04

1.6K 81 2
                                    

Happy reading!!!!


Alaska dibuat heran dengan tingkah Marvin yang tidak seperti biasanya di pagi hari. Biasanya, Marvin akan membuatkan dia sarapan dan berceloteh panjang lebar kali bagi.

Alaska mencoba mengingat kejadian kejadian yang membuat Marvin kesal. Namun, jika diingat kembali, kejadian itu sudah sangat lama. Sekitar beberapa hari yang lalu.

"Sayang." Panggil Alaska kepada Sang istri.

Marvin yang sedang menyeduh, merasa namanya dipanggil pun dia menoleh kebelakang. "Kenapa?" Tanya Marvin.

"Kamu kenapa?" Tanya balik Alaska yang membuat kerutan dan tautan alis Marvin.

"Maksudnya?" Tanya Marvin tak paham dengan pertanyaan Alaska.

"Kamu kenapa, kok daritadi diem. Kamu gak mau buatin aku sarapan?" Ucap Alaska dengan pertanyaan yang dibuat sehati - hati mungkin, agar Marvin tidak merasa tersinggung atau marah.

"Oh iya, aku lupa. Maaf." Ucap Marvin, yang langsung mengambil celemeknya, lalu membuatkan sarapan untuk Alaska.

Alaska yang melihat tingkah laku istrinya hanya bisa menatap sendu. Alaska yakin, pasti ada yang ditutupi dari Marvin. Namun, mau bagaimana lagi? Alaska tidak bisa memaksa Marvin.
















"Hey-yo, bro!" Ucap seorang laki laki yang tak kalah bertubuh tinggi yang sedang bertos-ria dengan teman temannya.

"Gimana sama kabar kalian?" Tanya laki laki lain yang bertubuh kecil, namun tetap terlihat cantik.

"Baik, kita berdua baik. Kalian gimana?" Tanya Alaska.

"Kita berdua juga baik, Ka" jawab laki laki yang bertubuh tinggi itu.

"Oh ya, Reks, dimana Alice?" Tanya Marvin kepada temannya. Ya, dia Reksa dan Jex. Kalian ingat?

"Ada sama Bi Endah." Jawab Jex. Sedangkan Marvin dan Alaska hanya ber-oh-ria saja.

"Gua mau ketemu, dong!" Ujar Marvin dengan semangat. Entahlah, Marvin sangat sangat semangat bertemu dengan Alice. Anak angkat dari Reksa dan Jex.

1 tahun sebelum Alaska melamar Marvin, Reksa sudah terlebih dahulu melamar Jex dan menikah.

Kebahagiaan mereka semakin membesar, ketika mereka berdua tak sengaja bertemu dengan Alice yang sedang disiks* oleh 2 orang yang bertubuh kekar.

Sejak saat itulah, Reksa dan Jex mengangkat Alice sebagai anak mereka. Walaupun hanyalah anak angkat, tapi mereka berdua sangat menyayangi Alice.

"Alice!!!" Pekik Marvin dengan senang. Alice yang mengenali suara Marvin, dia pun menoleh dan berlari kearah Marvin.

"Alice kangen sama papap?" Tanya Marvin pada Alice yang sudah masuk kedalam gendongannya.

"Ita! Elic ceneng cetemu papap!" Ujar Alice yang tak kalah senang. (Iya! Alice seneng ketemu papap)

Fyi : papap adalah sebutan sayang dari Alice untuk Marvin. Alice sudah menganggap Marvin dan Alaska seperti orang tua keduanya, setelah Reksa dan Jex. Maka dari itu, Alice menyebut Marvin adalah papap dan Alaska dengan sebutan dadad.

Sedangkan, untuk Reksa dan Jex. Alice memanggil mereka dengan sebutan daddy dan papi.

"Bi, saya ajak Alice kesana dulu ya?" Ucap Marvin dengan santun. Dia menunjuk salah satu taman yang berada tepat disamping cafe yang dia pijak.

"Oh, silahkan den. Mau saya antar atau saya jagain?" Tanya bi Endah dengan santun juga.

"Tidak usah, bi. Tidak apa apa, nanti keperluan Alice biar saya saja. Bi Endah duduk saja, pesan saja makanan yang ingin bibi makan. Nanti biar saya yang bayar." Ucap Marvin panjang lebar. Bi Endah hanya mengangguk lalu mengucapkan terimakasih. Lalu Marvin pergi bersama Alice untuk pergi ke taman.

"Huwaaa!! Baguc cekali papap!" Pekik Alice dengan riang. Tangan mungilnya bertepuk tangan dengan semangat sekali. Marvin hanya tersenyum manis melihat Alice yang menggemaskan. (Huwaaa!! Bagus sekali papap!"

"Alice suka?" Tanya Marvin dengan sesekali mengecup pipi mungil dan gembul Alice.

"Ita, Elic cuka cekali!" Jawab si mungil dengan mata yang berbinar binar. (Iya, Alice suka sekali!)

"Alice mau main apa?" Tanyanya pada si mungil yang sendari tadi banyak bertingkah dalam gendongannya.

"Eum, mau itu!" Tunjuknya pada sebuah mainan perosotan yang didesain untuk anak kecil.

"Ya udah, ayok!" Marvin dan Alice benar benar sangat senang dan bersemangat dalam bermain perosotan. Suara riang gembira, keluar dari mulut mungil Alice. Tawa dan candaan, terdengar dari suara Alice dan Marvin.


______________


"Gua juga gak paham, kenapa Marvin aneh." Balas Alaska dengan sendu. Sungguh, jika diingat ingat, Alaska merasa sedih dengan perubahan Marvin.

"Posthink aja, siapa tau dia lagi kenapa gitu." Sahut Jex yang mencoba ber-posthink dengan kejadian tadi pagi yang diceritakan Alaska.

"Gimana kalo dia tiba tiba bosen sama gua?" Tanya Alaska yang semakin mendramatisir. Sontak saja, kepalanya langsung mendapat geplakan keras dari temannya.

"Gak usah mikir aneh aneh lu, Ka!" Cerca Reksa yang kesal dengan drama yang dibuat Alaska.

"Gua bukannya mikir aneh aneh, bangsat! Tapi, lu dengerkan sama yang gua ceritain tadi!" Sungut Alaska dengan kesal. Tangannya mengelus pelan kepalanya yang sempat digeplak sama Reksa.

"Gua denger, anjing! Tapi coba aja lu posthink! Heran dah gua." Umpat Reksa yang terus menerus dia lontarkan untuk Alaska.

Alaska menelusupkan wajahnya kedalam lipatan sikunya. Entah mau menangis atau merasa sedih saja. Hanya perkara Marvin bersikap aneh saat tadi pagi saja, sudah membuat Alaska overthinking.

"Btw, Marvin kemana dah?" Tanya Jex yang menyadari jika Marvin belum terlihat batang hidungnya.

"Tau dah, tadi dia pergi ketemu Bi Endah kan? Palingan sama Bi Endah." Sahut Reksa.

Kebetulan sekali, Bi Endah datang menuju mereka. "Bi, liat Marvin sama Alice?" Tanya Reksa yang dibalas anggukan dari Bi Endah. "Liat den, tadi kata den Marvin dia mau ngajak nona Alice pergi ke taman yang disebelah cafe." Jelas Bi Endah panjang Lebar.

"Ooh, oke makasih bi." Ucap Alaska yang berterimakasih telah dijelaskan kemana istrinya berada.








Haloo semuaa!!! Maap yak jarang upload. Sibuk pol sama sekolah, hehehe. Nih, aku double update. Semoga suka yaaa.

Jaga kesehatan selalu❤️❤️

ALASKA (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang