𝐁𝐚𝐛 𝟎𝟏 - 𝐀𝐦𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚

2.1K 108 10
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

Dor..

Dor..

Suara tembakan menggema di seluruh ruangan yang lembab, dan becek. Genangan air dimana-mana, namun bukannya air seharusnya berwarna putih bening. Air yang mengalir ini malah berwarna merah pekat, dan kental. Bau amis menyerbak di seluruh ruangan, dan pemandangan yang sangat menjijikkan terpampang dengan nyata di seluruh ruangan tersebut.

Organ-organ dalam manusia berceceran di lantai, mulai dari mata, bagian hati, dan jantung terkumpul menjadi satu di lantai yang kumuh tersebut. Entah sudah berapa banyak manusia yang di habisi oleh seseorang tersebut, namun ia tidak enggan untuk berhenti menghabisi manusia yang menurutnya tidak layak untuk tetap hidup.

"Huh.. Berapa lagi sisanya?"

Menatap beberapa orang yang ketakutan, "Tersisa lima orang lagi, tuan."

"Aish.." mengeratkan giginya kesal, "Sialan! Lama-lama aku bosan juga jika harus membunuh orang-orang menjijikan seperti mereka." menatap tangan kanannya, "Arm, kau saja yang melanjutkan. Aku mau istirahat, dan membersihkan diri."

"Tapi, tuan.."

"Tidak ada penolakan, Arm.. Kau tidak lihat diriku ini?" menunjukan seluruh pakaian yang ia kenakan yang di penuhi oleh darah segar. "Apa kau tidak merasa jijik melihatnya?"

"Tidak, tuan."

Menatap kesal ke arah, Arm. "Kau menyebalkan. Sudahlah, aku tidak perduli lagi. Kau, kau yang harus menyelesaikan semuanya. Aku akan kembali ke dalam, dan membersihkan diriku."

Karena tidak bisa menolak, akhirnya Arm mengangguk menerima perintah dari bosnya itu. Setelah Arm setuju, pria yang di kenal sebagai psychopat gila berdarah dingin itu akhrinya meninggalkan penjara bawah tanah yang terletak jauh di bawah Mansion pribadinya. Pria yang selalu di segani, dan di takuti oleh seluruh masyarakat Itali itu akhirnya merasa lelah setelah membunuh beberapa orang yang di kirimkan oleh musuh terbesarnya.

Pria itu adalah Porsche Prachara Kittisawad. Ketua Gangster, sekaligus Pemimpin Mafia yang di sebut The Phoenix sekaligus pengusaha muda terkenal di Italia. Porsche masuk ke dalam kamarnya, lalu menghidupkan shower mandinya dan membasahi seluruh tubuh indahnya yang berbentuk. Air yang mengalir di seluruh tubuhnya terasa begitu menyegarkan, dan membuat tubuhnya kembali fresh setelah lelah menghukum mata-mata di penjara tadi.

Selesai membersihkan diri, Porsche keluar mengenakan piyama mandinya dan langsung mendudukan diri di luar balkon. Disana para pelayan sudah besiap untuk melayani Porsche, dan sudah membawakan beberapa makanan serta kopi hangat untuk di nikmati. Porsche duduk di kursi yang sudah di sediakan, lalu mengambil buku yang ada di meja kecil di hadapannya. Ia membuka buku tersebut, dan mulai membacanya dengan serius.

Ia fokus membaca buku yang ia pegang, sambil sesekali menyeruput kopi hangat yang nikmat. Angin malam yang segar menerpa tubuhnya membuat dirinya menjadi semakin fresh, dan bertenaga. Cukup lama Porsche berada di luar balkon, Arm pun datang dan menghampiri dirinya di balkon.

"Kau sudah selesai?"

Arm mengangguk, "Sudah, tuan."

Porsche melirik Arm sekilas, lalu kembali fokus pada buku yang ia pegang. "Kau sudah membersihkan diri?"

"Sudah tuan, semuanya sudah beres. Anda tidak perlu khawatir lagi."

"Good, kau memang bisa di andalkan. So.. Kenapa kau kemari?"

"Saya ingin memberitahu tentang jadwal tuan."

"Ah.." Porsche menutup buku yang ia baca, lalu meletakannya di meja. Ia meraih kopi hangatnya, lalu menatap Arm sambil menikmati secangkir kopi miliknya. "Jadi apa jadwalku untuk besok?"

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang