𝐁𝐚𝐛 𝟐𝟐 - 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐲

672 47 6
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

Porsche, dan Kinn turun dari kamar Porsche yang berada di lantai 2. Sampai di lantai 1, keduanya langsung menuju ruang makan untuk sarapan pagi bersama dengan yang lainnya. Ternyata di meja makan sudah berkumpul Vegas, Arm, dan juga Pete asisten pribadi Kinn yang ikut dengan Kinn ke Italia.

"Pete.."

"Presdir, anda baik-baik saja?"

"Ya, aku baik.." Kinn duduk di kursi yang sudah di tarik oleh Porsche untuk ia duduki. "Oh iya, bagaimana kemarin? Apa kau nyaman berkeliling disini?"

"Cukup nyaman Presdir, apalagi ditemani oleh Vegas."

Blush..

Mendengar namanya disebut oleh Pete, seketika Vegas merasa tersipu dan tanpa sadar pipinya dipenuhi oleh semburat merah seperti kepiting rebus. Pete yang menyadari hal itu hanya bisa tersenyum, dan merasa senang karena membuat Vegas tersipu malu seperti seekor kucing betina.

"Artinya kalian sudah cukup dekat?" tanya Porsche.

"T-tidak terlalu tuan, hanya saja.. Karena sejak kemarin saya bersama dengannya, jadi mungkin kami terlihat dekat sekarang."

Mengangguk, "Oh.. Begitu."

Vegas benar-benar tersipu, apalagi kini Porsche penasaran dengan kedekatan keduanya yang baru kemarin saling mengenal. Tapi jujur saja sejak mengenal satu sama lain, entah mengapa saat sedang tidur ia memimpikan sosok Pete, bahkan ia yang jarang sekali manstrubasi karena seseorang. Pagi tadi setelah bangun Vegas harus ke kamar mandi, dan melakukan manstrubasi hingga ia klimaks.

"Porsche Prachara Kittisawad!!"

Porsche, Kinn, Vegas, Pete, dan juga Arm seketika terlonjak kaget sambil menutupi telinga mereka yang terasa sakit akibat teriakan seseorang di dalam Mansion yang membuat suaranya menggema diseluruh ruangan. Suara jeritan itu berasal dari orang yang sangat Porsche kenal, dan begitu menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan teman seperjuangannya, Gulf Kanawut. Dia datang ke Mansion Porsche dalam keadaan emosi yang menggebu-gebu marah terhadap temannya itu.

"Astaga, Gulf. Tidak bisakah kau memanggil namaku tanpa berteriak?" kesal Porsche.

"TIDAK! Aku tidak bisa jika tidak berteriak, karena aku sangat kesal denganmu!"

Porsche memejamkan matanya berulang kali karena Gulf yang terus berteriak di hadapan wajahnya, bahkan Gulf tak segan-segan memuncratkan air liurnya di wajah Porsche karena sangking kesalnya terhadap temannya itu. Ia berkanca tangannya di pinggang, sambil menatap tajam Porsche yang masih bersikap tenang di kursinya. Sedangkan Vegas, dan Arm terlihat sangat terkejut melihat sikap Gulf terhadap Porsche. Tak berbeda dengan Vegas, dan Arm. Pete, dan Kinn juga tak kalah terkejut melihat pertengkaran kedua sahabat itu.

"Tenanglah, Gulf.. Lagi pula apa yang telah aku lakukan padamu, sampai-sampai kau sangat kesal padaku?" tanya Porsche penasaran.

"Kau tanya apa yang kau lakukan? Banyak! Banyak sekali, bahkan sampai rasanya aku tidak sanggup memaafkan dirimu sialan!" umpat Gulf.

Mengerutkan keningnya, "Memangnya apa yang ku lakukan? Katakan padaku."

"Oho.. Kau masih belum sadar ya?"

Srek.

Gulf menarik kerah baju yang dikenakan oleh Porsche dengan kuat. "Eugh.. Gulf, apa yang kau lakukan?"

"Dengar sialan, gara-gara dirimu tidak mengangkat, dan membalas pesan yang ku kirim sejak kemarin aku menjadi hampir gila!" teriak Gulf, lalu setelahnya wajahnya berubah hampir menangis. "Argh.. Sialan, kau tau aku tidak bisa melihat orang yang kusuka menangis, hiks.. Tapi gara-gara kau.. Gara-gara kau Mew menangis, dan aku frustasi!"

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang