𝐁𝐚𝐛 𝟐𝟕 - 𝐒𝐞𝐤𝐬

992 46 14
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

Porsche bukan tipe orang yang penyabar, dan tidak mudah marah. Ia selalu mudah terpancing emosi, apalagi jika berhubungan dengan adik tirinya Masimo. Ia juga tipe pria yang tidak suka jika miliknya, atau apapun yang ia sukai di sentuh oleh orang lain, karena jika disentuh oleh orang lain selain dirinya. Ia akan merasa jijik, dan lebih memilih untuk membuangnya. Tapi, saat bersama dengan Kinn.

Porsche harus lebih banyak bersabar, dan menerima semua perlakuan Kinn karena ia tidak ingin kehilangan Kinn. Ia sendiri bahkan tidak tau apa yang terjadi pada dirinya setelah bertemu, Kinn. Karena semenjak bertemu dengannya, ia menjadi sosok yang lebih penyayang, tidak mudah marah, dan penyabar. Namun semua itu hanya berlaku untuk Kinn seorang, dan jika untuk orang lain. Sikapnya yang kejam, dan suka menindas orang lain tetaplah sama.

Kesabaran, dan kebaikannya hanya berlaku untuk Kinn saja, pria yang menjadi obsesinya dan yang sangat ia sukai hingga rasanya Porsche tidak akan sanggup melihat Kinn di miliki oleh orang lain, hanya dirinya lah yang boleh memiliki Kinn. Hanya dia, bukan orang lain. Ia bahkan bersumpah dalam hatinya jika dirinya tidak bisa memiliki Kinn, maka orang lain pun tidak akan pernah bisa. Tidak akan, dan lebih baik Kinn mati di tangannya dari pada melihatnya menjadi milik orang lain, bahkan Masimo sekalipun.

"Kinn, dengarkan aku dulu.. Aku bisa jelaskan semuanya. Aku.. Aku akan jelaskan semuanya, apapun yang ingin kau dengar dariku." mohon Porsche, berharap Kinn mau mendengarkannya.

Kinn tertawa merehkan, "Dan kau pikir aku akan percaya dengan ucapanmu, jika aku memintamu untuk jujur? Iya, Porsche?"

"Percayalah padaku, jika kau ingin aku jujur.. Aku akan jujur, aku tidak akan berbohong padamu lagi.. Aku mohon, Kinn.. Maafkan aku."

Tap, tap, tap..

Kinn berjalan dengan langkah cepat, dan langsung menyerang Porsche.

Bruk!

Porsche jatuh ke lantai, dan Kinn langsung mengukung tubuhnya dengan posisinya di atas Porsche. Kinn kembali mencekik leher Porsche dengan penuh emosi, dan membuat Porsche kesakitan. Ia benar-benar marah kepada Porsche, karena pria bajingan ini sudah menipunya dan menyuntikan barang haram yang sangat ia benci ke dalam tubuhnya. Ingin rasanya ia segera membunuh Porsche, karena emosi yang meluap-luap membuatnya kehilangan akal.

"Ukh! Ki-kinn.." lirih Porsche.

"Kau bajingan! Kurang ajar.."

Greb,

Kinn terkejut, saat tangannya yang hendak memukul Porsche dihentikan oleh tangan Porsche yang berhasil lepas dari kurungannya. Porsche kemudian dengan sekuat tenaga menarik tangan Kinn, lalu mengubah posisi mereka menjadi Porsche di atas Kinn. Porsche menarik tangan Kinn yang satunya lagi, sehingga kini kedua tangan Kinn berada atas kepalanya, dan di cengkram dengan kuat oleh Porsche sehingga membuatnya tidak bisa bergerak, mewalan Porsche.

"Ugh.. Lepaskan!"

"Huftt, jujur saja aku ingin melepaskanmu sayang.. Tapi maafkan aku, aku tidak bisa melepasmu karena kau terus berusaha untuk menghajar diriku."

"Kau pantas mendapatkannya!" teriak Kinn.

Mengangguk patuh, "Ya, ya, ya.. Aku memang pantas, jadi aku minta maaf karena sudah berbohong padamu. Tapi, sungguh hanya itu kebohonganku padamu sayangku.." mendekatkan wajahnya di telinga Kinn lalu berbisik. "..jadi jangan marah ya sayang?" bisik Porsche di telinga Kinn sehingga membuat sang empuh mengerang.

"Ahhh.." desah Kinn, lalu ia tersadar karena mendesah akibat sapuan nafas Porsche di lehernya, dan langsung mengumpat. "Sialan kau, Porsche! Pria bajingan!! Lepaskan aku.." Kinn memberontak.

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang