche menyeruak di seluruh ruangan tersebut, dan membuat Masimo merinding merasakan aura gelap membunuh seorang Porsche. Ia menelan Saliva nya dengan kasar, dan berharap Porsche meninggalkannya sendiri saja di ruangan pengap tempat dimana dirinya di rawat.

"Akhirnya kau bangun juga, bagaimana? Apa kau masih ingin kuberi pelajaran?" Tanya Porsche, ia menyunggingkan senyum iblisnya kepada Masimo.

"Kau gila." Umpat Masimo lemah, "benar-benar Psycho gila!"

Porsche kembali menyeringai, "Huh, well.. kau sudah tau jika saudaramu ini adalah seorang Psycho gila, lalu.." Porsche mendekatkan dirinya kepada Masimo. "Kenapa kau masih berani menyentuh milikku? Kau taukan, aku tidak suka barang yang ku miliki.. di sentuh oleh orang lain, apalagi oleh orang sepertimu."

"Aku tidak menyentuhnya, aku hanya mencicipi sesuatu yang menjadi kesukaanmu." Balas Masimo, tanpa takut dengan Porsche yang terlihat seperti akan membunuh seseorang.

Porsche mengepalkan tangannya dengan erat, dan matanya terlihat berapi-api. "Kau bilang apa? Mencicipi..?"

"Ya, mencicipi. Kenapa? Kau tau.." Masimo memberikan tatapan yang puas karena berhasil memancing emosi Porsche lagi. "...milikmu itu benar-benar manis, dan menggoda. Tidak heran kau sampai tergila-gila padanya, dia benar-benar luar biasa, Porsche.."

"Kau!!" Porsche tersulut emosi, dan hendak menghajar Masimo lagi. Namun, ia beruntung bisa menahan emosinya dan mengendalikan diri agar tidak menyerang Masimo yang sengaja memancing emosinya.

Arm, dan Vegas masuk ke dalam dengan cepat setelah mendengar suara teriakan Porsche dari dalam ruangan. Keduanya berhenti mematung saat melihat Porsche yang hanya menatap tajam kearah Masimo, dengan tangannya yang menggantung di udara seperti hendak menampar Masimo. Keduanya bernafas lega karena tuan mereka tidak kembali menghajar Masimo, karena kondisi Masimo akan semakin buruk nantinya jika mendapat serangan dari Porsche.

Masimo menyunggingkan senyum kemenangannya kepada Porsche. "Kenapa? Takut untuk menghajar diriku lagi? Iya, Porsche?"

"Jangan memancingku, Masimo.. karena aku tidak akan bisa menahan diri lagi, jika kau terus memancingku." Ucap Porsche datar.

"Oho.. apa kau pikir aku takut dengan ucapanmu? Ayo, Porsche! Hajar aku lagi. Hajar aku!! Hajar aku lagi sampai kau puas, dan akan ku buat Kinn tau seperti apa dirimu ini, dan aku yakin dia pasti akan terkejut jika tau orang yang dia sukai adalah seorang, Monster."

Porsche hendak menghajar Masimo, namun dengan sigap Arm dan Vegas menghadang tuannya untuk mengajar sang adik lagi. Keduanya membawa Porsche keluar dari ruangan tersebut untuk menenangkan diri, dan meninggalkan Masimo di ruangan tersebut sendirian.

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang