𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟒 - 𝐌𝐢𝐥𝐢𝐤𝐤𝐮

1.4K 70 22
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

Kinn menatap Porsche yang tidur dengan tenang di sampingnya, dan sepertinya ia benar-benar sudah terlelap. Kinn terus memperhatikan wajah Porsche, semakin ia menatapnya, maka terlihat sangat jelas di mata Kinn jika ternyata Porsche memiliki wajah yang sangat tampan. Bukan hanya itu, rahangnya yang tajam, dan lengkung matanya yang indah membuat wajah Porsche terlihat begitu luar biasa.

Kinn sangat yakin jika di luaran sana, pasti banyak sekali wanita atau pria yang menyukai dirinya. Tapi, Kinn tidak tau mengapa Porsche begitu tergila-gila padanya. Memangnya apa yang menarik darinya? Ia bahkan selalu bersikap dingin, dan mengabaikan Porsche setiap saat.

Aku tidak tau apa yang kau inginkan dariku, Porsche.. Tapi apakah benar kau menyukaiku?

Kinn menggelengkan kepalanya, dan mencoba menghapus pikiran yang tidak jelas di kepalanya. Ia pun ikut berbaring di samping Porsche, lalu memejamkan matanya karena ia sudah mengantuk. Dan saat Kinn terlelap, Porsche membuka matanya lalu memiringkan tubuhnya untuk melihat Kinn di sampingnya. Porsche melihat betapa indahnya pria yang ia kagumi ini, kulitnya yang putih mulus, hidungnya yang mancung, serta senyumnya yang sangat manis saat ia tersenyum.

Semuanya benar-benar membuat Porsche tergila-gila, dan sangat menginginkan Kinn menjadi miliknya. Apakah Porsche serakah? Atau kah Porsche terlalu memaksakan kehendaknya untuk memiliki, Kinn? Entahlah, intinya Porsche sangat menginginkan Kinn. Bukan hanya tubuhnya, tapi juga perasaan cinta yang belum sepenuhnya Porsche miliki.

Kau milikku, Kinn.. Kau milikku.

Porsche kemudian benar-benar terlelap, dan ia pun akhirnya tertidur bersama dengan Kinn di kamarnya.

~~

Gulf, dan Mew saat ini sedang berada di meja makan untuk sarapan pagi bersama. Kecanggungan sedang menyelimuti keduanya, karena Mew tersadar jika ia telah berhubungan intim dengan Gulf. Ia merutuki dirinya sendiri, karena terlalu mabuk tadi malam sehingga tidak bisa mengendalikan dirinya, bahkan ia begitu kelewatan sampai-sampai menggoda Gulf, dan memaksanya untuk berhubungan intim.

"Argh.." pekik Mew tertahan.

Gulf yang sedang menuang red wine ke dalam gelas di Bar Table menatap Mew yang berteriak. "Kenapa kau berteriak?"

Menatap Gulf, "T-tidak apa, aku.."

"Kau masih memikirkan kejadian tadi malam?"

"Tidak.."

Gulf tersenyum, lalu membawa gelas berisi Wine ke meja makan. "Tidak usah terlalu di pikirkan, aku tidak masalah selama orang itu adalah dirimu."

"Bukan begitu.. Hanya saja, aku ini pria.. Kau juga pria, lalu bagaimana.. Bagaimana bisa kita berdua?"

"Buktinya bisa kan?" menghela nafasnya, lalu mendekatkan dirinya pada Mew. "Tidak usah merasa buruk, banyak pria yang juga berhubungan dengan pria di luar sana. Mereka juga tidak masalah, dan terlihat begitu menikmatinya."

"Tapi aku bukan, gay.."

"Memangnya siapa yang bilang jika kau adalah, gay? Aku tidak ada bilang, lagi pula mau kau gay atau bukan.. Tidak akan ada yang melarang dirimu untuk melakukan seks dengan seorang pria, atau wanita."

Apa yang di katakan oleh Gulf ada benarnya, tidak ada yang akan melarang seseorang untuk berhubungan seks dengan pria atau pun wanita asalkan mereka sama-sama menikmatinya. Dan tadi malam, Mew benar-benar merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan selama ia hidup di dunia ini. Lagi, sepertinya Mew menginginkan hubungan seks lagi dengan Gulf, tapi ia sungguh malu karena ia bukanlah seorang gay.

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang