𝐁𝐚𝐛 𝟎𝟔 - 𝐄𝐧𝐭𝐚𝐡𝐥𝐚𝐡

997 74 37
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

Porsche, dan Kinn berada di dalam mobil karena udara di sekitar danau semakin dingin di tambah keduanya telah basah akibat masuk ke dalam danau. Karena takut Kinn akan demam, itu sebabnya keduanya sudah berada di dalam mobil untuk menghangatkan diri. Namun walau keduanya sudah berada di dalam mobil, dan Porsche menghidupkan penghangat ruangan. Rasa dingin di seluruh tubuh keduanya memang tidak bisa di hindari, mungkin karena mereka masih berada di sekitaran danau yang udaranya seperti berada di guyuran salju.

"Apa kau kedinginan?" tanya Porsche.

"Tidak."

"Jangan berbohong, Kinn. Kau menggigil."

"Aku bisa menahannya, sebaiknya cepat antar aku pulang."

"Baiklah akan ku antarkan kau pulang, tapi sebelum itu aku ingin membuatmu hangat terlebih dahulu."

"Tidak perlu, aku tidak membutuhkan kehangatan."

"Ayolah, Kinn.. Jangan keras kepala seperti ini, kau kedinginan. Tubuhmu menggigil, dan kau bisa sakit."

"....." Kinn hanya diam, dan mengabaikan omelan Porsche kepadanya.

Ia merasa tidak perduli dengan semua yang Porsche ucapkan, karena ia kedinginan juga akibat Porsche yang mendorongnya masuk ke dalam danau. Jika saja ia tidak di dorong ke dalam danau, mungkin Kinn tidak akan kedinginan seperti ini apa lagi udara di sekitar danau yang lembab serta berembun, membuat udara sekitar menjadi sangat dingin seperti berada di bawah hujan salju.

"Aku bantu menghangatkanmu ya?"

"Tidak perlu."

"Jangan bersikap dingin padaku, Kinn. Aku hanya ingin membantumu.."

Berulang kali Porsche membujuk, Kinn tetap saja menolaknya. Ia tidak mau di bantu Porsche, karena bisa saja Porsche kembali mengambil kesempatan seperti tadi saat ia di cium oleh Porsche. Ciuman itu masih menghantui pikirannya, dan entah mengapa tidak bisa hilang dengan mudah. Setiap kali mendengar suara Porsche, Kinn menjadi kesal dan ingin segera kembali ke rumahnya. Namun sayangnya ia tidak bisa kembali, karena Porsche yang membawanya ke danau ini. Dan Kinn tidak membawa mobilnya.

"Aku mau pulang."

"Akan ku antar kau pulang, tapi sebelum itu aku ingin menghangatkan tubuhmu terlebih dahulu."

"Aku bilang tidak perlu!"

"Kau perlu karena kau kedinginan, Kinn.."

Kinn keras kepala, Porsche pun sama. Kinn bersikap dingin, Porsche juga bisa bersikap dingin, namun untuk seorang Kinn. Entah mengapa sikap dingin Porsche tidak pernah bisa ia tampilkan, dan malahan sikap yang selalu ia perlihatkan kepada Kinn hanyalah sikap lembutnya. Ia tidak bisa mengabaikan Kinn, yang ada ia hanya terus bersikap lembut untuk mendapatkan perhatian Kinn tapi sayangnya Kinn tetap mengabaikan dirinya.

Keduanya lalu terdiam lama di dalam mobil, dalam keadaan tubuh yang masih basah. Penghangat di dalam mobil tidak cukup membuat keduanya hangat, di tambah cuaca di luar sepertinya begitu mendung dan akan turun hujan. Tingkat suhu udara di sekitar danau meningkat, dan hawa dingin menyeruak masuk ke dalam mobil menerpa tubuh keduanya yang basah.

"Ssttt.. Sial!" umpat Porsche, karena tubuhnya semakin dingin. Porsche lalu menatap Kinn yang hanya duduk diam di sampingnya. "Kinn kau tak apa?"

Tubuh Kinn mengigil hebat, "Dingin sekali."

"Kau mengigil." Porsche panik, "Cepat kemari, akan ku hangatkan tubuhmu."

"Bagaimana kau menghangatkanku? Penghangat di mobilmu saja tidak cukup membuat kita terasa hangat."

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang