15

829 37 16
                                    

Haiiii! Happy reading!







Sekarang hanya ada satu kegiatan, yaitu rebahan dengan, ya ... Mungkin seperti cacing kepanasan (?)

Benar benar tidak bisa diam. Marvin tiba tiba berhenti dari kegiatan tak jelasnya. Tiba tiba ingin sekali makan nasi uduk.

Tapi, yang membuat nasi uduk tersebut adalah Alaska. Marvin segera mengambil ponselnya, menghubungi Alaska dan tak lama Alaska pun menjawab panggilan telfon.

'kenapa sayang?' tanya Alaska.

'aku mau ...-' ucapan Marvin terpotong, dia bimbang harus memberitahu Alaska atau tidak.

'suami aku yang cantik mau apa, hm?'

Sintiiinggggg, Akaaaa suara lu berdamage sekaleeehhhhh. Gila, bisa meleleh gua kalo gini ceritanya. Batin Marvin.

'sayang, kamu gapapa?!' Marvin tersadar dari lamunannya. Terlihat dari suara Alaska yang begitu mengkhawatirkan Marvin.

'aku gapapa, Aka. Aku cuman mau kamu bikinin aku nasi uduk. Bisa gak?' tanya Marvin.

'ya udah, aku langsung pulang ya? Nanti aku bikinin nasi uduk yang kamu mau.' pekikan kegirangan terdengar dari sebrang telfon. Alaska tersenyum tipis, dia bahagia jika Marvin bahagia.

Panggilan telfon dimatikan, Alaska segera bersiap untuk membereskan segala pekerjaan kantornya.

Dia menghubungi Aksa untuk ijin pulang, karena Marvin ngidam ingin nasi uduk. Aksa tak mempermasalahkan, toh yang ngidam adalah menantu kesayangan.

…⁠ᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷ

Alaska sudah kembali, Marvin menyambut kedatangan Alaska dengan sangat riang. Dia bahagia, akhirnya Alaska dapat kembali pulang.

Marvin memeluk Alaska dengan sangat erat. Alaska pun membalas pelukan hangat tersebut dengan erat juga.

Namun, perasaan apa ini? Marvin tiba tiba merasa ... Tidak nyaman. Sinting, masa gua tiba tiba bosen lagi sama Aka?! Jangan gila deh Vin. Nyari mati aja lu! Batinnya, yang mencoba menyadarkan kesadarannya yang benar benar sudah low.

Alaska melepas pelukan mereka, kemudian dia mengajak Marvin untuk duduk di ruang makan. Sedangkan Alaska, dia pergi ke dapur untuk membuat nasi uduk.

Sejujurnya ini first time Alaska membuat nasi uduk. But, it's okay. Alaska bakal lakuin apapun demi Marvin dan baby mereka.

Alaska membuka youtube, kemudian mencari tutorial cara membuat nasi uduk.

Dengan telaten, pelan, namun pasti Alaska membuat nasi uduk dengan sepenuh hati dan jiwa juga raga. Rada alay dikit yak, haha.

Setelah selesai membuat nasi uduk, Alaska membawa sepiring nasi uduk dengan lauk pauk yang mengisi dan menghiasi nasi uduk.

Marvin menatap dengan berbinar binar, dia mencium aroma yang sangat sangat sangat wangi sekali. Perutnya langsung keroncongan, ah bukan, pasti baby yang keroncongan.

Dengan lahap Marvin memakan nasi uduk buatan Alaska. Begitu lahap hingga tak tersisa. Dia bahagia, akhirnya ngidamnya kesampaian.

Tak akan habis pikir jika ngidamnya tak kesampaian. Mungkin akan bersedih?

"Makasih ya, Aka. Aku seneng seneng seneng banget, akhirnya bisa makan nasi uduk. Nyum nyum! Jempol 2000 buat kamu!" Ujar Marvin disela selanya, dia beri cengiran dan tawa kecil.

Alaska hanya terkekeh, dia bahagia jika Marvin bahagia. Hidupnya hanya untuk membuat Marvin bahagia, hanya itu saja.





4 bulan telah berlalu, segala suka maupun duka akan kehamilan Marvin telah mereka lewati bersama sama.

Sekarang Marvin sudah hamil yang ke empat bulan. Perutnya sudah terlihat membesar, namun ....

"Sayang, ayo makan!" Ajak Alaska yang sudah selesai memasak sarapan.

Marvin yang sedang asik mengobrol dengan temannya, berdecak kesal karena panggilan Alaska.

'Vin, dia beneran suami lu?' tanya temannya yang seakan meragukan Alaska.

'Hm.' balas Marvin tak minat.

'Anjir, sorry ya ... Tapi Alaska kek udah om om. Mending lu mepetin Dimas aja, gans coy!' ujar temannya dengan bersemangat.

'Emang kek gimana sih?' tanya Marvin lagi. Dia bingung saja, memang selama 4 bulan ini, perubahan apa yang sudah Dimas lewati.

'Bentar, nanti gua kirim fotonya. Asliii, lu pasti klepek-klepek dehh!!!' ujar temannya dengan semangat.

'Siyappp!!' balas Marvin tak kalah semangat. Entah apa yang terjadi, tapi jika sudah menyangkut Dinas, seolah ini adalah magnet untuk menarik Marvin kedalam pelukan Dimas.

"Sayang, kok kamu gak dateng dateng? Kamu masih nelfonan sama temen kamu?" tanya Alaska yang tiba tiba saja muncul dari belakang Marvin.

Marvin yang terkejut, langsung memasang wajah biasa saja. Jujur, dia benar benar sudah bosan dengan Alaska. Tidak ada hal yang menarik pada diri Alaska lagi.

"Eum, iya ... Ini udah selesai juga, kok. Aku turun ke bawah." Ujar Marvin. Alaska mengangguk.

"Ya udah, ayok!" Ajak Alaska dengan bersemangat. Diambilnya tangan kiri Marvin, digenggam dengan erat sembari menarik Marvin kecil.






Oke Marvin, cukup tewe aja aku mah :)

Hehehe, ada yang kesel kah sama Marvin? Utarakan aja kalo ada yang kesel, mwehehehehe.

Maap yak, udah bikin kesel :)

ALASKA (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang