𝐁𝐚𝐛 𝟎𝟓 - 𝐌𝐞𝐧𝐝𝐞𝐤𝐚𝐭𝐢

1K 77 19
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

Porsche masih kesal karena khayalannya tadi malam, dan membuatnya tidak bisa tidur. Ia terpaksa melakukan solo di kamar mandi, namun tetap saja tidak dapat memuaskan dirinya karena ia terus terbayang-bayang wajah seksi Kinn di pikirannya.

"Argh.."

Brak!

Arm terkejut, karena tiba-tiba Porsche menggebrak meja dengan begitu kencangnya. Ia tidak tau mengapa Porsche terlihat sangat marah di pagi hari seperti ini, tapi sepertinya--ada hal yang membuat dirinya emosi.

"Tuan, anda tidak apa?"

"Sialan! Berani sekali dia memenuhi pikiranku, dan membuatku tidak tenang seperti ini."

"Dia siapa tuan?"

"Kinn sialan itu, dia pikir dia siapa karena berhasil memenuhi isi pikiranku."

Sekarang Arm mengerti, "Jadi karena tuan Kinn, tuan menjadi emosi seperti ini di pagi hari?"

"Ya, benar-benar sialan." umpat Porsche.

"Memangnya apa yang dia lakukan kepada tuan?"

"Diamlah! Aku tidak mau membahasnya. Semakin aku ingin membahasnya, maka semakin tersiksa diriku."

Arm diam, sesuai dengan perintah Porsche. Sementara Porsche, ia terus mengumpat dan melupakan sarapan paginya. Bahkan ia membiarkan makanan lezat di hadapannya yang sudah di hidangkan oleh pelayan Apartement, dan tidak menyentuhnya sama sekali. Rasanya sungguh mubazir karena membiarkan makanan seenak itu tidak di makan. Arm bahkan ingin memakannya, namun tidak bisa karena tidak mungkin ia mendahului Porsche.

"Oh ya, tentang kontrak tuan Aldrick. Kau sudah mendapatkannya bukan?"

Arm mengangguk, "Sudah tuan. Tuan Aldrick bersedia bekerjasama dengan perusahaan tuan, namun dia meminta syarat."

"Syarat? Apa itu?"

"Tuan Aldrick ingin saat dia berkunjung ke Italia, dia harus di manjakan dengan pelayanan yang luar biasa dari para bawahan tuan."

"Cih, pria itu benar-benar rakus. Tapi tidak masalah, katakan saja aku setuju dengan syarat yang dia berikan. Lalu saat dia ke Italia, dia akan kembali ke kampung halamannya dengan namanya saja, tapi tidak dirinya." Porsche menampilkan smrik Devilnya.

Arm mengerti maksud dari ucapan Porsche barusan. Ia pasti sudah merencakan hal yang sangat berbahaya, dan menyangkut nyawa seseorang. Yah, dia sudah tidak terkejut lagi mendengarkan ucapan Porsche yang mengerihkan seperti itu. Ia sudah terbiasa, karena Arm sudah bekerja dengan Porsche cukup lama dan menjadi tangan kanan kepercayaannya.

"Baik tuan, akan saya katakan padanya."

"Baiklah, aku ingin bersantai di kamarku."

"Makanannya tuan?"

"Kau saja yang habiskan, aku tidak lagi selera."

"Baik tuan."

Porsche kembali ke kamarnya, dan melewatkan sarapan paginya. Ia mengambil ponselnya, dan mencari nama Kinn disana. Tapi, dari mana Porsche mendapatkan nomor ponsel Kinn? Jangan lupakan Arm tangan kanan Porsche yang merupakan ahli IT, dan ia dapat meretas sistem internet mana pun dengan keahlian hakernya.

Tut..
Suara panggilan telepon terhubung.

📞 "Hallo.."

"Hallo, dengan tuan Kinn?"

📞 "Ya, saya sendiri. Maaf anda siapa?"

"Kau tidak mengenalku?"

📞 "Tidak, mungkin anda salah sambung."

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang