02

2.1K 123 5
                                    

Happy reading!!!



Dimalam yang sejuk, dengan sepoi-sepoi angin yang dingin, dengan bintang bintang dan bulan yang menerangi malam yang gelap. Terdapat 2 lelaki yang berbeda tinggi dan postur tubuhnya yang sedang berjalan jalan dengan tangan yang terus saling menggenggam satu sama lain.

"Seneng?" Tanya Alaska sambil menatap Marvin. Sang bottom mengangguk dengan cepat, dengan senyuman yang lebar.

"Akaa, ayo kita pergi ke pasar malam yang kayak waktu kita masih pacaran." Usul Marvin.

Tanpa berlama lama, Alaska langsung menggangguk. "Ayo!" Jawabnya dengan semangat.

















Pasar malam ><
"Waahh!!" Mata Marvin berbinar, melihat begitu banyak sekali wahana. Tangannya mengatup, mulutnya menganga kagum, kepalanya mendongak. Wah, bahagia sekali dia.

Alaska yang berada disampingnya menatap gemas. Tangannya memeluk pinggang sempit sang istri. Kakinya menuntun jalan, agar mereka dapat mencoba segala wahana.

"Akaa!! Ayo kesana!" Tunjuknya pada salah satu wahana rumah hantu. Alaska melotot tak percaya.

"Jangan, nanti kamu takut." Cegah Alaska hanya mencoba agar Marvin tidak memasuki rumah hantu tersebut.

"Aaa, gak mau!! Aku mau ke rumah hantu!" Marvin benar benar keras kepala. Dia benar benar ingin memasuki rumah hantu tersebut, walaupun ia tau jika dia takut dengan hantu.

"Sayang, nanti kamu gak bisa tidur. Ayo main yang lain, ya?" Ucap Alaska yang masih bersabar dan mencoba memberi pengertian kepada Marvin juga mencoba membujuk Marvin.

Marvin tetaplah Marvin, si anak keras kepala. Mau dibujuk seperti apapun, tidak akan merubah apapun keputusannya. Benar benar keras kepala.

"Kalo aku gak bisa tidur, kan ada kamu." Ucap Marvin dengan enteng kek balon. Alaska hanya menghela nafas menghadapi istrinya ini.

"Aku mau balik kerja lagi." Ucap Alaska dengan nada yang masih lembut dan bersabar.

"Ya udah! Terserah!" Ucap Marvin dengan kesal. Kakinya dia hentakkan dengan kasar dan keras, wajahnya benar benar terlihat kesal dan marah.

Marvin menjauhi Alaska dan meninggalkan Alaska sendirian didekat rumah hantu tersebut. Alaska pun memutuskan untuk mengejar Sang istri.

…⁠ᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷ

"Sayang." Panggil Alaska pada Marvin, namun Marvin tetap diam dan enggan menjawab panggilan Alaska.

"Ya udah, ayo kita ke rumah hantu" putus Alaska yang berhasil membuat Marvin menoleh dengan senang.

"Serius?!" Tanya Marvin dengan nada riang dan tak percaya. Alaska hanya mengangguk dan disambut sorakan bahagia dari Marvin.

"Ya udah, ayok!" Tangan Marvin menarik kuat tangan Alaska. Kakinya berlari dengan cepat kearah rumah hantu itu. Alaska hanya mengikuti langkah kaki Marvin yang dianggap kecil itu.







Rumah hantu.
Alaska dan Marvin sudah memasuki rumah hantu tersebut. Alaska merasakan sebuah tangan yang melingkar kuat pada lengannya itu.

"Aka, aku takut." Ucap Marvin sambil memeluk kuat lengan Alaska.

"Jangan takut, kan ada aku." Balas Alaska sambil terus menenangkan Sang istri agar tidak takut.

"Dibilangin juga apa." Ucap Alaska pada dirinya sendiri.


Saat sedang berjalan, tiba tiba mereka dikagetkan dengan seorang hantu.

"Ciluk, ba!!" Ucap seseorang yang berkostum hantu. Marvin yang dikejutkan oleh hantu itu, berteriak ketakutan. Bahkan, Marvin ingin menangis akibat ketakutan.

Dengan sigap, Alaska menggendong tubuh Marvin dan membawa Marvin yang sudah ketakutan dan menangis didalam dekapannya.







~⁠>⁠'⁠)⁠~⁠~⁠~






"Marvin takut, Aka." Ucap Marvin dengan berlinang air mata dan isakan.

Tangan Alaska mengelus lembut surai Marvin, "Kan aku udah bilang. Kamu pasti bakal ketakutan. Kamu ngeyel, sih."

Marvin memeluk erat tubuh Alaska, sambil terisak Marvin meminta maaf pada Alaska. "Maafin Marvin, Aka. Nanti Marvin gak nakal lagi." Alaska membalas pelukan Marvin, dengan lembut ia usap punggung Istri tercintanya itu.

"Beneran, ya?" Balas Alaska yang mencoba meyakinkan dirinya sendiri akan ucapan yang dilontarkan Istrinya itu.

"Iya ... Nanti Marvin gak nakal lagi." Ucap Marvin yang mengulangi perkataannya.

"Ya udah, ayo bobo." Ajak Alaska yang dibalas gelengan dari Marvin.

"Marvin takut mau bobo, nanti takut mimpi buruk." Ucap Marvin yang suaranya terendam, karena dia masih memeluk erat tubuh Alaska.

"Kan ada aku." Ucap Alaska yang mencoba menenangkan Istrinya agar tidak merasa takut kembali.


15 menit sudah berlalu. Akhirnya Alaska dapat menenangkan Sang istri dan membuatnya tertidur.

Alaska menatap Marvin dengan penuh cinta dan kasih sayang. Dielusnya wajah dan rambut Marvin dengan pelan dan lembut.

"Saya benar benar bersyukur memiliki Istri seperti kamu, Marvin. Tidak pernah terbayangkan, saya akan secinta ini sama kamu. Saya benar benar cinta dan tergila gila akan kamu." Monolognya pada diri sendiri.

"Saya mencintai kamu, Marvin" Alaska mendaratkan kecupan singkat di bibir mungil milik Marvin. Ada pergerakan sedikit dari Sang pemilik bibir tersebut. Alaska hanya terkekeh kecil, lalu pergi dari kamarnya untuk melanjutkan pekerjaannya.







Maaf ya guys, aku aku baru upload. Kemaren kemaren tuh sibuk pake banget. Aku juga perlu ngejar pelajaran, soalnya selama aku sekolah tuh full latihan paskibra doang :)

Entar setelah semua tugas dan pelajaran udah sama kayak yang lain. Aku pasti rajin kok.

Makasih ya, yang udah mau dukung Alaska sampe sekarang. Bener bener sayanggg banget sama kaliaann💗💗

Sehat sehat selalu kakak kakak yang cancii dan gantengg

ALASKA (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang