𝐁𝐚𝐛 𝟎𝟗 - 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢

823 66 22
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

"Tuan,"

"Arm, sejak kapan kau di luar sini?"

"Sudah sejak tadi tuan, saya menunggu tuan keluar."

"Menungguku? Kenapa tidak masuk, dan memanggilku?"

"Tadi memang saya hendak memanggil tuan di dalam, tapi saat saya membuka pintu kamarnya.. Saya melihat tuan Kinn sudah bangun, dan membiarkan tuan menggengam tangannya terus. Jadi saya tidak mau mengganggu."

"Benarkah?"

Arm mengangguk, "Benar, tuan."

Porsche tidak menyangka jika tadi Kinn terbangun, dan membiarkan dirinya menggengam tangannya. Ia juga terlalu lelah, dan merasa sedikit pusing karena pakaian yang di gunakannya basah, jadi ia sedikit merasa demam. Dan ketika ia terbangun, ternyata hari sudah malam dan ia harus segera kembali ke Apartementnya.

"Lalu kenapa kau memanggilku?"

"Tadi Dokter Mew bilang jika ia akan pulang terlambat, jadi jika bisa tuan di minta untuk menunggu tuan Kinn bangun."

Porsche mengintip Kinn dari pintu kamarnya, "Dia baik-baik saja, sebaiknya kita pulang."

"Apakah tidak apa jika kita meninggalkan tuan Kinn?"

"Ada bibi Luo yang menjaganya, aku khawatir jika kita tetap disini sampai dia bangun nanti. Dia akan semakin marah denganku, jadi lebih baik kita pulang."

Arm mengangguk, lalu ia dan Porsche keluar dari rumah Kinn untuk kembali ke Apartementnya. Sebelum pulang Porsche meminta Bibi Luo untuk melihat-lihat Kinn, dan memastikan jika Kinn tidak akan di tinggal-tinggal oleh Bibi Luo. Bibi Luo mengerti, dan akan memperhatikan Kinn sampai ia bangun. Setelah itu, Porsche dan Arm kembali ke Apartement dengan segera, di tambah kepala Porsche sudah mulai berdenyut karena tubuhnya mulai terasa tidak enak.

Setelah Porsche pergi, Kinn bangun dan keluar dari kamarnya. Bibi Luo yang melihat Kinn bangun, lalu turun ke anak tangga seketika berteriak karena panik. Tapi bukannya berhenti, Kinn terus melanjutkan dirinya turun melewati anak tangga untuk ke lantai satu. Kinn lalu menyuruh bibi Luo untuk diam sejenak, karena telinga Kinn terasa sakit akibat teriakan Bibi Luo.

"Mereka sudah pergi?"

"S-sudah tuan."

"Baguslah.." Kinn mengambil sebuah roti di atas meja makan, lalu kembali ke kamarnya.

Ia sudah baik-baik saja, dan sepertinya ia sudah bisa beraktivitas seperti biasanya lagi. Dan pukul sepuluh malam, akhirnya Mew pulang dari pekerjaannya. Ia melihat Kinn yang sedang asyik menonton televisi, sambil memakan kue yang berada di dalam toples.

"Kinn.."

Menatap sang kakak, "Phi sudah pulang?"

"Astaga, Kinn.. Apa yang kau lakukan disini?"

"Apa Phi tidak lihat aku sedang apa?"

"Ya, Phi tau.. Tapi kau masih sakit, kembali ke kamarmu sekarang. Kau tidak boleh tidur terlalu larut."

"Aku baik-baik saja, Phi.. Tenang saja."

"Kinn.."

Kinn memutarkan bola matanya malas, karena jika ia tidak menuruti perintah kakaknya. Ia pasti akan di ceramahi terus menerus, dan di larang segala hal oleh Mew. Ia pun menaruh kembali toples kue yang ia pegang, lalu berdiri untuk kembali ke kamarnya.

"Kau sudah berterimakasih pada, Porsche?" tanya Mew.

Kinn berhenti, "Kenapa aku harus berterimakasih?"

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang